Pengemasan dan Pengiriman Studi Budidaya Lily Potong (Lilium Spp.) di Kebun Cibodas PT. Puri Sekar Asri Lembang-Bandung, Jawa Barat.
Pengemasan dilakukan di atas meja sortasi dan dikerjakan oleh pekerja yang bertanggung jawab atas pengemasan. Pekerja juga harus berpengalaman dalam
melakukan pengemasan karena teknik pengemasan yang dilakukan berpengaruh terhadap kondisi fisik bunga. Setiap perusahaan memiliki teknik pengemasan
yang berbeda-beda sehingga menunjukkan ciri khas perusahaan. Teknik pengemasan di kebun produksi Cibodas adalah membungkus lily
dengan menggunakan plastik bening Gambar 23a. Lily yang telah diikat dengan karet gelang, dibungkus dengan plastik bening beukuran 90 x 70 cm. Lily
diletakkan dengan posisi miring ± 45° di atas plastik kemudian plastik tersebut digulung mengikuti bentuk tanaman membentuk corong seperti pada buket bunga.
Setelah terbungkus rapi, ujung plastik direkatkan dengan menggunakan isolasi agar bungkusan tidak rusak atau lepas. Lily yang telah terbungkus rapi dan baik
dimasukkan ke dalam ember berisi air agar bunga tidak layu dan tetap segar. Apabila pengiriman dilakukan pada hari itu, maka lily yang telah dibungkus
plastik tersebut akan dibungkus lagi dengan menggunakan kertas sesuai dengan jumlah pesanan Gambar 23b. Satu bungkus kertas berisi maksimal 6 bungkus
plastik lily dan diikat dengan menggunakan karet gelang sebelum dibungkus dengan kertas. Nama pemesan, jumlah pesanan, grade dan jenis bunga ditulis
pada kertas pembungkus dengan menggunakan spidol marker agar tidak tertukar dengan pesanan lainnya.
Gambar 23. a Kegiatan Pengemasan dan b Pembagian Pesanan Lily yang telah terbungkus rapi dan dipisahkan sesuai dengan pesanan
dimasukkan ke dalam kardus yang telah disiapkan Gambar 24a. Ukuran kardus yang disiapkan akan disesuaikan dengan jumlah pesanan. Ukuran kardus yang
biasa digunakan memiliki panjang 120 cm lebar 50 cm dan tinggi 65 cm dan diberi beberapa lubang untuk respirasi tanaman, namun beberapa bulan terakhir
penggunaan kardus diganti dengan peti kemas bekas umbi dengan memodifikasinya agar menyerupai kardus Gambar 24b. Hal ini dirasa sangat
bermanfaat, karena selain dapat memanfaatkan barang bekas juga dapat menghemat biaya pembelian kardus, namun penggunaan peti kemas
membutuhkan pengerjaan yang lebih sulit dan waktu pembuatan lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kardus.
Gambar 24. a Pengemasan dengan Menggunakan Kardus dan b Pengemasan dengan Memanfaatkan Peti Kemas Umbi
Pengiriman bunga dilakukan tiga kali dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Minggu. Pengiriman dilakukan melalui dua cara yaitu
menggunakan paket dan mobil yang diturunkan langsung dari kantor pusat di Jakarta. Pengiriman secara paket menggunakan mobil bak terbuka bersama-sama
dengan bunga dari kebun produksi perusahaan lainnya di sekitar Cibodas Gambar 25a, sedangkan mobil perusahaan yang digunakan berupa mobil
container ber-AC Gambar 25b. Mobil container ber-AC ini diturunkan langsung dari kantor pusat di Jakarta untuk mengambil bunga sekaligus untuk mengantar
umbi lily dari Jakarta ke kebun produksi Cibodas. Kedua transportasi ini tidak dilengkapi dengan pendingin seperti yang seharusnya terdapat pada alat
pengangkutan bunga potong. Pendingin pada mobil container ber-AC milik perusahaan juga kurang berpengaruh pada perlindungan bunga potong lily selama
pengangkutan. Suhu lingkungan selama perjalanan juga mempengaruhi keadaan bunga potong lily sehingga seringkali bunga lily potong sudah mekar ketika
a b
sampai di kantor pemasaran di Jakarta. Hal ini akan menyebabkan keluhan dari pelanggan dan kerugian bagi perusahaan. Alat transportasi bagi bunga potong
terutama pada bunga potong subtropis seperti lily harus dilengkapi dengan pendingin bersuhu maksimal 2
o
C sehingga dapat melindungi tanaman dari kerusakan-kerusakan yang dapat mengurangi kualitas bunga potong lily.
Gambar 25. a Alat Transportasi Berupa Mobil container ber-AC milik Perusahaan dan b Mobil Paket