Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan dan tingkat higinitas yang berbeda pada laki-laki dan perempuan. Pada musim hujan khususnya, perempuan
cenderung tinggal di rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga, mengobrol dengan teman-teman, atau merawat adik-adik, sedangkan
laki-laki cenderung bermain sepak bola tanpa alas kaki di tanah umum yang luas, dimana anjing dan
kucing berkeliaran di sekitarnya Heukelbach et al, 2007. Namun, kebiasaan dan tingkat higinitas yang berbeda dari masing-masing individu dapat menyebabkan
hasil yang berbeda dari tiap penelitian.
5.2.2. Karakteristik Penderita CLM Berdasarkan Usia
Berdasarkan karakteristik usia pada tabel 5.2. diketahui bahwa penderita CLM terbanyak pada kelompok usia
≤25 tahun yaitu sebanyak 3 orang 605
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian di Barbados yang dilakukan oleh Tremblay et al 2000 juga menunjukkan CLM lebih banyak terjadi pada usia
yang lebih muda. Selain itu, penelitian lain di Brazil menunjukkan pada musim kemarau, insiden CLM terbanyak terjadi pada kelompok usia 5-9 tahun 47,
sedangkan pada musim hujan insiden CLM terbanyak terjadi pada kelompok usia ≤4 tahun 51,1 Heukelbach et al, 2007. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan
anak kecil yang jarang menggunakan alas kaki saat keluar rumah.
5.2.3. Karakteristik Penderita CLM Berdasarkan Tempat Tinggal
Berdasarkan tabel 5.3. diketahui bahwa seluruh penderita CLM pada sampel bertempat tinggal di daerah urban 100.
Pada studi ini, pengelompokan urban dan rural masih dibuat berdasarkan definisi urban dan rural menurut Paul H. Landis, yaitu rural adalah daerah dengan
jumlah penduduk kurang dari 2500 orang. Kemudian, dari alamat pasien yang didapat dari rekam medis, dilihat ke hasil sensus penduduk Indonesia 2010 untuk
mendapatkan jumlah penduduk pada daerah tersebut. Hasil yang didapat pada studi ini mungkin disebabkan karena
pengelompokan tempat tinggal pada penelitian ini masih berdasarkan pembagian
Universitas Sumatera Utara
menurut jumlah penduduk, sehingga tidak dapat mencerminkan pembagian tempat tinggal berdasarkan definisi rural dan kota secara agrarisnya.
5.2.4. Karakteristik Penderita CLM Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.4. diketahui bahwa penderita CLM terbanyak pada kelompok dengan pekerjaan sebagai pelajar yaitu sebanyak 2 orang 40. Hal ini
mungkin dikarenakan CLM umumnya lebih banyak terjadi pada penderita dengan
usia yang lebih muda Tremblay et al, 2000.
Literatur lain mengatakan orang yang pekerjaannya sering kontak dengan tanah atau pasir tersebut dapat meningkatkan risiko terinfeksi larva CLM. Hal ini
disebabkan larva infektif penyebab CLM banyak terdapat pada tanah atau pasir yang lembab Aisah, 2000. Namun pada studi ini didapati bahwa hanya 1 kasus
CLM 20 yang ditemukan pada pekerja dengan banyak riwayat kontak dengan tanah petani,nelayan,dll. Adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan
penelitian terdahulu mungkin disebabkan karena sedikitnya jumlah penderita yang menjadi sampel dalam penelitian ini sehingga sampel yang ada kurang
representatif terhadap populasi. Hal lain yang juga turut menjadi pertimbangan adalah, walaupun RSUP H. Adam Malik adalah merupakan pusat rujukan di
Sumatera, masyarakat mungkin lebih memilih berobat ke pusat pelayanan kesehatan yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya untuk pengobatan CLM
yang dalam keseharian memang bukanlah tergolong kasus emergensi dan jarang memerlukan rujuk khusus. Selain itu, membawa penderita anak berobat ke RSUP
H. Adam Malik akan lebih sulitmerepotkan bagi orangtua suspek penderita CLM bila domisilinya tergolong jauh dari rumah sakit tersebut, Di sisi lain, kurang
lengkapnya rekam medis dan masih banyaknya petugas kesehatan yang masing sering salah mendiagnosis CLM juga menyebabkan sedikitnya jumlah sampel.
5.2.5. Karakteristik Penderita CLM Berdasarkan Pendidikan