Efedrin Menurunkan Intensitas Nyeri Pascapemberian Propofol Intravena.
6.1 Efedrin Menurunkan Intensitas Nyeri Pascapemberian Propofol Intravena.
Pada penelitian ini penilaian intensitas nyeri menggunakan skala gradasi nyeri oleh McCririck dan Hunter (1990). Skala nyeri digradasi menjadi empat skala nyeri, meliputi :
a. Skala nyeri 0 : Tidak nyeri
b. Skala nyeri 1 : Nyeri ringan atau rasa panas
c. Skala nyeri 2 : Nyeri sedang atau subjek penelitian mengeluhkan rasa nyeri sebelum ditanya
d. Skala nyeri 3 : Nyeri berat yang ditandai dengan wajah subjek penelitian meringis, ada reflek menggerakkan tangan tempat injeksi atau keduanya
Secara klinis, keempat gradasi nyeri dapat disederhanakan menjadi dua yaitu tidak nyeri hingga nyeri ringan dan nyeri sedang hingga nyeri berat.Secara klinis nyeri yang dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri sedang hingga nyeri berat sedangkan jika pasien tidak nyeri hingga nyeri ringan atau rasa panas, pasien tidak mengeluhkannya.Secara klinis terdapat perbedaan yang signifikan antara nyeri ringan dan nyeri sedang atau nyeri berat, nyeri ringan tidak memerlukan intervensi farmakologi secara klinis.Sehingga pada penelitian ini intensitas nyeri Secara klinis, keempat gradasi nyeri dapat disederhanakan menjadi dua yaitu tidak nyeri hingga nyeri ringan dan nyeri sedang hingga nyeri berat.Secara klinis nyeri yang dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri sedang hingga nyeri berat sedangkan jika pasien tidak nyeri hingga nyeri ringan atau rasa panas, pasien tidak mengeluhkannya.Secara klinis terdapat perbedaan yang signifikan antara nyeri ringan dan nyeri sedang atau nyeri berat, nyeri ringan tidak memerlukan intervensi farmakologi secara klinis.Sehingga pada penelitian ini intensitas nyeri
Pada penelitian ini kami dapatkan kejadian nyeri sedang hingga nyeri berat pascapemberian propofol pada kelompok kontrol (Salin) sebanyak 18 sampel atau mencapai 78,3%. Sedangkan kejadian nyeri sedang hingga berat pada kelompok perlakuan efedrin berjumlah 2 sampel atau 8,7%. Sehingga penelitian ini menghasilkan risiko relatif terjadinya nyeri sedang hingga nyeri berat pascapemberian propofol intravena pada kelompok efedrin sebesar 0,111 kali dibandingkan dengan kelompok salin atau kejadian nyeri sedang hingga nyeri berat pada kelompok salin sembilan kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok efedrin.
Sampai saat ini mekanisme propofol menyebabkan nyeri pascapemberian intravena masih belum jelas. Propofol merupakan bagian dari kelompok fenol yang secara langsung dapat mengiritasi kulit, membrane mukosa dan intima dari pembuluh darah yang akan dengan cepat menstimulasi ujung saraf bebas yang akhirnya menimbulkan respon nyeri (Ambesh SP, 1999).
Ambesh (1999) mengungkapkan konsentrasi propofol yang bebas (tidak terikat oleh air) berhubungan dengan nyeri saat injeksi propofol intravena, akibat dari efek tidak langsung propofol pada endotel pembuluh darah yang mengaktivasi sistem kinin-kalikrein dan pelepasan bradikinin menyebabkan dilatasi pembuluh darah, hiperpermeabilitas yang berakibat peningkatan kontak langsung antara propofol dengan ujung saraf bebas yang menyebabkan nyeri Ambesh (1999) mengungkapkan konsentrasi propofol yang bebas (tidak terikat oleh air) berhubungan dengan nyeri saat injeksi propofol intravena, akibat dari efek tidak langsung propofol pada endotel pembuluh darah yang mengaktivasi sistem kinin-kalikrein dan pelepasan bradikinin menyebabkan dilatasi pembuluh darah, hiperpermeabilitas yang berakibat peningkatan kontak langsung antara propofol dengan ujung saraf bebas yang menyebabkan nyeri
Greenberg (1991) mengungkapkan Bradikinin menginhibisi keluarnya norepinephrine dari ujung saraf simpatis yang menginervasi arteri pulmonalis dan mesenterika pada anjing. Lange M (2008) menyebutkan efedrin mampu menurunkan sekresi bradikinin akibat dari pemberian propofol intravena.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheong Mi (2002) yang mendapatkan efedrin efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pascapemberian propofol. Pada penelitiannya Cheong MI (2002) mendapatkan kejadian nyeri sedang hingga nyeri berat sebesar 3 dari 28 sampel atau 10,7%, pada dosis efedrin 30 mcg/kgBB. Sedangkan dengan dosis 70 mcg/kgBB didapatkan kejadian nyeri sedang hingga berat sebanyak 3 dari keseluruhan 30 sampel atau 10% sampel. Sharifina (2013), dalam penelitiannya mengungkapkan efedrin dengan dosis 30 mcg/kgBB dan 70 mcg/kgBB memiliki efektifitas yang sama dengan lidokain dalam menurunkan intensitas nyeri pascapemberian propofol intravena.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agarwal (2004), dalam penelitiannya menyebutkan efedrin tidak memiliki efek untuk menurunkan intensitas nyeri akibat pemberian propofol intravena.Dalam penelitiannya Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agarwal (2004), dalam penelitiannya menyebutkan efedrin tidak memiliki efek untuk menurunkan intensitas nyeri akibat pemberian propofol intravena.Dalam penelitiannya