Perbandingan antara APM, ALT, dan PA

84 hilang. Kebutuhan tenaga, peralatan, waktu pembuatan media dan ruang simpan untuk media jadi juga menjadi sangat berkurang. Prosedur sederhana ini memungkinkan suatu laboratorium sederhana dengan peralatan dan kompetensi personal minimal, bahkan di lapangan, bisa juga melakukan test rutin monitoring Koliform. Bentuk snap dengan media steril juga memungkinkan dilakukannya pengujian dengan sampel air sebesar 100 ml karena tidak lagi diperlukan air sebagai pelarut dalam proses pembuatan media. Apabila menggunakan media biasa maka untuk melakukan pengujian dengan sampel sebanyak 100 ml diperlukan media sebanyak 50 ml dengan minimal 3 kali resep 3-fold Merck, 2005; APHA, 2005. Hal ini tentu akan sangat mengurangi biaya pengujian dibandingkan dengan metode APM atau PA biasa. Karena metode ini sangat sensitif maka yang diuji hanya sampel tanpa inokulasi dan cemaran yang konsentrasi rendah saja. Jumlah sel akhir per botol adalah 400 sel untuk konsentrasi rendah Tabel 12 karena jumlah inokulum 4 sel ml sedangkan jumlah suspensi cemaran yang digunakan adalah 100 ml. Cemaran konsentrasi sedang dan konsentrasi tinggi tidak diuji karena sudah pasti hasilnya akan positif karena menurut Manafi dan Rosmann 1998a apabila ada satu sel saja dalam 100 ml sampel yang akan memberikan hasil positif. Selain untuk deteksi secara simultan Koliform dan E.coli, Readycult Coliform dapat juga digunakan untuk pengkayaan dalam cara deteksi E.coli O157:H7 secara cepat dan mudah di sampel air. E.coli O157:H7 yang diduga ada di sampel yang diinokulasikan ke media RC yang berwarna hijau kebiruan tetapi fluoresensi negatif dan indol positif dikonfirmasi dengan Singlepath E.coli O157 Bubert et.al, poster

