Model Pembelajaran IKRAR
2.3 Model Pembelajaran IKRAR
2.3.1 Landasan Teori
IKRAR merupakan model pembelajaran konstruktivis yang mengadopsi dan memodifikasi model pembelajaran berorientasi pemecahan masalah melalui proses adaptasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia serta karakteristik siswa dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika yang dialami siswa.
Masalah yang digunakan dalam IKRAR adalah masalah tertutup (close problem ) dan masalah terbuka (open-ended problem), yang didefinisikan sebagai masalah matematika yang memiliki alternatif kondisi: (1) satu solusi dan banyak metode pemecahan, (2) banyak solusi dan banyak metode pemecahan, (3) masalah
26 tertutup biasa, tetapi dengan beberapa variabel yang disembunyikan dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan tambahan (open-ended problem with hiding variable), (4) masalah tertutup biasa, tetapi dengan beberapa variabel yang dihilangkan (open-ended problem with missing variable).
Model ini dikembangkan setelah menemukan kelemahan model pemecahan masalah, yang pada kenyataannya sulit untuk diterapkan begitu saja tanpa persiapan, baik dari segi perumusan masalah matematika itu sendiri, tindakan guru untuk memfasilitasi siswa, maupun tindakan dan pola pikir siswa yang efektif untuk dapat memecahkan masalah dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian Sudiarta yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Berorientasi Pemecahan Masalah Konstekstual Open-Ended (Contextual Open-Ended Problem Solving) untuk siswa Sekolah Dasar di Propinsi Bali”, Sudiarta (2007) memperoleh satu hal mendasar yang perlu mendapatkan pengkajian mendalam dan penelitian lebih lanjut. Temuan tersebut menyebutkan bahwa model pembelajaran berbasis pemecahan masalah matematika open-ended dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, tetapi cenderung memiliki kelemahan dalam beberapa hal yang meliputi:
(1) rancangan didaktis, bagaimana guru merancang dan merumuskan masalah matematika itu sendiri, (2) rancangan pedagogis, bagaimana guru melakukan intervensi yang tepat dalam memberikan dukungan untuk terjadinya interaksi antar siswa dan discourse yang intensif dalam pembangunan konsep-konsep matematika baru secara bermakna,
27 (3) akomodasi terhadap struktur kognitif siswa, bagaimana konsep-
konsep matematika sebelumnya dibangun dan dapat direfleksikan secara mendalam untuk pembangunan konsep matematika baru.
Selain kelemahan tersebut, diketahui juga secara konseptual bahwa keberhasilan menerapkan model pemecahan berbasis masalah matematika dipengaruhi oleh 4 komponen kunci didaktis dan pedagogis yang saling berkaitan, yaitu Inisiasi, Konstruksi-Rekonstruksi, Aplikasi dan Refleksi (IKRAR).
Berangkat dari penemuan tersebut, kemudian dikembangkanlah suatu model pembelajaran baru yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran berbasis pemecahan masalah matematika yang disebut model pembelajaran IKRAR. Model ini dikembangkan mengingat model pemecahan masalah biasa, pada kenyataannya sulit untuk diterapkan begitu saja tanpa persiapan, baik dari segi perumusan masalah matematika itu sendiri, tindakan guru untuk memfasilitasi siswa, maupun tindakan dan pola pikir siswa yang efektif untuk dapat memecahkan masalah dengan baik (Sudiarta, 2010a:32). Model IKRAR memiliki 4 karakteristik yaitu sebagai berikut.
(1) Inisiasi Inisiasi merupakan proses dalam diri siswa untuk membuat hubungan diantara ide-ide atau konsep sehingga bisa membantu siswa dalam membuat suatu pengetahuan matematika. Jika proses inisiasi ini tidak terjadi dengan baik, yakni ditandai oleh ketidakmampuan siswa dalam mengenali, membedakan dan mengaitkan konsep-konsep matematika yang penting dan kurang penting, maka guru perlu melakukan intervensi. Intervensi dapat dilakukan baik secara langsung maupun
28 tidak langsung, tetapi harus dilandasi oleh konsep didaktis dan
pedagogis yang tepat. Pola pikir siswa di Indonesia yang cenderung belajar melalui contoh dapat diarahkan untuk lebih terbuka dan divergen melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebagai pemicu agar siswa dapat memahami masalah.
