Uji Autokorelasi Uji Asumsi Klasik Desentralisasi Fiskal + e persamaan 2

Berdasarkan hasil pengujian di atas diketahui bahwa data telah terdistribusi secara normal, dimana nilai Asymp. Sig. 2-tailed = 0,120 0,05. Jika data sudah berdistribusi normal maka analisa pengujian selanjutnya bisa diteruskan.

5.3.1.2. Uji Multikolinearitas

Ada tidaknya masalah multikolinearitas dalam sebuah model regresi dapat dideteksi dengan nilai VIF variance inflactor factor dan nilai toleransi tolerance. Suatu model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 Ghozali, 2006. Dalam model regresi ini, hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 5.12 Uji Multikolinearitas Coefficientsª Model Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant DAU .663 .622 .470 .418 2.391 DAK .037 -.554 -.394 .684 1.461 LLPDYS .625 .345 .218 .534 1.874 Dependent Variable: DF Sumber : Lampiran Hasil Olah SPSS Nilai VIF dan tolerance pada tabel 5.12 di atas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai VIF keempat variabel tersebut yang besarnya kurang dari 10, dan nilai tolerance jauh melebihi angka 0,1. Dengan hasil tersebut maka langkah selanjutnya bisa diteruskan.

5.3.1.3. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan perbandingan nilai Durbin-Watson DW-statistik dengan nilai DW-tabel. Nilai DW-statistik dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi DW-statistik DW-test melalui uji Durbin-Watson pada tabel berikut ini: Tabel 5.13 Uji Durbin Watson Model Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .651 83.135 3 134 .000 1.834 a. Predictors: Constant, LLPDYS, DAK, DAU b. Dependent Variable: DF Sumber : Lampiran Hasil Olah SPSS Berdasarkan tabel 5.13 di atas menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yang didapatkan sebesar 1,834. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai DW dari hasil regresi dengan nilai dL dan dU dari tabel Durbin Watson. Nilai tabel batas bawah dL Durbin Waston pada jumlah observasi 138 dengan jumlah independen 3 adalah 0,346 dan batas atasnya dU sebesar 1,834. Besaran ini akan menghasilkan nilai 4 - dU = 4 – 1,834 = 2,166 dan 4 - dL = 4 – 0,346 = 3,654. Hasil ini dalam tabel menunjukan tanpa kesimpulan atau 4-dU dw ≤ 4-dL atau dapat ditulis dengan 2,166 1,834 ≤ 3,621. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi, angka ini kemudian diklasifikasikan menurut kriteria yang ditentukan sesuai dengan tabel ini: Tabel 5.14 Pengukuran Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 0,379 0,380 sampai dengan 1,494 1,495 sampai dengan 2,506 Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Universitas Sumatera Utara 2,507 sampai dengan 3,621 Lebih dari 3,622 Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi Untuk menilai ada atau tidaknya autokorelasi, nilai Durbin-Watson statistik yang didapatkan dari penghitungan pada table 5.14 di atas, yang menunjukkan nilai sebesar 1,834 diklasifikasikan menurut kreteria pengukuran autokorelasi pada tabel di atas. Dilihat dari tabel tersebut, pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi ini.

5.3.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 14 103

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Alokasi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara dengan Dana Alokasi Khusus sebagai Variabel Moderating

0 4 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori - Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Desentralisasi Fiskal Sebagai Variabel Moderating di Kabupaten dan Kota Provinsi Suma

0 0 16

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, LAIN - LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN DESENTRALISASI FISKAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

0 0 15