respon fisiologis gerak ikan, serta kualitas air yaitu DO, CO
2
, TAN dan pH. Size ikan yang terbaik kemudian dipilih untuk dijadikan bahan uji pada penelitian
utama.
3.3.3 Penelitian utama Tujuan penelitian utama adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
perubahan kondisi fisiologis ikan mas dibawah kondisi suhu lingkungan yang berbeda. Sebanyak 6 buah akuarium berukuran 5 liter diisi air yang telah
diendapkan selama 1 hari masing-masing 3 liter. Kemudian akuarium tersebut diberi ikan sebanyak 4 ekor size 4 dengan perlakuan berbeda-beda. Perlakuan
tersebut diantaranya kontrol atau pemberian suhu ruang 27
o
C, pemberian suhu dingin 15
o
C, dan pemberian suhu hangat 35
o
C. Perlakuan perbedaaan suhu ini dilakukan secara bertahap dengan perubahan suhu ± 2
o
C setiap 5 menit hingga mencapai suhu target. Perubahan suhu pada perlakuan suhu dingin dimulai dari
suhu 25
o
C hingga mencapai suhu 15
o
C yang tercapai pada menit ke-20. Perubahan suhu pada perlakuan suhu hangat dimulai dari suhu 29
o
C hingga mencapai suhu 35
o
C yang tercapai pada menit ke-15. Ikan diamati setiap 30 menit sekali hingga dua jam. Pengamatan tersebut meliputi respon fisiologis gerak
ikan, pengukuran kualitas air yaitu pengukuran suhu, DO, CO
2
, TAN, dan pH. Pengukuran glukosa darah diawal dan diakhir juga dilakukan selama simulasi.
Rangkaian prosedur penelitian disajikan pada Gambar 2.
3.4 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL faktorial dengan satu faktor, yaitu faktor pemberian ukuran size 4, size 5,
dan size 6 untuk penelitian pendahuluan dan faktor pemberian suhu untuk penelitian utama dengan taraf suhu dingin, suhu ruang, dan suhu hangat. Model
matematika RAL factorial adalah sebagai berikut:
Y
ij
= μ + τi + ε
ij
Keterangan : Y
ij
= Nilai pengamatan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j j=1,2 μ
= Nilai tengah atau rataan umum pengamatan
τi = Pengaruh perbedaan suhu lingkungan pada taraf ke-i i=1,2,3
ε
ij
= Galat atau sisa pengamatan taraf ke-i dengan ulangan ke-j Apabila hasil perhitungan menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata,
maka dilakuan uji lanjut Duncan. Pengolahan data statistik ini menggunakan program SPSS 13.0 for Windows.
Gambar 2 Diagram alir tahapan pengujian fisiologis ikan mas
Ikan Mas C. carpio size 4
Penimbangan bobot ikan w
o
Pemberokan ikan selama 24 jam
Pengukuran glukosa darah ikan
Suhu kamar 27
o
C Suhu
dingin 15
o
C Suhu
hangat 35
o
C
Penimbangan bobot ikan w
t
Pengukuran glukosa darah ikan
Pengamatan parameter fisiologis dan pengukuran kualitas air setiap 30 menit selama 2 jam
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat Fisiologis Ikan Mas C. carpio L.
Nilai perbandingan DO pada perlakuan perbedaan ukuran disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 menujukkan bahwa nilai DO menurun drastis dari menit
ke-0 hingga menit ke-30, sedangkan dari menit ke-30 hingga menit ke-120 nilainya relatif stabil atau tidak menunjukkan penurunan yang terlalu besar. Hasil
uji Kruskal Wallis Lampiran 5 menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 pemberian perlakuan perbedaan ukuran memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap kelarutan oksigen DO pada media. Semakin kecil ukuran ikan,
nilai penurunan oksigen terlarut semakin tinggi.
Gambar 3 Grafik nilai DO pada perlakuan perbedaan ukuran size 4; size 5; size 6.