(2) Konstruksi-Rekonstruksi Konstruksi-Rekonstruksi
proses membangun pengetahuan/konsep yang merupakan inti dari proses pemecahan masalah matematika, yakni proses untuk menganalisis, mensintesis konsep, prinsip dan prosedur matematika. Dalam tahap ini, guru memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan yang bersifat konseptual maupun prosedural. Dalam proses tersebut, baik konstruksi maupun rekonstruksi merupakan proses dalam kegiatan pembelajaran yang dapat terjadi secara bersamaan. Artinya dalam suatu kegiatan pembelajaran bisa saja siswa membangun pengetahuannya sendiri karena pengetahuan tersebut betul-betul baru bagi siswa (konstruksi) maupun membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman ataupun pengetahuan yang pernah diperoleh/ditemui sebelumnya (rekonstruksi).
merupakan
(3) Aplikasi Aplikasi merupakan proses penerapan atau pemodelan ide-ide matematika dalam dunia nyata. Proses ini dapat melibatkan siswa baik secara mental maupun fisik. Proses aplikasi ini sangat penting untuk
29 menjadikan pemahaman siswa lebih bermakna (learning with
understanding ). (4) Refleksi Refleksi merupakan proses mental untuk melihat kembali keseluruhan proses sebelumnya secara utuh. Proses mental ini merupakan ruang evaluasi diri untuk membuka kesadaran mendalam bagaimana dan mengapa suatu konsep dan prinsip prosedur matematika berkaitan satu sama lain serta dapat digunakan untuk membangun konsep baru. Proses refleksi ini membuka peluang bagi siswa untuk melakukan aktivitas invensi, yaitu suatu kemampuan untuk berkarya dan berdaya cipta secara orisinal.
Pada dasarnya model pembelajaran IKRAR hadir untuk melengkapi model kemampuan pemecahan masalah biasa. Kedua model ini sama-sama memanfaatkan masalah tertutup (close problem) maupun masalah terbuka (open- ended problem ) dalam pembelajaran, namun terdapat perbedaan dalam proses pemecahan masalah tersebut. Adapun perbedaan proses pemecahan masalah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2. Masalah-masalah yang disajikan merupakan contoh masalah pada jenjang pendidikan dasar khususnya kelas V. Contoh masalah terbuka: Ibu memiliki sebuah kue yang akan dibagikan kepada empat orang anaknya. Anak kedua (Dwi) dan ketiga (Tri) mendapatkan bagian yang sama, sedangkan anak keempat (Catur) mendapat bagian yang lebih sedikit dari anak pertama (Eka). Berapa bagian kue yang diperoleh tiap anak?
Tabel 2.2 Perbandingan Contoh Penyelesaian Masalah Terbuka Menggunakan Model IKRAR dan Model Konvensional
Model Pembelajaran
IKRAR Konvensional Inisiasi
Memahami Masalah
1. Pernahkan kamu menemukan masalah Diketahui: seperti ini sebelumnya?
Ibu mempunyai sebuah kue
2. Informasi apa saja yang diketahui Dwi dan Tri mendapat bagian
pada soal?
kue yang sama. diharapkan)
(Jawaban
yang
Catur mendapat bagian kue Diketahui:
lebih sedikit dari Eka. Ibu mempunyai sebuah kue
Ditanya :
Dwi dan Tri mendapat bagian kue Berapa bagian kue yang diperoleh yang sama.
tiap anak?
Catur mendapat bagian kue lebih sedikit dari Eka. Ditanya : Berapa bagian kue yang diperoleh tiap anak?
