Maloklusi dapat terjadi sebagai akibat dari erupsinya gigi geligi.
2
Untuk mencegah maloklusi saat dewasa diperlukan penegakan diagnosis Ortodonti agar
perawatan pencegahan dapat segera dilakukan.
2.1 Analisis Gigi Bercampur
Van der Linden, mengatakan bahwa pada saat gigi geligi insisivus rahang bawah terlihat tumbuh berdesakan maka diperlukan analisis untuk memprediksi
apakah gigi geligi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua yang belum erupsi akan mendapat tempat yang cukup pada lengkung rahang cit. Sonawane.
3
Analisis gigi bercampur merupakan metode untuk memprediksi keadaan gigi saat dewasa.
Tujuan dari analisis gigi bercampur adalah untuk menentukan jumlah ruang yang tersedia pada rahang untuk erupsi gigi permanen dan untuk kepentingan penyelarasan
oklusal. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan pada analisis gigi bercampur yaitu ukuran seluruh gigi anterior permanen sampai gigi molar pertama permanen,
perimeter rahang, dan perkiraan perubahan perimeter rahang akibat pertumbuhan dan perkembangan. Analisis gigi bercampur membantu kita memprediksi terjadinya gigi
berjejal atau diastema yang akan terjadi saat seluruh gigi sulung digantikan oleh gigi permanen.
10
Perawatan ortodonti yang tepat pada periode gigi bercampur sangat tergantung pada ketepatan analisis ruang pada gigi bercampur.
7
Terdapat tiga metode yang digunakan untuk menentukan lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan
premolar kedua yang belum erupsi yaitu: 1 metode radiografi, 2 metode non radiografi dengan rumus korelasi4regresi, 3 metode gabungan radiografi dan rumus
korelasi4regresi.
2,3,7,8,16,17
2.1.1 Metode Radiografi
Terdapat beberapa analisis dengan metode radiografi yang telah dikembangkan untuk memprediksi lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar
kedua permanen yang belum erupsi yaitu analisis Nance 1947 dan analisis Bull
Universitas Sumatera Utara
1959.
7
Nance 1947 adalah orang pertama yang melakukan pengukuran besar gigi kaninus dan molar sulung serta besar gigi kaninus dan premolar yang belum erupsi
secara radiografi. Ia menemukan kesamaan antara besar gigi yang terlihat pada radiografi dengan standar besar mesiodistal gigi yang dikeluarkan oleh Black 1902
cit. Ngesa, Hucal.
7,24
Pengukuran dimensi gigi dengan menggunakan metode radiografi memerlukan kualitas gambar yang baik dan tidak kabur.
27
Teknik radiografi periapikal merupakan teknik yang sering digunakan karena perbesaran ukuran gigi yang belum erupsi dapat
disesuaikan dengan derajat perbesaran ukuran gigi yang telah erupsi.
27
Ketepatan metode pengukuran ini sangat bergantung pada teknik pengambilan gambar yaitu
jarak target film, ada tidaknya distorsi pada film, kejelasan batas mahkota, dan overlapping. Pada gigi yang mengalami rotasi akan sulit dilakukan pengukuran secara
tepat.
7,24,27
Foster dan Wylie 1958 menyatakan pengukuran gigi secara langsung lebih bisa dipercaya dibandingkan dengan pengukuran yang diperoleh dari radiografi
intraoral dengan kualitas yang meragukan.
7
Berbagai prosedur lain telah dikembangkan untuk meningkatkan tingkat akurasi pengukuran. De Paula dkk., menyarankan penggunaan teknik radiografi dengan
kemiringan wajah 45
o
untuk memprediksi lebar mesiodistal gigi yang belum erupsi cit. Nourallah.
11
Felicio menyimpulkan bahwa teknik Cone4Beam Computed Tomography CBCT akurat untuk memprediksi lebar mesiodistal gigi yang belum
erupsi karena hasil radiografi merupakan gambaran tiga dimensi.
