BAB 5 PEMBAHASA
Analisis gigi bercampur penting dalam diagnosis dan penyusunan rencana perawatan ortodonti. Analisis yang tepat dapat membantu klinisi melakukan
perawatan yang lebih baik terhadap kasus diskrepansi ruang. Prediksi lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua dengan analisis
Tanaka4Johnston dan analisis Moyers menunjukkan hasil yang berbeda jika diterapkan pada ras yang berbeda. Dalam penerapannya, kedua analisis ini masih
dipertanyakan ketepatan dan kesesuaianya terhadap ras secara spesifik karena ras mempengaruhi perkembangan gigi geligi seseorang. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk menguji validitas prediksi analisis Tanaka4Johnston dan analisis Moyers 75 pada suku Batak.
Uji4t dilakukan pada masing4masing analisis untuk mengetahui validitas nilai prediksi analisis terhadap nilai pengukuran pada model. Hasil penelitian melalui uji4t
pada keseluruhan sampel diperoleh bahwa nilai prediksi analisis Tanaka4Johnston valid sedangkan analisis Moyers hanya valid terhadap nilai pengukuran pada model
suku Batak pada gigi geligi di rahang bawah Tabel 7. Nilai prediksi Tanaka4 Johnston melebihi nilai pengukuran pada model baik pada rahang atas maupun pada
rahang bawah sedangkan nilai prediksi analisis Moyers 75 di bawah nilai pengukuran pada model. Beberapa penelitian lain mengenai analisis Tanaka4Johnston
menyatakan hasil yang serupa dengan penelitian ini yaitu penelitian pada populasi India Utara
4
, Jordania
6
, Brazil
16,17
, Pakistan
18
, Iran selatan
21
, Nepal
23
, dan Uganda
25
. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kuswandari
15
, Melcago
17
, dan Hucal
24
juga diperoleh hasil prediksi analisis Moyers 75 di bawah nilai pengukuran pada model.
Adanya perbedaan hasil prediksi dalam penelitian ini baik pada analisis Tanaka4Johnston maupun pada analisis Moyers 75 berhubungan erat dengan ukuran
lebar mesiodistal gigi, yang sangat dipengaruhi oleh ras dan jenis kelamin. Rumus prediksi Tanaka4Johnston dan tabel probabiliti Moyers dikembangkan dari anak4anak
Universitas Sumatera Utara
keturunan Eropa Utara atau ras Kaukasoid. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada ras Paleomongoloid yaitu pada suku Batak ras Proto4Melayu. Budi, dalam
penelitiannya menyatakan bahwa ukuran lebar mesiodistal gigi pada suku Batak lebih besar dari ukuran lebar mesiodistal gigi pada ras Kaukasoid
36
, sehingga perbedaan tingkat ketepatan analisis mungkin saja dapat terjadi.
Selain itu, jenis kelamin juga mempengaruhi ketepatan analisis. Adanya perbedaan prediksi ukuran gigi antar jenis kelamin dipengaruhi oleh faktor genetik
yaitu, kromosom Y mempengaruhi pertumbuhan enamel dan dentin, yang pada akhirnya mempengaruhi ukuran mahkota gigi, sedangkan kromosom X hanya
mempengaruhi pertumbuhan enamel saja.
32
Dari pernyataan tersebut, diperoleh bahwa ukuran lebar mesiodistal gigi pada laki4laki cenderung lebih besar
dibandingkan dengan perempuan sehingga perbedaan tingkat ketepatan analisis mungkin saja dapat terjadi. Pada penelitian ini, secara statistik ditemukan adanya
perbedaan yang signifikan antara ukuran lebar mesiodistal gigi pada laki4laki dan perempuan pada gigi premolar kedua kiri maksila. Walaupun demikian, lebar
mesiodistal gigi pada laki4laki lebih besar daripada perempuan. Uji4t menyatakan bahwa analisis Tanaka4Johnston pada perempuan suku Batak menunjukkan hasil
melebihi nilai pengukuran 0,41±0,32mm, kecuali pada laki4laki. Analisis Moyers pada perempuan suku Batak menunjukkan hasil di bawah nilai pengukuran
0,14±0,32mm, begitu pula dengan pada laki4laki suku Batak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tome dkk., menyatakan adanya perbedaan tingkat
keakuratan analisis dimana analisis lebih akurat pada sampel laki4laki dibandingkan pada sampel perempuan.