Konstruksi-Rekonstruksi Merencanakan Penyelesaian
Konstruksi :
1. Ibu dapat membagi kuenya Ibu dapat membagi kuenya menjadi: menjadi:
Eka Catur Eka Catur
Rekonstruksi : Apakah ada cara lain untuk membagi kue itu ?
2. Eka
Tri Catur Dwi
3. Catur
Eka Dwi
Tri
Model Pembelajaran
IKRAR Konvensional Aplikasi
Pelaksanaan Penyelesaian
1. Dari gambar, misalkan bahwa kue Dari gambar, misalkan bahwa kue
dibagi dua sama rata. Kemudian dibagi dua sama rata. Kemudian setengah bagian kue untuk Dwi dan setengah bagian kue untuk Dwi dan Tri, sedangkan setengah lagi untuk Tri, sedangkan setengah lagi untuk Eka dan Catur.
Eka dan Catur.
Maka kue yang didapat Dwi dan Tri Maka kue yang didapat Dwi dan Tri adalah:
= 1/4 bagian. = 1/4 bagian. Kue yang didapat Catur lebih sedikit Kue yang didapat Catur lebih sedikit dari bagian kue Eka. Berdasarkan dari bagian kue Eka. Berdasarkan gambar tersebut, misalkan Catur gambar tersebut, misalkan Catur mendapat 1/8 bagian, maka Eka mendapat 1/8 bagian, maka Eka mendapat:
mendapat:
= 1/2 – 1/8 = 1/2 – 1/8 = 3/8 bagian.
= 3/8 bagian. Jadi, Eka mendapat 3/8 bagian, Dwi Jadi, Eka mendapat 3/8 bagian, Dwi dan Tri mendapat 1/4 bagian, dan Tri mendapat 1/4 bagian, sedangkan Catur mendapat 1/8 sedangkan Catur mendapat 1/8 bagian.
bagian.
2. Eka
Tri Catur Dwi
Dari gambar, misalkan bahwa kue dibagi dua sama rata. Kemudian setengah bagian kue untuk Eka, sedangkan setengah bagian kue dibagi dua sama rata lagi. Satu bagian untuk Catur, sedangkan sisanya untuk Dwi dan Tri. Maka kue yang didapat Eka adalah 1/2 bagian. Kue yang didapat Catur adalah:
= 1/2 : 2 = 1/4 bagian.
Kue yang didapat Dwi dan Tri adalah:
= (1/2 – 1/4) : 2 = 1/4 : 2 = 1/8 bagian.
Model Pembelajaran
IKRAR Konvensional
Jadi, Eka mendapat 1/2 bagian, Dwi dan Tri mendapat 1/8 bagian, sedangkan Catur mendapat 1/4 bagian.
3. Catur
Eka Dwi
Tri Dari gambar, misalkan bahwa kue
dibagi lima sama rata. Kemudian Dwi dan Tri masing-masing mendapat satu bagian. Tersisa 3 bagian untuk Eka dan Catur. Tetapi karena bagian Catur harus lebih sedikit dari Eka, maka Catur hanya mendapat satu bagian dan sisanya untuk Eka. Maka kue yang didapat Dwi dan Tri adalah:
=1:5 = 1/5 bagian.
Kue yang didapat Catur juga satu bagian sehingga ia mendapatkan 1/5 bagian kue. Sedangkan Eka mendapat sisanya, yaitu:
= 1 – (3 x 1/5) = 1 – 3/5 = 2/5 bagian.
Jadi, Eka mendapat 2/5 bagian, Dwi dan Tri mendapat 1/5 bagian, sedangkan Catur mendapat 1/5 bagian.
Refleksi Pengecekan Kembali
Pada tahap ini siswa melakukan Pada tahap ini siswa melakukan pengecekan
kembali terhadap perhitungan yang dilakukan.
kembali
terhadap pengecekan
perhitungan yang dilakukan.
