Model Pembelajaran IKRAR Berorientasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Matematika

2.5 Model Pembelajaran IKRAR Berorientasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Matematika

Penerapan model pembelajaran IKRAR berorientasi kearifan lokal dalam pembelajaran pada prinsipnya sama dengan model pembelajaran IKRAR yang telah dijelaskan sebelumnya. Tahapan pembelajaran yang digunakan sama persis dengan model pembelajaran IKRAR dan pada kegiatan pembelajarannya pun menggunakan LKS yang memuat masalah-masalah matematika. Hanya saja, pada pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal, dalam kegiatan pembelajaran digunakan kearifan lokal berbentuk nasehat-nasehat yang berdasar pada kearifan lokal Bali. Nasehat-nasehat tersebut dalam penelitian ini dijadikan orientasi oleh guru dalam pembelajaran. Dalam hal ini, nasehat-nasehat yang digunakan akan diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang berkiblat pada IKRAR. Nasehat-nasehat luhur itu dipilih sesuai dengan situasi dan konteksnya dalam pembelajaran. Beberapa nasehat dituangkan secara tertulis di dalam LKS, sedangkan beberapa nasehat lainnya disampaikan secara lisan dalam pembelajaran, tetapi penggunaannya disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran IKRAR yang digunakan.

Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran IKRAR berorientasi kearifan lokal menggunakan LKS sebagai media pembelajaran yang di dalamnya memuat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga nantinya diharapkan siswa lebih memaknai apa yang telah mereka pelajari. Masalah-masalah dalam model pembelajaran IKRAR berorientasi kearifan lokal menuntut kemampuan

57 berpikir siswa untuk melakukan investigasi yang lebih mendalam terhadap

masalah yang diberikan. Penggunanan LKS yang berorientasi pemecahan masalah dalam model pembelajaran IKRAR berorientasi kearifan lokal memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman secara lebih bermakna, keterampilan-keterampilan kognitif secara bebas, pemikiran kreatif dan kritis, rasa percaya diri dalam menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran IKRAR berorientasi kearifan lokal, dengan mengambil nilai-nilai luhur yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat Bali, memberikan kesempatan kepada siswa dengan berbagai latar belakang kemampuan dan kondisi sosial yang berbeda untuk bekerja sama, saling tergantung dan belajar saling menghargai satu dengan lainnya. Kondisi semacam ini memungkinkan berkembangnya keterampilan-keterampilan untuk bekerja sama yang memang sangat dibutuhkan dalam hidup bermasyarakat. Hal ini senada dengan pendapat Tilaar (2000:191) yang menyebutkan bahwa pendidikan akan berhasil apabila bertitik tolak dari nilai-nilai budaya lokal yang secara bertahap memasuki nilai-nilai dari masyarakat luas.

Pembelajaran model IKRAR berorientasi kearifan lokal dapat dijabarkan dalam contoh rencana pelaksanaan pembelajaran pada tabel berikut.

Tabel 2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model IKRAR Berorientasi Kearifan Lokal LANGKAH-LANGKAH

KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU

Pendahuluan

1. Menyampaikan

Mencermati tujuan

tujuan pembelajaran.

pembelajaran yang disampaikan.

2. Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

Apersepsi

Mengingatkan

Mengingat kembali kembali materi yang materi yang telah telah dipelajari yang

dipelajari yang berhubungan dengan berkaitan dengan materi yang akan

materi yang akan

Memberikan contoh Mencermati apa yang aplikasi materi dalam disampaikan guru dan permasalahan sehari- bertanya jika ada hal hari ataupun

yang kurang dipahami.

menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari.

Memotivasi siswa untuk belajar dengan menyelipkan kata atau kalimat yang mengandung unsur nasehat Bali.

3. Mengorganisasikan

Membentuk kelompok

siswa dalam

diskusi.

kelompok diskusi. Pada kegiatan ini, guru menyampaikan nasehat-nasehat luhur tentang pentingnya bekerja sama dan saling menghargai antar anggota kelompok. Selain itu, siswa dimotivasi agar

LANGKAH-LANGKAH

KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU

tidak mudah menyerah dalam mengerjakan LKS lewat nasehat-nasehat yang relevan.

Kegiatan Inti

Membagikan LKS

Mencermati LKS

untuk didiskusikan

yang diberikan dan

pada masing-masing

mendiskusikan

kelompok. Dalam

masalah dengan

hal ini, guru

teman sekelompok.

menanamkan aspek kerja sama dan demokratis. Selain itu, guru juga memotivasi agar setiap siswa mau terlibat dalam diskusi, tidak takut mengajukan pendapat dan saling menghargai pendapat melalui nasehat- nasehat luhur yang relevan. Secara tertulis, nasehat- nasehat untuk meningkatkan semangat kerja siswa juga dituangkan dalam LKS.