28
2.1.2 Metode on Radiografi
Prediksi lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar permanen yang belum erupsi dilakukan dengan metode non radiografi, yang pada prinsipnya dikembangkan
dari perhitungan korelasi dan regresi.
17
Analisis dengan metode non radiografi memiliki beberapa keuntungan yaitu prediksi gigi geligi yang belum erupsi dapat
dilakukan dengan menggunakan lebar gigi geligi permanen yang telah erupsi sempurna, tanpa membutuhkan peralatan khusus seperti radiografi, perhitungannya
Universitas Sumatera Utara
sangat sederhana, memiliki systematic error yang minimal, dapat dilakukan oleh pemula maupun ahli, dapat dilakukan dengan cepat, dapat dilakukan pada model
maupun di mulut dengan ketepatan yang baik, dan dapat digunakan untuk kedua rahang.
8,10,11
Adanya korelasi yang cukup besar antara besar gigi geligi insisivus mandibula dengan jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar pada kedua
rahang merupakan alasan utama keempat gigi insisivus mandibula digunakan sebagai gigi prediktor dalam memprediksi jumlah ruang yang dibutuhkan bagi gigi geligi
yang belum erupsi.
11,29
Selain itu, gigi insisivus mandibula dipilih sebagai gigi prediktor karena gigi geligi ini erupsi lebih awal pada masa geligi bercampur dan
letaknya berada di tengah4tengah lengkung gigi sehingga diperoleh akses pengukuran yang mudah dan akurat, baik pada mulut secara langsung maupun pada model studi
gigi. Gigi insisivus mandibula juga tidak memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran. Dengan erupsi gigi insisivus mandibula dan gigi molar pertama permanen maka
sebagian besar pertumbuhan yang diharapkan pada lengkung mandibula telah dicapai.
7,10
Terdapat beberapa analisis non radiografi pada model berdasarkan perhitungan regresi dan korelasi yang telah dikembangkan yaitu sebagai berikut: analisis Moyers
1958, 1973, 1988
7,10
, analisis Tanaka4Johnston 1974
9,29
, analisis Sitepu 1983
9
, analisis Kuswandari4Nishino 2006
15
.
2.1.2.1 Analisis Tanaka6Johnston
Tanaka4Johnston pertama kali memperkenalkan analisisnya pada tahun 1974. Analisis Tanaka4Johnston merupakan pengembangan dari perhitungan regresi Moyers
untuk memprediksi lebar mesiodistal gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua permanen yang akan erupsi. Analisis Tanaka4Johnston dikembangkan dari 506
sampel yang berasal dari keturanan Eropa Utara. Analisis Tanaka4Johnston memiliki koefisien korelasi sebesar 0,63 untuk maksilla dan 0,65 untuk mandibula. Sedangkan
standard error of estimate yang dimiliki adalah 0,86 mm untuk gigi rahang atas dan 0,85 mm untuk gigi rahang bawah. Analisis ini tidak membutuhkan foto radiografi
Universitas Sumatera Utara
maupun tabel sehingga mudah dihafal dan praktis digunakan. Analisis ini menggunakan lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dalam
perhitungannya.
749,11,24,29
Dalam analisis Tanaka4Johnston, setengah dari jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dihitung. Kemudian ditambahkan 10,5 mm untuk
memprediksi jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar yang akan erupsi pada mandibula dalam satu kuadran. Pada maksila rumus ditambahkan 11,0 mm
untuk memprediksi jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar pada maksila dalam satu kuadran. Setelah itu, jumlah lebar gigi pada seluruh rahang dijumlahkan
dan dibandingkan dengan ruang yang tersedia pada rahang space available.