2.3.2 Sintaks
Sintaks merujuk pada keseluruhan alur atau urutan proses pembelajaran. Sintaks dideskripsikan dalam urutan aktivitas-aktivitas yang disebut fase, setiap model mempunyai alur fase berbeda. Sintaks Model IKRAR ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran IKRAR KEGIATAN PEMBELAJARAN FASE
KEGIATAN SISWA Inisasi
KEGIATAN GURU
Memotivasi atau
Membangun inisiatif
memfasilitasi siswa dalam
orisinal untuk melakukan
membangun inisiatif
pemecahan masalah.
orisinal untuk melakukan pemecahan masalah.
Konstruksi-
Membimbing dan
Membangun
Rekonstruksi
memfasilitasi siswa dalam
pengetahuan matematika
membangun pengetahuan
dalam pikiran siswa
secara prosedural dan prosedural dan konseptual. konseptual.
matematika secara
Aplikasi
Membimbing dan
Melakukan penerapan
memfasilitasi siswa dalam
konsep secara utuh untuk
melakukan penerapan
melakukan pemecahan materi (konsep) secara utuh masalah. untuk melakukan pemecahan masalah.
Refleksi
Membimbing dan
Mencermati kembali
memfasilitasi siswa untuk
keseluruhan proses
mencermati kembali
pemecahan masalah yang
keseluruhan proses
sudah dilakukan secara
pemecahan masalah yang
utuh.
sudah dilakukan secara utuh.
(Sudiarta, 2010a:36)
2.3.3 Sistem Sosial
Dalam model pembelajaran IKRAR, dikembangkan suasana demokratis. Interaksi antar siswa dalam melakukan aktivitas belajar dengan soal pemecahan
34 masalah mendapat penekanan penting dalam model ini. Demikian juga interaksi
antar siswa dalam kelas pada fase inisiasi dan konstruksi-rekontruksi, mendapat penekanan penting. Guru berfungsi menfasilitasi agar interaksi antar siswa dalam semua aktivitas pembelajaran ini dapat berlangsung baik. Guru perlu pula mengorganisasi pembelajaran sebaik mungkin agar siswa tetap di dalam aktivitas atau tugas belajar (on-task), dan menfasilitasi serta memotivasi siswa agar terjadi kerjasama secara kooperatif dan memungkinkan terjadinya konstruksi pengetahuan.
2.3.4 Prinsip Interaksi
Pada model IKRAR, guru berperan sebagai fasilitator dan moderator. Sebagai fasilitator, guru menyediakan sumber-sumber belajar, mendorong siswa untuk belajar dan memberikan bantuan bagi siswa agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya. Sebagai moderator, guru memimpin diskusi kelas, mengatur mekanisme sehingga diskusi kelas berjalan lancar, dan mengarahkan diskusi sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. Berapa prinsip reaksi yang diharapkan dalam model IKRAR adalah sebagai berikut.
(1) Memberikan perhatian pada penciptaan suasana demokratis dan membangun interaksi siswa yang kondusif dan dinamis dalam kelompok kecil atau kelas.
(2) Menyediakan dan mengelola sumber-sumber belajar yang realistik dan relevan yang dapat mendukung siswa melakukan aktivitas atau pemecahan masalah.
(3) Mengarahkan siswa sehingga dapat mengkonstruksi pengetahuan melalui aktivitas kelompok atau diskusi kelas. Guru perlu menghindarkan diri dari adanya kebiasaan transfer pengetahuan.
(4) Menekankan pentingnya bekerjasama secara koperatif dalam kelompok masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajaran termasuk upaya meningkatkan keterampilan koperatif siswa.
(5) Memberikan bantuan terbatas pada setiap siswa (individual atau kelompok) berupa penjelasan secukupnya tanpa memberikan jawaban atas masalah yang dipelajari (prinsip scaffolding), atau bantuan berupa
35 pertanyaan-pertanyaan yang terfokus yang berkaitan dengan realitas
siswa agar siswa dapat menyadari akan hubungan konsep-konsep terkait yang sementara dikaji dan penerapannya dalam menyelesaikan masalah.
