Definisi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

2.1.4.3 Strata Posyandu

1. Posyandu pratama warna merah Posyandu pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. 2. Posyandu madya warna kuning Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi cakupan program utama masih rendah yaitu 50. 3. Posyandu purnama warna hijau Posyandu purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 xtahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program lebih dari 50. Sudah ada program tambahan, bahkan sudah ada dana sehat yang masih sederhana.

4. Posyandu mandiri warna biru

Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50 kepala keluarga Depkes RI, 2006.

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

2.2.1 Definisi

Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar Seels and Richey, 1994. Menurut Levey dan Loomba 1973 yang dikutip dalam Setiawan Universitas Sumatera Utara Dimas, Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi secara harfia pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat dimaknai sebagai aktivitas atau proses dalam menggunakan suatu sarana yang dikelola secara bersma-sama maupun individual yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. 2.2.2 Perilaku dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Menurut Skiner dalam Notoatmodjo 2010, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus −organisme−respons dan untuk respons itu sendiri Skiner membaginya menjadi dua jenis yaitu prilaku tertutup dan terbuka. Teori skiner tersebut menjelaskan perilaku yang ada didalam masyarakat dalam mengatasi penyakitnya. Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak merasakan sakit disease but not illness tentu tidak akan bertindak apa-apa terhadap penyakit tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam prilaku dan usaha. Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit tidak sama dengan persepsi tenaga kesehatan mengenai konsep sehat-sakit itu sendiri, dan persepsi sehat-sakit Universitas Sumatera Utara masyarakat erat hubungannya dengan prilaku pencarian pengobatan. Notoatmodjo, 2010 Menurut Anderson dalam Notoatmodjo 2010 ada beberapa model-model dari alasan penggunaan atau determinan-determinan penggunaan pelayanan kesehatan. Model- model tersebut meliput i: 1. Model Demografi Kependudukan Menurut model ini penggunaan pelayanan kesehatan sangat bergantung pada usia, jenis kelamin, status perkawinan, besarnya keluarga dan sebagainya. Derajat kesehatan, derajat kesakitan dan pemanfaatan kesehatan sangat tergantung pada variabel demografis. 2. Model Struktur Sosial Social Structural Model Model ini mengungkapkan bahwa faktor pendidikan, pekerjaan, kebangsaan, gaya hidup serta kedudukan sosial individu dalam masyarakat memberikan pengaruh terhadap pola pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penggunaan pelayanan kesehatan dipandang sebagai satu gaya hidup . 3. Model Sosial Psikologis Psychological Models Model ini memakai tipe variabel ukuran dari sikap dan keyakinan individu menyangkut sosial psikologis dari individu itu sendiri yang terdiri dari: a Kerentanan terhadap penyakit, b Pemahaman secara keseluruhan tentang penyakit c Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan tindakan dalam menghadapi penyakit dan, d kesiapan tindakan individu Universitas Sumatera Utara 4. Model sumber keluarga family resources models Dalam model ini variable pendapatan keluarga, cakupan asuransi keluarga dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga. Model sumber keluarga menekankan pada kesanggupan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anggotanya. 5. Model Sumber Daya Masyarakat Model ini memfokuskan perhatian pada penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber dalam masyarakat. Model sumber daya masyarakat memindahkan pelayanan pada tingkat individu atau keluarga pada tingkat masyarakat. 6. Model Organisasi organization model Dalam Model ini variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk- bentuk system pelayanan kesehatan. Variabel yang digunakan meliputi; a Gaya style praktek pengobatan sendiri, rekanan atau kelompok, b Sifat nature dari pelayanan membayar langsung atau tidak, c Letak pelayanan tempat pribadi, rumah sakit, klinik, d Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien dokter, perawat, dsb. 7. Model system kesehatan Keenam kategori model penggunaan pelayanan fasilitas kesehatan tidak begitu terpisah, artinya model system kesehatan mengintegrasikan keenam model terdahulu. Oleh sebab itu faktor demografi, cirri-ciri struktur sosial, sikap dan keyakinan individu atau keluarga, sumber-sumber dalam masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan digunakan secara bersama dengan faktor yang Universitas Sumatera Utara berhubungan dengan kebijakan dan struktur ekonomi masyarakat yang lebih luas Negara. Semua model yang ada kemudian di kategorikan oleh Lawrence Green menjadi 3 kategori utama kecendrungan dalam menggunakan pelayanan kesehatan yaitu: 1. Karakteristik Predisposisi Predisposing characteristics Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan bahwa setiap individu memiliki kecendrungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda- beda. Dan hal itu disebabkan oleh karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam: a Ciri-ciri demografi, b Struktur Sosial, c Manfaat-manfaat kesehatan, hal ini lebih mengarah pada tingkat kepercayaan dari pengguna pelayanan kesehatan tersebut. 2. Karakteristik Pendukung Enabling characteristics Karakteristik ini menjelaskan bahwa sesorang yang memiliki karakteristik secara predisposisi tetap tidak akan menggunakan jenis pelayanan kesehatan tersebut bila tidak adanya karakteristik pendukung, yang meliputi kemampuan konsumen untuk membayar dan, ketersediaan sumber daya manusia. 3. Karakteristik Pendorong Renforcing characteristics Karakteristik ini menjelaskan bahwa salah satu yang menjadi faktor untuk menentukan pelayanan kesehatan tersebut diminati atau tidak oleh masyarakat dilihat dari sikap dan perilaku petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari periaku masyarakat. Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konsep