4.6.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian, jika terdapat diviasi antara sampel yang ditentukan dengan
jumlah populasi maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak maupun menerima suatu hipotesis.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian baik secara simultan maupun parsial.
Pengujian secara simultan digunakan uji statistik F uji signifikan simultan dan pengujian secara parsial digunakan uji statistik t uji signifikan parsial.
Menurut Ghozali 2005: 14, uji hipotesis dapat dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu:
4.6.2.1. Uji F
Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk
uji F adalah sebagai berikut: • Ho : b1 = 0 , Pendapatan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Umum dan
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
• H1 : b1 ≠ 0 , Pendapatan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Umum dan
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Kriteria pengujian adalah : • P Value sig 0,05 = H
• P Value sig ditolak
0,05 = H diterima
Universitas Sumatera Utara
4.6.2.2. Uji Statistik t
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan
asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Langkah-langkah pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :
1. Ho : b1 = 0 , Pendapatan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Umum dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi. 2. H1 : b1
≠ 0 , Pendapatan Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Umum dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi.. Kriteria pengujian adalah :
3. P Value sig 0,05 = H
4. P Value sig
ditolak 0,05 = H
4.6.2.3. Koefisien determinasi R
diterima
2
Koefisien determinasi R
2
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka nilai R bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen dan sebaliknya jika mendekati nol.
2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Universitas Sumatera Utara
dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R
2
pada saat mengevaluasi model regresi terbaik Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Statistik Deskriptif
Data kuantitatif yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara yaitu laporan realisasi anggaran tahun 2005 sampai dengan 2010. Dari laporan
tahunan tersebut yang menjadi objek penelitian adalah realisasi DAU, DAK, LLPDYS,PAD,Dana bagi hasil pajak dan bukan pajak serta data Pertumbuhan
Ekonomi yang diambil dari data PDRB harga berlaku
Tabel 5.1 Hasil Deskripsi Statistik
N Minimu
m Maximum
Sum Mean
Std. Deviation
DAU 138 4339900
88221565 7
4591898012 9
332746232. 82
177520124.1 7
DAK 138 4000000
91188000 5079015894
36804463 20923566.96 LLPD
S 138
.00 41166485
9 6370505550 46163083.6
9 58234511.55
DF 138
1.07 43.58
1672.24 12.1177
7.07855 PE
138 2075893 90
83315016 030
1042802460 489
755653956 8.76
1344442715 5.12
Valid N
listwi s
138
Sumber : Lampiran SPSS,2012
Universitas Sumatera Utara