(6) Menghargai pendapat siswa dan mendorong siswa untuk dapat bersikap lebih kritis dalam mengkaji masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
(7) Menempatkan diri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok siswa. Guru perlu menghindari keinginan untuk memposisikan diri sebagai sumber utama pengetahuan bagi siswa.
(Sudiarta, 2010a:36)
2.3.5 Sistem Pendukung
Kondisi pendukung yang diperlukan sehingga model IKRAR tetap dapat terlaksana antara lain keterampilan guru dalam pelaksanaan model, disiplin siswa dalam beraktivitas, dan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mendukung pemecahan masalah siswa, buku siswa, perangkat evaluasi, dan media pembelajaran yang relevan.
2.3.6 Dampak Pembelajaran dan Dampak Pengiring
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IKRAR menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Dalam model pembelajaran IKRAR, guru tidak lagi berfungsi sebagai pemberi ilmu, tetapi lebih sebagai fasilitator. Guru menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran, mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, mendorong siswa untuk dapat belajar lebih terfokus dan optimal, mengarahkan diskusi siswa, serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan pembimbing yang merangsang siswa untuk berpikir.
Dalam model pembelajaran IKRAR, siswa tidak menerima informasi secara pasif, tetapi siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan. Model
36 pembelajaran IKRAR dirancang untuk memberikan kesempatan bagi siswa
melakukan aktivitas atau pemecahan masalah dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Pada saat melakukan aktivitas atau pemecahan masalah dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif, siswa saling berinteraksi, saling membantu, dan saling melengkapi. Hal ini akan memungkinkan siswa untuk dapat memahami sendiri suatu konsep atau prinsip matematika dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Model pembelajaran IKRAR juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan bekerjasama siswa. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran IKRAR ini juga diharapkan dapat memunculkan dampak pembelajaran dan dampak pengiring. Rincian kedua dampak yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Dampak Pembelajaran
Dampak pembelajaran model IKRAR antara lain siswa memiliki kemampuan dalam mengkonstruksi pengetahuan, kemampuan dalam penguasaan bahan ajar, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan komunikasi matematika.
(1) Kemampuan Konstruksi Pengetahuan Konstruksi pengetahuan merupakan hal penting dari aliran konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan pentingnya setiap siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui hubungan saling mempengaruhi dari belajar sebelumnya dengan belajar baru. Dalam model pembelajaran IKRAR siswa melakukan aktivitas dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling berinteraksi dan bernegosiasi sehingga dapat
37 mengarahkan pada pembentukan pengetahuan yang bersifat subjektif.
Pengetahuan subjektif ini kemudian didiskusikan dalam kelompok besar (kelas), sehingga diperoleh pengetahuan bersama yang bersifat objektif. Dengan aktivitas rutin semacam ini, kemampuan siswa dalam konstruksi pengetahuan secara mandiri akan semakin meningkat.
(2) Penguasaan Bahan Ajar Dengan model pembelajaran IKRAR, informasi (pengetahuan) dikonstruksi sendiri oleh siswa melalui aktivitas belajar yang dilakukan di dalam kelompok-kelompok kecil. Pengetahuan yang dikonstruksi sendiri semacam ini akan lebih bermakna bagi siswa dan dapat bertahan lama dalam memori siswa. Dengan bekerja saling membantu dan saling memberikan konstribusi pemikiran, diharapkan bahan ajar yang dipelajari atau didiskusikan dalam kelompok dapat dipahami secara lebih baik dibandingkan bila dipelajari secara individual.
(3) Kemampuan Pemecahan Masalah Dengan menggunakan model pembelajaran IKRAR dalam setiap pembelajaran, siswa pada masing-masing kelompok kecil diberikan tugas melakukan aktivitas atau memecahkan masalah tertentu. Tugas yang diberikan ini dapat berupa serangkaian petunjuk melakukan aktivitas yang diarahkan untuk menemukan aturan-aturan tertentu, atau berupa soal-soal non rutin yang berkaitan dengan keseharian siswa (kontekstual) yang harus diselesaikan kelompok. Dengan bekerja sama dalam kelompok melalui empat tahapan model pembelajaran IKRAR, soal-soal non rutin tersebut dapat diselesaikan secara lebih baik bila dibandingkan dengan bekerja
38 secara individual. Aktivitas semacam ini jika dilakukan secara terus
menerus dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal pemecahan masalah.
