menyatakan bahwa model fit yang cukup MacCallum et all dalam Ghozali, 2008: 32.
2.7 Tes IVA Inspeksi Visual Asam Asetat
2.7.1 Sejarah Tes IVA
Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker serviks, baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut terutama berkat
adanya program skrining massal antara lain dengan Tes Pap. Pemeriksaan IVA diperkenalkan oleh Hinselman pada tahun 1925. Organisasi Kesehatan Dunia
WHO meneliti IVA di India, Muangthai, dan Zimbabwe. Ternyata efektivitasnya tidak lebih rendah daripada tes Pap. Namun di Indonesia kebijakan penerapan
program skrining kanker serviks kiranya masih tersangkut dengan banyak kendala, antara lain luasnya wilayah dan juga kurangnya sumber daya manusia
sebagai pelaku skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi anatomiksistologi dan stafnya, teknisi sitologiskriner. Pengobatan kanker serviks
pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik dan mortalitas akan menurun. Hingga sekarang IVA sedang dikembangkan dengan melatih tenaga kesehatan, termasuk
bidan Delima, 2011.
2.7.2 Pengertian Tes IVA
Tes IVA adalah metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area
berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks Kartikawati, 2013.
2.7.3 Tujuan Tes IVA
Untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker mulut rahim Rasjidi, 2009.
2.7.4 Kelebihan Tes IVA
Menurut Delima 2011, ada beberapa kelebihan Tes IVA diantaranya sebagai berikut:
1. Mudah, praktis dan sangat mampu dilaksanakan.
2. Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi.
3. Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat
dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih.
4. Alat-alat yang dibutuhkan dan teknik pemeriksaan sangat sederhana.
5. Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana.
2.7.5 Kekurangan Tes IVA
Menurut Rahayu 2013, kekurangan Tes IVA adalah sebagai berikut: 1.
Spesifisitas lebih rendah dari tes Pap positif palsu lebih tinggi. 2.
Angka hasil tes positif tinggi 10-35. 3.
Nilai Prediksi Positif untuk hasil tes positif rendah 10-30. 4.
Terapi akan berlebihan bila dilakukan skrining dan terapi sekaligus. 5.
Kemampuan yang amat terbatas untuk mendeteksi lesi pada endoserviks.
2.7.6 Kontraindikasi