4.5 Perbandingan antara APM, ALT, dan PA

Apabila keempat metode tersebut kita bandingkan maka akan tampak bahwa metode APM baik LST maupun LMX memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode ALT CCA Tabel 13. Pada perlakuan sampel tanpa cemaran, metode APM memberikan hasil 1,8 100 ml, metode ALT 85 memberikan hasil 0 cfuml dan metode PA memberikan hasil negatif100 ml. Hasil ALT terkecil adalah 0 cfuml karena tidak dilakukan pengenceran pada sampel tetapi jumlah sampel yang dianalisa hanya 1 ml. Metode PA memberikan hasil negatif atau 0100 ml sedangkan metode APM hanya bisa memberikan hasil 1.8100 ml. Hal ini karena APM terkecil untuk seri 5 tabung dengan jumlah total sampel 55.5 ml adalah 1.8 cfu100 ml apabila hasil kombinasi tabung positif 0-0-1 dengan perhitungan sbb APHA, 2005 : MPN100 ml = 100 x P N x T 12 MPN100 ml = 100 x 1 55.4 x 55.5 12 MPN100 ml = 10055.45 = 1.8 dimana : P = jumlah tabung positif N = total volume sampel dalam semua tabung negatif dijumlahkan, ml T = total volume sampel dalam seri pengenceran yang digunakan, ml Pada sampel dengan penambahan cemaran dengan knsentrasi sedang dan tinggi, maka hasil yang didapat pada metode APM kebanyakan 1600 cfu100ml sehingga sulit untuk dilakukan analisa pembandingan statistik dan tidak bisa dibuat rerata apabila ada ulangan yang nilainya kurang dari 1600. Metode ALT lebih memungkinkan untuk melakukan analisa statistik dan perhitungan rerata, dengan pengerjaan yang lebih simpel. Metode PA walau lebih sederhana dalam pengerjaan tetapi hasil yang diperoleh hanya bisa positif atau negatif saja sehingga hanya cocok untuk sampel sangat bersih yang memang diharapkan hasilnya negatif. Dalam APHA 2005 disebutkan bahwa apabila sampel yang diuji dengan metode PA memberikan hasil positif maka dianjurkan untuk melakukan pengujian ulang untuk menghitung jumlah Koliform karena data kuantitatif dapat menunjukkan tingkat kontaminasi yang terjadi. Metode APM terutama sangat berguna untuk sampel yang konsentrasi organismenya sangat rendah 100 cfug terutama air, susu dan sampel pangan yang keberadaan partikulat materialnya kemungkinan mengganggu keakurasian 86 perhitungan koloni pada metode ALT FDA, 2008. Asumsi yang sangat penting untuk mendukung keakurasian metode APM adalah bahwa bakteri – bakteri yang ada terdistribusi secara acak didalam sampel, saling terpisah, tidak membentuk kelompok dan juga tidak saling menempel satu sama lain. Metode ALT biasanya digunakan untuk sampel yang jumlah bakterinya banyak. FDA, 2008. Tabel 13 Perbandingan jumlah mikroba ter-recover pada metode Angka Paling Mungkin LST LMX, Angka Lempeng Total CCA dan Presence Absence RC Sampel Kontrol positif cfu100 ml Sampel ber E. coli cfu100 ml Jenis Media Ulangan Air Proses Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi 1 1.8 240 1600 1600 240 1600 1600 2 1.8 245 1600 1600 390 920 1600 3 1.8 395 1600 1600 150 1600 1600 LST Rerata 1.8 293 1600 1600 260 1600 1600 1 1.8 240 1600 1600 390 1600 1600 2 1.8 260 1600 1600 390 1600 1600 3 1.8 295 1600 1600 295 1600 1600 LMX Rerata 1.8 265 1600 1600 358 1600 1600 1 188 1963 4000 200 2275 4163 2 175 1188 2875 238 1613 3188 3 150 2000 4350 175 1838 3600 CCA Rerata 171 1717 3742 204 1908 3650 1 negatif positif TD TD positif TD TD 2 negatif positif TD TD positif TD TD 3 negatif positif TD TD positif TD TD RC Rerata negatif positif TD TD positif TD TD Catatan : Rendah konsentrasi cemaran 4 cfuml, Sedang 40 cfuml dan Tinggi 80 cfuml LST Lauryl Sulfate Broth LMX Fluorocult LMX Broth CCA Chromocult Coliform Agar RC Readycult Coliform 100 TD : Tidak dilakukan pengujian Selain itu apabila dilihat dari jumlah total sampel yang dianalisa maka metode PA adalah yang paling banyak dengan 100 ml, metode APM 5 tabung dengan 55.5 ml dan metode ALT dengan hanya 1 ml. Dengan demikian ketelitian hasil yang terbaik untuk pengujian air dengan kualitas air minum adalah pada metode PA dengan sampel 100 ml karena probabilitas keterambilan sel bakteri dalam sampel menjadi jauh lebih besar dari pada metode APM dan ALT. Misalnya, apabila ada 1 sel dalam 100 ml sampel maka dengan metode PA akan 87 terdeteksi sebagai positif, pada metode APM probabilitas keterambilannya hanya 55.5 total sampel 55,5 ml dan di metode ALT bahkan hanya 1 total sampel 1 ml. Karena itu beberapa metode referensi pengujian air seperti APHA, FDA, ISO, SNI menggunakan metode PA atau Membran Filtrasi untuk sampel dengan kelas air minum. Untuk sampel air bersih biasanya digunakan metode APM 5 tabung atau Membran Filtrasi APHA, 2005; FDA, 2007; ISO, 2001; BSN, 2006. Kelemahan ini juga dibahas oleh Odge et.al 1998 dan beliau menganjurkan untuk menggunakan lebih dari 6 petri atau menggunakan perti dengan diameter 15 cm sehingga jumlah sampel yang diinokulasikan bisa lebih besar dari 1 ml. Apabila dilihat dari kebutuhan inkubator maka keuntungan lain dari media cepat LMX, RC dan CCA untuk pengujian Koliform dan E. coli adalah dalam pengerjaannya hanya memerlukan satu suhu inkubasi yaitu 35 o C dibandingkan dengan metode konvensional yang perlu dua suhu inkubasi yaitu 35 o C dan 44.5 o C. Jumlah tabung dan cawan petri yang lebih sedikit dan tahapan yang hanya satu kali pengerjaan saja memerlukan ruang yang lebih sedikit di inkubator. Salah satu parameter kualitas suatu media pertumbuhan adalah kemampuan dalam menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Dalam penelitian ini yang dihitung pada Tabel 6 adalah nilai recovery ratenya untuk perlakuan dengan konsentrasi bakteri rendah karena untuk perlakuan dengan APM pada konsentrasi sedang dan tinggi memberikan hasil perhitungan 1600 sehingga tidak bisa dihitung. Perhitungan nilai recovery rate dilakukan dengan membandingkan hasil pertumbuhan di sampel ber E.coli dengan kontrol positif larutan PDF yang dicemari dengan bakteri yang sama. Hasil recovery rate tertinggi adalah pada media LMX 122, kedua adalah media LST 89 dan ketiga adalah media CCA 70. Recovery rate CCA paling rendah dibandingkan dengan media broth lainnya karena bentuknya yang padat berpengaruh terhadap tingkat recovery sel. Menurut Ogden 1997 organisme yang sakit rusak lebih menyukai lingkungan yang cair broth daripada permukaan padat yang kering agar. Dari kedua broth yaitu LST dan LMX maka hasil recovery rate LMX lebih tinggi dari LST hal ini karena sumber karbohidrat yang digunakan dalam LMX selain laktosa juga sorbitol dan dua macam substrat kromogenik Merck, 2005 sehingga mampu memberikan 88 hasil pertumbuhan yang lebih bagus. Keuntungan lain dari CCA dan LMX adalah waktu yang lebih cepat, yaitu 24 jam untuk sampai ke identifikasi konfirmasi E.coli. Geissler et.al. 2000 melakukan penelitian pengujian secara kuantitatif untuk koliform total dan E. coli di air laut dengan membandingkan metode APM konvensional menggunakan Lauryl Sulfate Broth LST dengan metode APM cepat menggunakan LMX Broth dan metode Membran Filtrasi menggunakan Chromocult Coliform Agar CC dan CC plus Cefsulodin CC-CFS. Dalam penelitian tersebut dibuktikan bahwa metode APM konvensional memiliki sensitifitas paling kecil untuk perhitungan E.coli. Keseluruhan hasil untuk E.coli ter-recover menunjukkan bahwa pertumbuhan pada media LMX, CC-CFS, dan CC adalah 1,60; 1,64; dan 1,39 kali lebih banyak dari APM konvensional. Akan tetapi secara statistik, hasil antara LMX, CC, CC-CFS tidak berbeda nyata untuk perhitungan E.coli. Pada media CC-CFS hasilnya lebih kecil daripada media CC karena mengandung cefsulodin yang menyebabkan tingkat penghambatannya lebih besar.

4.6 Analisa Ekonomis