(4) Kemampuan Berpikir Kritis Selama ini pembelajaran dengan model konvensional lebih dititikberatkan pada perolehan pengetahuan konseptual dan prosedural, namun kurang memberikan perhatian pada pengembangan kemampuan berpikir. Dalam model pembelajaran IKRAR, siswa dihadapkan dengan banyak masalah yang harus dipecahkan serta dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang merangsang berpikir siswa. Pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa, bagaimana dan sebagainya akan merangsang siswa untuk berpikir lebih keras. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model pembelajaran IKRAR ini akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Salah satu kemampuan berpikir yang dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran matematika dengan model IKRAR adalah kemampuan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan siswa selalu dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti ”mengapa” dan “bagaimana”, yang kontekstual, sehingga dapat merangsang dan menuntut siswa untuk berpikir secara cermat dan komprehensif. Siswa tidak hanya diharapkan menyelesaikan suatu masalah, tetapi juga memahami langkah-langkah pemecahan masalah sesuai model pembelajaran IKRAR dan mengetahui mengapa memilih strategi pemecahan masalah tersebut.
39 (5) Kemampuan Komunikasi Matematika
Komunikasi matematika merupakan aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran matematika. Komunikasi dalam matematika merupakan salah satu kemampuan dasar umum yang perlu diupayakan peningkatannya seperti halnya kemampuan dasar umum lainnya, yakni kemampuan penalaran dan kemampuan pemecahan masalah.
b. Dampak Pengiring
(1) Kemandiriaan atau Otonomi Dalam Belajar Dalam pembelajaran dengan menggunakan model IKRAR, siswa tidak menerima informasi (pengetahuan) secara pasif dari gurunya, tetapi siswa berupaya sendiri melalui aktivitas kelompok untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan tersebut. Kondisi semacam ini akan menumbuhkan kemandirian atau otonomi siswa dalam belajar. Siswa tidak lagi menjadi orang yang pasif menunggu transfer pengetahuan dari gurunya, tetapi akan lebih aktif mencari, mempelajari, dan mengkonstruksi pengetahuan melalui kelompok kecil.
(2) Sikap Positif Terhadap Matematika Dalam model pembelajaran IKRAR, siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, baik dalam mempelajari bahan ajar, mengkonstruksi pengetahuan sendiri, maupun dalam mengerjakan aktivitas hand out dan memecahkan masalah. Kondisi ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga kesan matematika sebagai pelajaran yang sulit bahkan menakutkan sedikit demi sedikit dapat diubah. Dengan
40 demikian, belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran
IKRAR juga akan dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika.
Umumnya guru mengalami kesulitan dalam menempatkan diri sebagai fasilitator, melakukan intervensi, dan memberikan scaffolding yang tepat. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam model pembelajaran IKRAR ada yang disebut sebagai pertanyaan efektif, yaitu jenis pertanyaan yang dapat digunakan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai fasilitator. Adapun contoh pertanyaan efektif yang bisa digunakan dalam penerapan model pembelajaran IKRAR ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.4 Contoh Pertanyaan Efektif FASE PERTANYAAN EFEKTIF IKRAR
a. Pernahkah kamu menemui permasalahan seperti itu
sebelumnya?
b. Bagaimana cara mengaitkan permasalahan ini dengan
materi yang sedang dipelajari?
c. Bagaimana
menggambarkan masalah matematika yang ada pada LKS dengan kata-kata kalian sendiri?
kalian
Inisiasi
d. Apa kamu mengerti dengan masalah yang ingin dipecahkan atau yang ingin dicari solusinya dalam soal cerita yang diberikan?
e. Fakta apa saja yang kamu ketahui yang sudah ada
dalam soal?
f. Bagaimana kamu menyelesaikan atau mengerjakan masalah yang ada pada soal cerita tersebut?
a. Apa yang kamu perlukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut?
b. Informasi atau fakta apa yang bisa kamu temukan
dalam soal?