5,8410,27,29
Rumus analisis Tanaka4Johnston dapat dilihat pada rumus di bawah ini. Rumus :
Perkiraan Lebar Mesiodistal Kaninus dan Premolar Permanen Mandibula dalam satu kuadran
=
+ 10,5 mm
Perkiraan Lebar Mesiodistal Kaninus dan Premolar Permanen Maksila dalam satu kuadran
=
+ 11,0 mm
2.1.2.2 Analisis Moyers
Analisis Moyers menggunakan jumlah lebar mesiodistal insisivus mandibula dalam memprediksi jumlah lebar kaninus dan premolar maksila dan mandibula pada
berbagai tingkat kepercayaan yaitu 5 4 95 dan membentuk tabel probabilitas menggunakan perhitungan regresi. Pada awalnya tabel prediksi tersebut digunakan
untuk laki4laki dan perempuan secara bersamaan 1973. Namun kemudian tabel tersebut disempurnakan dengan membedakan antara laki4laki dan perempuan 1988.
Tingkat kepercayaan 50 adalah tingkat kepercayaan untuk perhitungan yang lebih akurat. Namun, Moyers merekomendasikan tingkat kepercayaan 75 digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk kebutuhan klinis karena pada level ini ada kecenderungan nilai lebar mesiodistal yang diprediksi setara atau lebih kecil dari lebar mesiodistal yang
sebenarnya. Format tabel ini sebenarnya berfungsi untuk mencegah para klinisi memperoleh nilai yang tidak sesuai dengan nilai lebar mesiodistal yang
sebenarnya.
7,10,24,27,29
Cara menggunakan analisis moyers adalah sebagai berikut : 1. Lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen mandibula diukur dan
dijumlahkan. 2. Jika terdapat gigi insisivus yang berjejal, tandai jarak antar insisivus dalam
lengkung gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi insisivus sentralis mandibula.
3. Ukur jarak tanda di bagian anterior bagian distal gigi insisivus lateralis permanen ke tanda di permukaan mesial dari gigi molar pertama permanen space
available. Dapat dilakukan menggunakan kawat atau dengan kaliper. 4. Jumlah lebar mesiodistal keempat gigi insisivus mandibula dibandingkan
dengan nilai pada tabel proporsional dengan tingkat kepercayaan 75 untuk memprediksi lebar gigi kaninus dan premolar maksila dan mandibula yang akan
erupsi pada satu kuadran. 5. Bandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi dari
tabel pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat disimpulkan adanya kekurangan ruang.
10,27,29,30
2.1.3 Metode Kombinasi Gabungan
Metode ini menggabungkan teknik radiografi dan teknik perhitungan pada model dalam memprediksi jumlah lebar mesiodistal gigi kaninus dan premolar yang
akan erupsi pada kedua rahang. Metode ini merupakan metode yang paling akurat karena menggabungkan keuntungan dari metode radiografi dan metode rumus
prediksi untuk meningkatkan daya prediktibilitas.
2,7,8
Universitas Sumatera Utara
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Hixon dan Oldfather 1958. Kemudian Staley memodifikasi metode ini sehingga standard error of estimate dapat
diturunkan menjadi 0,44 dan koefisien korelasinya meningkat menjadi 0,92.
2,7,8,30
Cara menggunakan analisis Hixon dan Oldfather adalah sebagai berikut : 1. Lebar mesiodistal gigi insisivus sentralis dan gigi insisivus lateralis pada satu
kuadran diukur pada model studi. 2. Dilakukan pengukuran secara langsung lebar mahkota gigi premolar pertama
dan kedua yang belum erupsi pada foto radiografi. 3. Jumlahkan hasil pengukuran pada model studi dan foto radiografi.
4. Lihat pada grafik prediksi untuk menentukan gigi kaninus, premolar pertama, dan premolar kedua yang belum erupsi.
2,8,30
Gambar 1. Grafik Prediksi analisis Hixon Oldfather
8
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Analisis Gigi Bercampur
Dalam analisis gigi bercampur, tingkat ketepatan dan kesesuiannya akan sangat dipengaruhi oleh adanya variasi ukuran gigi. Ukuran gigi lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor herediter dibandingkan dengan faktor lingkungan.
31
Universitas Sumatera Utara