Burggren Ramdall 1978 menjelaskan bahwa kapasitas aerobik yang tinggi dari spesies ikan yang sangat aktif dapat menghalangi toleransi hipoksia,
dan sebaliknya. Penjelasan tersebut mengandung arti bahwa ikan yang lebih aktif bergerak akan lebih tinggi tingkat konsumsi oksigennya sehingga lebih rentan
mengalami hipoksia. Ikan yang berukuran lebih kecil umumnya bergerak lebih aktif atau lebih lincah dibandingkan dengan ikan yang berukuran lebih besar,
sehingga kebutuhan oksigennya lebih banyak. Ghufran Kordi 2007 menjelaskan pula bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pernafasan biota
budidaya tergantung ukuran, suhu dan tingkat aktifitasnya. Gambar 3 menunjukkan bahwa kelarutan oksigen DO pada perlakuan perbedaan ukuran
menurun drastis hingga di bawah 2 mgL pada selang waktu 30 menit sehingga ikan mengalami hipoksia dan beberapa ikan tidak mampu bertahan di menit-menit
selanjutnya. Ernest 2000 menjelaskan bahwa ikan mas dapat bertahan hidup pada konsentrasi DO minimum sebesar 2 mgL. Ikan pun kemudian merespon DO
minimum tersebut dengan cara melakukan pemompaan air yang lebih cepat ke permukaan air sehingga beberapa ikan masih bisa bertahan hidup. Odum 1971
menjelaskan bahwa kecepatan difusi oksigen dari udara dipengaruhi oleh suhu, salinitas, kekeruhan, pergerakan udara, massa air, dan gelombang. Upaya ikan
memompa air lebih cepat ke permukaan akan menyebabkan terbentuknya riak air atau gelombang sehingga akan mempercepat difusi oksigen pada permukaan air.
Hasil perhitungan jumlah bukaan mulut ikan saat mengambil oksigen ke permukaan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah bukaan mulut ikan saat mengambil oksigen ke permukaan
Size Menit s
5` 30`
60` 90`
120` 4 ± 3,20
194 854
1712 1426
1468 5 ± 3,68
295 2120
2814 1847
702 6 ± 3,58
285 2334
3483 1631
481
Jumlah bukaan mulut ikan ketika mengambil oksigen ke permukaan berbeda-beda tiap size Tabel 2. Venberg Venberg 1972 menyatakan bahwa
jika ikan berada pada medium yang tekanan parsial oksigennya lebih rendah dari lingkungan, maka untuk memenuhi kebutuhan oksigennya ikan akan melakukan
pemompaan air yang lebih besar melalui peningkatan frekuensi pergerakan operkulum. Tabel 2 menunjukkan bahwa ikan mas dengan size 4 memiliki
rata-rata jumlah bukaan mulut yang paling kecil. Jumlah bukaan mulut terbanyak pada saat simulasi dihasilkan oleh ikan mas size 6. Ikan mas size 6 memiliki
kepadatan yang lebih tinggi secara kuantitas dibandingkan dengan ikan mas size 4 dan size 5, sehingga kelarutan oksigennya lebih cepat menurun. Docan et al.
2010 melaporkan bahwa ketika ikan berada pada kepadatan yang tinggi kebutuhan oksigen akan meningkat, sehingga oksigen terlarut dalam air lebih
cepat menurun. Berbedanya jumlah ikan yang mati juga menjadi sebab
berbedanya jumlah bukaan mulut. Semakin tinggi kepadatan, maka kualitas air lebih cepat menurun sehingga ikan akan lebih cepat mati Docan et al. 2010.
Nilai perhitungan SR pada perlakuan perbedaan ukuran disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Nilai perhitungan SR perlakuan perbedaan ukuran
Size SR
0` 30`
60` 90`
120` 4 ± 3,20
100 100
87,5 62,5
62,5 5 ± 3,68
100 100
70 60
60 6 ± 3,58
100 100
100 75
50
Rata-rata size ikan yang memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap perubahan lingkungan kepadatan adalah ikan mas dengan size 4 yaitu dengan
rata-rata SR 62,5 . Gomes et al. 2003 menyatakan pula bahwa tingkat mortalitas semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kepadatan. Hasil
pengujian juga menunjukkan bahwa ikan mas size 4 memiliki rata-rata kelarutan oksigen DO terbesar Gambar 3. Grafik perbandingan nilai CO
2
pada perlakuan perbedaan ukuran disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4 Grafik nilai CO
2
pada perlakuan perbedaan ukuran size 4; size 5; Size 6.