Konstruksi
c. Setelah mengetahui fakta-fakta yang ada dan apa yang akan dicari, strategi apa yang akan kamu gunakan untuk mencari solusi permasalahan yang diberikan?
d. Coba pikirkan, kira-kira bagaimana bentuk jawaban
dari masalah tersebut?
FASE PERTANYAAN EFEKTIF IKRAR
a. Apa yang terjadi jika ..... ? Bagaimana jika tidak?
b. Apakah kamu melihat adanya pola? Dapatkah kamu
menjelaskan polanya?
c. Apa ada solusi lain yang mungkin dari masalah yang
ada dalam soal?
d. Dalam pikiran kamu, apa yang harus kamu lakukan?
Rekonstruksi
e. Apakah itu benar untuk semua kasus? Terangkan.
f. Dapatkah kamu mengaitkannya dengan contoh jawaban yang berbeda?
g. Bagaimana
memperoleh penyimpulan penggunaan strategi tersebut benar untuk dilakukan?
kamu
h. Asumsi apa yang dapat kamu buat?
a. Dapatkah kamu membandingkan pekerjaan kamu dengan yang lainnya? Apa yang dicoba oleh anggota kelompokmu yang lain? Bisakah kamu menjelaskan pekerjaan yang kamu buat? Apa yang lain dalam kelompokmu juga melakukan hal tersebut?
b. Mengapa kamu memilih menggunakan strategi ini?
c. Dapatkah kamu memikirkan strategi lain untuk dapat
Aplikasi
mengerjakannya?
d. Apakah itu strategi yang lebih efisien?
e. Kenapa kamu memutuskan hasil yang kamu buat
seperti itu?
f. Pernahkah berpikir tentang semua kemungkinan tersebut? Bagaimana kamu bisa yakin atas jawaban yang kamu berikan?
a. Bagaimana kamu memperoleh jawaban kamu?
b. Apakah jawaban kamu dapat dipertanggungjawabkan?
Mengapa?
c. Dapatkah kamu menjelaskan strategi yang kamu gunakan pada kami semua? Dapatkah kamu menjelaskan mengapa itu dapat digunakan?
d. Apa yang terjadi jika kamu memulai dengan mencari
Refleksi
..... apa tidak lebih baik mencari ..... terlebih dahulu?
e. Apa strategi itu selalu dapat digunakan untuk
menjawab soal-soal cerita lainnya?
f. Konsep apa yang kamu pelajari atau yang bisa kamu temukan dari permasalahan ini?
g. Apa kunci pokok atau ide pokok dari pembelajaran kali
ini?
Sudiarta (2009:12)
42 Tidak semua pertanyaan-pertanyaan efektif ini diberikan pada setiap
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Pilihan pertanyaan yang digunakan akan disesuaikan dengan keadaan atau situasi di dalam pembelajaran dan seberapa banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan masalah. Intensitas pemberian bantuan dengan pertanyaan ini disesuaikan dengan kesulitan siswa, sehingga tidak menutup kemungkinan seorang siswa yang mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri tidak akan diberikan pertanyaan efektif. Sebaliknya, bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, diberikan pertanyaan efektif sesuai dengan kebutuhan siswa yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran IKRAR, digunakan LKS sebagai media pembelajaran. LKS yang digunakan memuat masalah-masalah open ended yang menuntut kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika yang diberikan. Masalah-masalah yang diberikan adalah masalah-masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya penggunanan LKS yang berorientasi pemecahan masalah diharapkan dapat memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman secara lebih bermakna, keterampilan-keterampilan kognitif secara bebas, pemikiran kreatif dan kritis, rasa percaya diri dalam menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
Berikut adalah contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan selama pembelajaran.
