Standar Kualitas Mikrobiologis Air Minum Air Minum Air yang masuk sistem distribusi Air pada sistem distribusi

33 koliform atau E.coli dalam suatu sistem distribusi air. Selain itu Enterococci juga digunakan sebagai indikator dalam monitoring rutin untuk sumber utama air yang baru dibuat atau setelah perbaikan sistem distribusi. Test Enterococci dilakukan untuk mendapatkan data tambahan terhadap karakteristik suatu sistem air alam karena mereka sangat jarang bekembang biak di alam Merck, 2004. Karena bisa bertahan di peralatan lingkungan proses produksi dalam jangka waktu yang panjang, maka Enterococci bisa juga digunakan untuk mengidentifikasi buruknya kualitas pelaksanaan proses produksi Pierson Smooth, 2001. Clostridia Indikator yang terakhir adalah Clostridia dan Clostridium perfringens yang sesuai untuk indikator survival virus dan kista protozoa di air minum, atau ookista di air minum yang diolah apabila sampah diduga sebagai sumber kontaminasi. Keduanya tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai parameter rutin dalam pemeriksaan kualitas air karena spora Clostridia dapat terakumulasi dan bertahan dalam waktu yang lama di alam Merck, 2004. Clostridium perfringens adalah bakteri anaerobik, Gram positif, bentuk batang berspora, berkaspula, dan non motil. Ukuran sel bervariasi tergantung jenis media pertumbuhan, misalnya pada medium yang mengandung glukosa selnya pendek sedang pada media sporulasi yang mengandung pati ukurannya akan lebih panjang. Selain bisa dijadikan indikator, bakteri ini sendiri bersifat patogen terhadap manusia dan hewan karena mampu memproduksi enterotoksin yang bisa menyebabkan diare dan gas gangrene Labbe, 1992

2.3 Standar Kualitas Mikrobiologis Air Minum

Walaupun ada beberapa macam bakteri indikator untuk kualitas bakteriologis air minum, tetapi di Kepmenkes 9072002 yang mengatur kualitas bakteriologis air minum di Indonesia hanya menggunakan koliform total, E.coli atau koli fekal. Persyaratan kualitas bakteriologis air minum maupun yang masuk ke sistem distribusi air minum seperti pada Tabel 2, adalah harus bebas bakteri koliform total, E. coli atau koli fekal per 100 ml sampel. 34 Tabel 2 Persyaratan kualitas bakteriologis air minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907MENKESSKVII2002 Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan

a. Air Minum

E. coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel

b. Air yang masuk sistem distribusi

E. coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel

c. Air pada sistem distribusi

E.coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel Sumber: Depkes 2002 Dalam National Drinking Primary Water Standard yang dikeluarkan oleh United States Environmental Protection Agency, USEPA 816-F-01-007 - Office of Water 4606 disebutkan bahwa Maximum Contaminant Level Goal MCLG koliform total termasuk koliform fekal dan E.coli dalam sampel air harus nol zero. Jumlah sampel yang mungkin mengandung koliform total positif tidak lebih dari 5 dari total sampel sebulan. Untuk sistem air yang jumlah sampel per bulannya kurang dari 40, maka jumlah sampel yang mungkin positif tidak boleh lebih dari satu dalam sebulan. Setiap sampel yang ada koliform totalnya harus dianalisa untuk E.coli atau koliform fekal, untuk memastikan apakah tercemar material fekal hewan. Dari hasil pemeriksaan lanjutan tersebut mungkin saja ternyata dalam sampel tersebut tidak terkandung E.coli atau koliform fekal. E.coli atau koliform fekal termasuk dalam kelompok koliform total USEPA, 2001. Dalam WHO Guidelines for Drinking–water Quality WHO, 2004 disebutkan bahwa adalah tidak mungkin melakukan monitoring air minum untuk setiap mikroba pathogen yang mungkin ada. Yang paling umum digunakan sebagai bakteri penanda marker organism adalah Escherichia coli dan koliform. Koliform adalah satu kelompok bakteri yang terdiri dari Escherichia termasuk E. coli, Klebsiella, Citrobacter, dan Enterobacter. Koliform sebagai organisme indikator mengindikasikan adanya sanitasi yang buruk dari air maupun suatu proses produksi. E. coli sebagai organisme indek mengindikasikan adanya potensi bakteri enterik lain penyebab penyakit karena adanya kontaminasi fekal Merck, 35 2004. Koliform berasal dari lingkungan sedangkan koliform fekal dan E. coli berasal dari kotoran fekal hewan maupun manusia USEPA, 2001. Standar untuk air minum menurut KEPMENKES 907, Council Directive 9883EC maupun WHO adalah kandungan bakteri koliform maupun E. coli harus negatif dalam 100 ml sampel air minum Depkes, 2002; EC, 1998; dan WHO, 2004. USEPA 2001 mensyaratkan bahwa dalam satu bulan jumlah sampel yang positif koliform tidak boleh lebih dari 5 dari total sampel dan untuk system yang jumlah sampelnya kurang dari 40 per bulan maka tidak boleh lebih dari satu sampel yang positif koliform. Semua sampel yang positif koliform harus dianalisa E. coli atau koliform fekal cukup salah satu untuk menentukan apakah ada pencemaran dari fekal manusia atau hewan.

2.4 Metode Pengujian Bakteri Koliform dan E.coli