32
Penelitian mengenai validitas analisis Tanaka4Johnston dan analisis Moyers pada ras Paleomongoloid telah dilakukan oleh Kuswandari. Penelitian ini dilakukan
pada anak4anak suku Jawa ras Deutro4Melayu. Berdasarkan penelitiannya, Kuswandari menyimpulkan bahwa analisis Tanaka4Johnston dan analisis Moyers
75 menunjukkan hasil di bawah nilai pengukuran, kecuali prediksi analisis Tanaka4 Johnston pada perempuan.
15
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi dan Simanjuntak H, yang menyatakan bahwa ukuran lebar mesiodistal gigi suku
Universitas Sumatera Utara
Batak lebih besar dibandingkan ukuran lebar mesiodistal gigi ras Deutro4Melayu dan campuran ras Proto dan Deutro4Melayu.
33,36
Berbagai penelitian lain yang berhubungan dengan validitas analisis Tanaka4 Johnston dan analisis Moyers telah dilakukan di seluruh dunia pada ras4ras tertentu,
dan memperoleh hasil yang berbeda4beda pula. Misalnya pada penelitian oleh Buwembo pada populasi di Uganda, diperoleh hasil analisis Tanaka4Johnston
melebihi nilai pengukuran, sedangkan analisis Moyers 75 dapat diterapkan baik pada laki4laki maupun perempuan Uganda.
25
Pada penelitian yang dilakukan oleh Vilella diperoleh bahwa analisis Tanaka4Johnston dapat diterapkan pada laki4laki
kulit hitam dan putih brazil.
16
Memon memperoleh bahwa hasil analisis Tanaka4 Johnston dan analisis Moyers 75 melebihi nilai pengukuran.
18
Di lain pihak, Hucal, membuktikan bahwa hasil analisis Tanaka4Johnston dan analisis Moyers 75 di
bawah nilai pengukuran.
24
Pada penelitian ini, terdapat perbedaan validitas analisis Tanaka4Johnston dan analisis Moyers pada keseluruhan sampel. Pada keseluruhan sampel diketahui bahwa
analisis Moyers pada rahang atas tidak valid. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh koefisien korelasi r yang lebih rendah yaitu 0,70 dan koefisien determinasi r
2
juga lebih kecil yaitu 0,49. Koefisien korelasi menyatakan kekuatan hubungan, sedangkan
koefisien deteminasi merupakan indikator ketepatan prediksi gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua.
22
Koefisien determinasi merupakan representasi proporsi dari total variasi hasil prediksi yang dinyatakan dalam persentase.
22
Persentase validitas analisis Moyers 75 untuk rahang atas adalah sebesar 49. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 49 sampel memprediksi gigi kaninus, premolar
pertama, dan premolar kedua secara tepat. Namun, jumlah ini kurang dari setengah jumlah sampel. Hal tersebut mungkin mempengaruhi validitas analisis Moyers pada
rahang atas sehingga analisis ini dinyatakan tidak valid pada rahang atas. Tidak ada analisis yang dapat memprediksi lebar mesiodistal gigi kaninus dan
premolar permanen yang belum erupsi secara tepat. Setiap analisis yang digunakan mungkin dapat melebihi ataupun di bawah nilai pengukuran jumlah lebar mesiodistal
gigi kaninus dan premolar yang belum erupsi. Analisis yang ideal adalah jika tidak
Universitas Sumatera Utara
terdapat perbedaan antara nilai prediksi lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar permanen dengan hasil pengukuran pada model. Namun, Memon berpendapat bahwa
nilai prediksi yang lebih tinggi overestimation dapat dikatakan lebih baik untuk mencegah kekurangan ruang pada lengkung rahang.
18
Moyers melaporkan bahwa kelebihan hasil prediksi sampai dengan 1 mm di atas nilai pengukuran gigi kaninus
dan premolar permanen tidak terlalu mempengaruhi pertimbangan untuk ekstraksi atau tidak.
10,18
Berdasarkan pernyataan ini, maka analisis Tanaka4Johnston dan analisis Moyers dengan tingkat kepercayaan 75 dapat diterapkan pada suku Batak
baik pada laki4laki maupun pada perempuan. Pada analisis Tanaka4Johnston memiliki standar deviasi yang lebih rendah sehingga memiliki tingkat ketepatan yang lebih
baik. Pengembangan penelitian ini masih dirasakan perlu. Walaupun kedua analisis
ini dinyatakan dapat diterapkan pada populasi suku Batak, pada kenyataanya baik analisis Tanaka4Johnston maupun analisis Moyers tidak secara tepat memprediksi
jumlah kaninus dan premolar permanen yang belum tumbuh. Pengembangan rumus perhitungan analisis gigi bercampur secara khusus untuk suku Batak perlu dilakukan
untuk memperoleh hasil prediksi yang lebih tepat dan spesifik untuk setiap jenis kelamin.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULA DA SARA