Tabel 2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model IKRAR LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN
KEGIATAN GURU
Pendahuluan
1. Menyampaikan tujuan
Mencermati tujuan
pembelajaran.
pembelajaran yang disampaikan.
2. Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
Apersepsi
Mengingatkan kembali
Mengingat kembali materi
materi yang telah
yang telah dipelajari yang
dipelajari yang
berkaitan dengan materi
berhubungan dengan
yang akan dipelajari.
materi yang akan dipelajari.
Motivasi
Memberikan contoh
Mencermati apa yang
aplikasi materi dalam
disampaikan guru dan
permasalahan sehari-
bertanya jika ada hal yang
hari ataupun
kurang dipahami.
menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti
1. Mengorganisasikan
Membentuk kelompok
siswa dalam kelompok
diskusi.
diskusi.
2. Membagikan LKS
Mencermati LKS yang
kepada masing-masing
diberikan.
kelompok. Dalam hal ini, guru menanamkan aspek kerja sama dan demokratis.
Eksplorasi Inisiasi
Memotivasi atau
Membangun inisiatif
memfasilitasi siswa
orisinal dalam diri sendiri
dalam membangun
dengan cara menjawab
inisiatif orisinal untuk
pertanyaan-pertanyaan
melakukan pemecahan
efektif guru, maupun
masalah yang dilakukan
bertanya balik kepada
dengan memberikan
guru.
pertanyaan efektif pada siswa.
LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN
KEGIATAN GURU
Elaborasi
Konstruksi-
1. Memfasilitasi siswa
Menemukan hubungan
Rekonstruk
menemukan hubungan
informasi (konsep) yang
si
informasi (konsep) yang
telah dikumpulkan dengan
telah dikumpulkan
apa yang ditanyakan
dengan apa yang
dalam masalah
ditanyakan dalam
matematika yang ada di
masalah matematika
LKS.
yang ada di LKS.
2. Memfasilitasi siswa
Membuat perencanaan
dalam membuat
yang akan digunakan
perencanaan mengenai
dalam menyelesaikan
hal apa saja yang
permasalahan.
diperlukan dalam menyelesaikan masalah yang ada di LKS.
3. Memfasilitasi siswa
Memberikan alasan
untuk memberikan
terhadap rencana yang
alasan terhadap rencana
telah dibuat untuk
yang dibuat untuk
menyelesaikan
menyelesaikan masalah
permasalahan.
di LKS.
Aplikasi
1. Membimbing dan
Menyelesaikan masalah
memfasilitasi siswa
matematika dengan
dalam melakukan
menggunakan
penerapan materi
perencanaan yang telah
(konsep) secara utuh
dibuat.
untuk melakukan pemecahan masalah.
2. Meminta perwakilan
Siswa yang ditunjuk
dari beberapa kelompok
mengerjakan di papan
untuk mempresentasikan
tulis dan siswa lain
hasil diskusi. Guru
memberikan komentar.
memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk memberikan komentar.
3. Menekankan konsep-
Menyimak penjelasan
konsep penting dan
guru dan menjawab
melakukan klarifikasi
pertanyaan-pertanyaan
dengan mengajukan
yang diajukan oleh guru.
pertanyaan efektif kepada siswa jika ada konsep yang keliru.
Konfirmasi Refleksi
Membimbing dan
Mencermati kembali
memfasilitasi siswa
keseluruhan proses
LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN SISWA PEMBELAJARAN
KEGIATAN GURU
untuk mencermati
pemecahan masalah yang
kembali keseluruhan
sudah dilakukan secara
proses pemecahan
utuh.
masalah yang sudah dilakukan secara utuh.
Penutup
1. Membimbing siswa
Menyimpulkan materi
untuk membuat
yang telah dipelajari.
simpulan dari materi yang telah dipelajari.
2. Memberikan tes mandiri
Mengerjakan tes yang
untuk mengetahui
diberikan secara mandiri.
ketercapaian indikator pembelajaran.
3. Menyampaikan pokok
Mencatat pokok bahasan
bahasan yang akan
untuk pertemuan
dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
berikutnya.