perlakuan suhu dingin juga menghasilkan SR 100 atau tidak ada ikan yang mengalami kematian pada saat simulasi.
Pada suhu yang turun mendadak akan terjadi degenerasi sel darah merah sehingga proses respirasi terganggu. Pemberian suhu rendah juga dapat
menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol seperti tidak mau berenang dan makan sehingga imunitasnya terhadap penyakit berkurang. Perubahan suhu yang
melebihi 3-4
o
C dalam waktu yang relatif singkat dan mengakibatkan kejutan suhu dan kematian ikan Boyd 1990. Pada suhu dingin ikan terlihat lincah stres pada
menit awal, namun pada menit berikutnya ikan terlihat tenang. Karnila Edison 2001 menyatakan bahwa untuk pembiusan bertahap sampai suhu 15
o
C selama 15 menit kondisi ikan sudah melewati fase panik dan tidak meronta saat dilakukan
pengemasan, sehingga proses pengemasan sanga mudah dilakukan.
4.3 Pengaruh Suhu terhadap Glukosa Darah
C. carpio L.
Glukosa darah merupakan sumber pasokan bahan bakar utama dan subtrat esensial untuk metabolisme sel. Pengujian glukosa darah ikan dilakukan di awal
dan di akhir simulasi. Pengukuran dilakukan dengan cara mengambil darah ikan pada vena caudal ekor ikan dengan cara menggunakan jarum suntik berukuran
3 ml. Data hasil uji kadar glukosa darah disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Uji kadar glukosa darah pada beberapa suhu di awal dan akhir simulasi
Kadar Glukosa Darah mgL Suhu Dingin 15
o
C Suhu Ruang 27
o
C Suhu Hangat 35
o
C Awal
Akhir Awal
Akhir Awal
Akhir
12,9 ± 0,1 15,0 ± 0,3
12,2 ± 0,3 14,0 ± 1,1
11,7 ± 2,2 6,3 ± 0,8
Tabel 6 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai glukosa darah untuk suhu dingin dan suhu ruang. Nilai glukosa darah tertinggi didapat pada suhu
dingin yaitu sebesar 15,0
± 0,3
mgL. Hasil studi Hastuti et al. 2003 menunjukkan bahwa kadar glukosa darah ikan yang diberi stres perubahan suhu
dingin secara mendadak akan mengalami peningkatan. Pada perlakuan suhu hangat, glukosa darah turun dari 11,7 ± 2,2 mgL menjadi 6,3 ± 0,8
mgL.
Penurunan nilai kadar glukosa ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka metabolisme tubuh ikan menjadi tinggi dan ikan akan lebih aktif bergerak sampai
cadangan glikogen habis, sehingga kadar glukosa dalam darah menurun. Kucukgul Sahan 2008 menyatakan bahwa semakin meningkat suhu, maka
nilai glukosa darah akan semakin menurun. Hastuti et al. 2003 menyatakan bahwa hormon kortisol dan katekolamin akan diproduksi ketika ikan stres.
Hormon kortisol dan katekolamin selanjutnya akan mengaktivasi proses glikogenosis dalam hati sehingga kadar glukosa darah meningkat.
5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Ikan yang memiliki daya tahan cukup baik terhadap stres perubahan lingkungan kepadatan adalah ikan mas size 4 dengan rata-rata SR 63 .
Rata-rata tingkat konsumsi oksigen tertinggi pada perlakuan perbedaan suhu didapatkan pada perlakuan suhu hangat yaitu sebesar 8,07 mgO
2
kgjam, sedangkan rata-rata tingkat konsumsi oksigen terendah didapatkan pada perlakuan
suhu dingin yaitu sebesar 5,89 mgO
2
kgjam. Ikan mas yang diberi perlakuan suhu dingin memberikan hasil yang lebih baik daripada perlakuan suhu ruang dan
hangat. Ikan dengan perlakuan suhu dingin gerakan fisik tubuhnya lebih lambat dan menghasilkan sisa metabolit yang lebih sedikit. Ikan dengan perlakuan suhu
dingin juga menghasilkan SR 100 atau tidak ada ikan yang mati pada saat simulasi.
5.2 Saran