Hasil uji Kruskal Wallis Lampiran 5 menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 pemberian perlakuan perbedaan ukuran memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap nilai CO
2
. Nilai rata-rata kadar CO
2
yang paling rendah diperoleh pada perlakuan size 4, sedangkan nilai rata-rata kadar CO
2
paling
tinggi diperoleh pada perlakuan size 6 Gambar 4. Nilai CO
2
berbanding terbalik dengan nilai DO karena CO
2
merupakan hasil dari proses respirasi. Suryaningrum et al. 2006 menjelaskan bahwa tingkat aktivitas dan stres ikan dapat
mempengaruhi kadar CO
2
dalam air terkait tingkat respirasinya, karena CO
2
dihasilkan sebagai oksidasi senyawa organik yang berasal dari makanan selama proses respirasi. Kepadatan ikan mas juga dapat mempengaruhi jumlah eksresi
CO
2
. Perlakuan size 6 memiliki kepadatan yang lebih tinggi dari segi kuantitas dibanding dengan perlakuan lainnya, sehinga menghasilkan eksresi CO
2
yang lebih banyak. William Robert 1992 melaporkan bahwa pada umumnya,
kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan konsentrasi CO
2
menjadi tinggi. Grafik perbandingan nilai TAN pada perlakuan perbedaan ukuran disajikan pada
Gambar 5.
Gambar 5 Grafik nilai TAN pada perlakuan perbedaan ukuran size 4; size 5; Size 6.
Hasil uji Kruskal Wallis Lampiran 5 menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 pemberian perlakuan perbedaan ukuran memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap nilai TAN. Gambar 5 menunjukkan bahwa rata-rata nilai TAN tertinggi didapatkan oleh size 6, sedangkan nilai rata-rata terendah
didapatkan oleh perlakuan size 4. Nilai TAN hasil penelitian berkisar antara 0,016 hingga 0,917 mgL. Kisaran ini masih tergolong sangat kecil bagi kehidupan ikan
sehingga tidak akan menghambat proses transportasi. Chervinsky 1982 dalam Rudiyanti Ekasari 2009 melaporkan bahwa kisaran konsentrasi amonia yang
baik untuk kehidupan ikan adalah kurang dari 2,4 mgL. TAN merupakan salah satu sumber amonia dari hasil metabolit ikan yang dikeluarkan melalui insang dan
tinja Effendi 2003. Tingginya metabolisme ikan mas pada kepadatan yang lebih tinggi Size 6 menghasilkan buangan amonia yang lebih banyak dibandingkan
dengan size 4 dan size 5, sehingga kepadatan yang tinggi harus dihindarkan selama proses transportasi. Meningkatnya kepadatan ikan yang diangkut akan
meningkatkan tingkat metabolisme ikan dan dapat mengakibatkan tingginya tingkat stres yang dialami oleh ikan karena menurunya kualitas air
Supriyono et al. 2010. Grafik perbandingan nilai pH pada perlakuan perbedaan ukuran disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Grafik nilai pH pada perlakuan perbedaan ukuran size 4; size 5; Size 6.
Gambar 6 menunjukkan bahwa nilai pH menurun dari menit ke-0 hingga menit ke-30, namun mulai dari menit ke-30 hingga menit ke-120 nilai pH relatif
stabil. Hasil uji Kruskal Wallis Lampiran 5 menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 pemberian perlakuan perbedaan ukuran tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap pH air. Nilai pH masih tergolong baik dimana kisaran pH berada pada nilai 6,635 hingga 7,91. Sofarini 2009
menyatakan bahwa nilai baku mutu pH air untuk ikan dapat hidup dengan baik adalah berkisar antara 6 hingga 9. Nilai CO
2
yang meningkat drastis pada menit ke-0 hingga menit ke-30 Gambar 4 menyebabkan pH menurun drastis pada
menit tersebut. Karbondioksida bereaksi dengan air akan menghasilkan asam karbonat H
2
CO
3
sehingga pH air menjadi turun Suryaningrum et al. 2006. Hasil pengujian kualitas air menunjukkan bahwa secara umum, ikan size 4
memiliki rata-rata nilai kelarutan oksigen DO yang paling tinggi dan paling sedikit menghasilkan buangan sisa metabolit CO
2
dan TAN disbanding dengan ikan size 5 dan size 6. Ikan mas size 4 juga menghasilkan SR yang terbesar yaitu
62,5 . Ikan dengan size terbaik yaitu size 4, selanjutnya digunakan sebagai bahan percobaan pada penelitian utama.
4.2 Tingkat Konsumsi Oksigen Ikan Mas C. carpio L.