Eksplorasi Inisiasi

Memotivasi atau

Membangun inisiatif

memfasilitasi siswa

orisinal dalam diri

dalam membangun

sendiri dengan cara

inisiatif orisinal

menjawab

untuk melakukan

pertanyaan-

pemecahan masalah

pertanyaan efektif

yang dilakukan

guru, maupun

dengan memberikan

bertanya balik kepada

pertanyaan efektif

guru.

pada siswa. Pertanyaan efektif diberikan sesuai dengan karaktieristikdan keperluan siswa dalam setiap

LANGKAH-LANGKAH

KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU

kelompok. Pertanyaan ini juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengkaji masalah yang diberikan. Apabila kelompok tersebut sudah memahami permasalahan, pertanyaan efektif yang diberikan dapat dikurangi.

Elaborasi

Konstruksi-

1. Memfasilitasi siswa

hubungan informasi

si

hubungan informasi

(konsep) yang telah

(konsep) yang telah

dikumpulkan dengan

dikumpulkan dengan

apa yang ditanyakan

apa yang ditanyakan

dalam masalah

dalam masalah

matematika yang ada

matematika yang ada

di LKS.

di LKS.

2. Memfasilitasi siswa

Membuat

dalam membuat

perencanaan yang

perencanaan

akan digunakan

mengenai hal apa

dalam menyelesaikan

saja yang diperlukan

permasalahan.

dalam menyelesaikan masalah yang ada di LKS.

3. Memfasilitasi siswa

Memberikan alasan

untuk memberikan

terhadap rencana yang

alasan terhadap

telah dibuat untuk

rencana yang dibuat

menyelesaikan

dalam menyelesaikan

permasalahan.

masalah di LKS.

Aplikasi

1. Membimbing dan

Menyelesaikan

memfasilitasi siswa

masalah matematika

dalam melakukan

dengan menggunakan

penerapan materi

perencanaan yang

(konsep) secara utuh.

telah dibuat.

LANGKAH-LANGKAH

KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU

2. Meminta perwakilan

Siswa yang ditunjuk

dari beberapa

mengerjakan di papan

kelompok untuk

tulis, dan siswa lain

mempresentasikan

memberikan

hasil diskusi. Guru

komentar.

memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk memberikan komentar. Pada tahapan ini, guru juga memberikan nasehat- nasehat yang mendorong siswa untuk mau terlibat dalam diskusi dan mau menghargai pendapat temannya.

3. Menekankan konsep-

Menyimak penjelasan

konsep penting dan

guru dan menjawab

melakukan klarifikasi

pertanyaan-

dengan mengajukan

pertanyaan yang

pertanyaan efektif

diajukan oleh guru.

kepada siswa jika ada konsep yang keliru.

4. Memberikan soal

Menyelesaikan soal

untuk memantapkan

yang diberikan.

pemahaman.

Konfirmasi Refleksi

Membimbing dan

Mencermati kembali

memfasilitasi siswa

keseluruhan proses

untuk mencermati

pemecahan masalah

kembali keseluruhan

yang sudah dilakukan

proses pemecahan

secara utuh.

masalah yang sudah dilakukan secara utuh.

Penutup

1. Membimbing siswa

Menyimpulkan materi

untuk membuat

yang telah dipelajari.

simpulan dari materi yang telah dipelajari.

LANGKAH-LANGKAH

KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU

2. Memberikan tes

Mengerjakan tes yang

mandiri untuk

diberikan secara

mengetahui

mandiri.

ketercapaian indikator pembelajaran .

3. Menyampaikan

Mencatat pokok

pokok bahasan yang

bahasan untuk

akan dibahas pada

Pemberian nasehat dapat berlangsung sepanjang proses pembelajaran dengan menyesuaikan keadaan dan kondisi yang terjadi di dalam kelas. Pemberian nasehat ini divariasikan sesuai kebutuhan agar siswa terus merasa termotivasi dalam pembelajaran dan tidak pantang menyerah menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Pemberian nasehat ini dapat dikombinasikan menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga kalimat nasehat contoh yang dinyatakan dalam RPP tidak bersifat mutlak, namun dapat dijadikan suatu pertimbangan. Selain disampaikan secara lisan, nasehat ini juga dituangkan secara tertulis pada LKS yang dikerjakan siswa. Hal ini untuk memastikan keberadaan nasehat-nasehat kearifan lokal Bali ini dalam setiap proses pembelajaran.