1 Tangga Nada

4. 3.1 Tangga Nada

M enurut Ammer (1972:309) tangga nada (scale) adalah nada-nada pilihan dalam lingkup satu oktaf, sebagai contoh dari nada-nada pilihan yang berada antara

nada C ke nada C ' . Selain itu menurut penulis jika terdapat nada-nada duplikasi oktaf, maka nada tersebut dianggap sama dengan nada oktaf sebelumnya.

Dalam tulisan ini tangga nada yang penulis maksudkan adalah susunan dari nada-nada yang dipakai dalam melodi permainan akordion dari Ahmad Setia. Penulis melakukan penyusunan dari nada yang terendah sampai ke nada yang tertinggi. Didalam mendeskripisikan tangga nada tersebut, nada duplikasi pada posisi oktaf disatukan atau digambarkan sama dengan nada sebelumnya.

Tangga Nada Lagu Serampang Duabelas Nada-nada yang digunakan dalam lagu Serampang Duabelas adalah sebagai berikut :

Tangga nada

Nada : E-F-G-A-B-C-D E – Fis–Gis-A - B-Cis-Dis Tangga nada yang dipergunakan untuk menyajikan musik serampang dua belas ini adalah tangga nada diatonik yaitu tangga nada yang menggunakan dua jenis interval yaitu interval penuh dan setengah. Lebih detail lagi tangga nada diatonik yang dipergunakan adalah tangga nada diatonik tujuh nada atau heptatonik diatonik.

Pada lagu serampang duabelas terdapat kesamaan interutama pada distribusi nada yang paling rendah yaitu nada G (dibawah C tengah)maka nada-nada yang dipakai adalah sebagai berikut : nada-nada yang dipakai pada musik adalah nada G (di bawah C tengah), nada A (dibawah C tengah), nada B (di bawah C tengah), nada

C , nada Cis, nada D, nada Dis, nada E, nada F, dan, nada Fis, nada G, nada Gis, nada

A, nada Ais, nada B, dan duplikasi nada-nada oktafnya adalah nada C ' dari nada C, nada D ' dari nada D, nada Dis' dari nada Dis, nada E

' dari nada E, dan nada F ' dari nada F. Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nada yang digunakan pada lagu Serampang duabelas terdapat sebelas nada ditambah dengan dua nada yaitu nada G (di bawah C tengah), nada A (di bawah nada C tengah), dan nada B (di bawah nada C tengah), ditambah lagi dengan lima oktaf dari nada C adalah C ' , oktaf dari nada D ad alah D ' , oktaf dari nada Dis adalah Dis ' , oktaf dari nada E adalah E ' , dan oktaf dari nada F adalah F '.

Tangga Nada Lagu M ak Inang Pulau Kampai

Nada : F-G-Gis-A-B-C'–D'–Dis'–F'-G'-Gis'

Tangga Nada Lagu Kuala Deli

Nada : F- G- A- Bes-C-D-Dis- F'-G'-Gis'-A'

Tangga Nada Lagu Kasih Budi

Nada : E- Fis-Gis-A-B-Cis-Dis-E'-Fis'-Gis'-A'

Tangga Nada Lagu Tanjung Katung

Nada : F-G-A-Bes-C-D-Dis-F'-G'-Gis'-A'

4.3.2 Nada Dasar

Nada Dasar Lagu Serampang DuaBelas

Bruno Nettl (1963:147) dalam bukunya Theory and M ethod in Etomusicology menawarkan tujuh cara dalam menemukan nada dasar, yaitu :

(1) Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang sering dipakai dan nada mana yang jarang dipakai dalam komposisi tersebut. (2) Kadang-kadang nada-nada yang harga ritmisnya besar dianggap nada-nada dasar, meskipunpun jarang dipakai. (3) Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bagian tengah komposisi dianggap mempunyai fungsi penting dalam tonalitas tersebut. (4) Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada ataupun posisi tepat berada ditengah-tengah dapat dianggap penting. (5) Interval-interval yang terdapat antara nada kadang-kadang dipakai sebagai patokan. Contohnya sebuah posisi yang digunakan bersama oktafnya, sedangkan nada lain tidak memakai. M aka nada pertama tersebut boleh dianggap lebih penting.

(6) Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga bisa juga bisa dipakai sebagai patokan tonalitas. (7) Harus diingat barangkali ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-paokan diatas. Untuk mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik tampaknya adalah pengalaman lama dan pengenalan akrab dengan musik tersebut.

(terjemahan M arc Perlman 1963:147).

M elalui pendekatan diatas, maka penulis menyusun terlebih dahulu nada-nada melodis lagu yaitu sebagai berikut : nada F (nada F dan F ' ) merupakan nada yang paling sering muncul atau digunakan yaitu sebanyak 209 kali. M aka tonalitas yang disusun berdasarkan ketujuh cara yang ditawarkan oleh Nettl adalah sebagai berikut :

(1) Nada yang paling sering digunakan adalah nada F (2) Nada yang memiliki nilai ritmis yang besar adalah nada E dan G (3) Nada yang banyak dipakai sebagai nada awal adalah nada B, nada yang

dipakai sebagai nada Akhir adalah nada D (4) Nada yang menduduki posisi paling rendah nada B (5) Nada yang dipakai bersama dengan oktafnya adalah nada D (6) Tekanan Ritmis yang paling besar adalah nada E dan Nada G (7) M elalui pengalaman dan pengenalan yang akrab membuktikan adanya

kecenderungan yang besar untuk menggunakan nada F sebagai nada dasar. Dilihat dari kriteria yang ditawarkan oleh Nettl maka penulis mengambil

suatu kesimpulan bahwa nada dasar yang terdapat pada lagu Serampang Duabelas adalah nada F. Nada Dasar Lagu M ak Inang Pulau Kampai : C = do Nada Dasar Lagu Kuala Deli : F = do Nada Dasar Lagu Kasih Budi : E = do Nada Dasar Lagu Tanjung Katung : C = do

4.3.3 Wilayah Nada

Wilayah nada yaitu daerah (ambitus) antara nada yang frekwensinya paling rendah dengan nada yang frekwensinya paling tinggi dalam satu lagu.

Wilayah Nada Lagu Serampang Duabelas

11 20 cent

Berdasarkan dari nada-nada yang telah disusun tersebut, maka penulis dapat menentukan wilayah nada dari lagu Serampang Duabelas, yaitu dari nada G ke nada

F ' , jaraknya 11 laras atau 20 cent. Jarak dari nada G (dibawah C tengah) ke G sama dengan satu oktaf 6 ½ laras atau 1200 cent. Jarak dari nada G ke F ' adalah 5 laras atau 1000 cent. Dilihat dari jarak tersebut, maka jarak dari nada A bawah ke nada E ' adalah satu oktaf lebih empat laras atau sama dengan 20 cent.

Wilayah Nada Lagu M ak Inang Pulau Kampai

Gis'

7 ½ Laras

1500 cent

Wilayah Nada Lagu Kuala Deli

F-A'

8 Laras 1600 cent

Wilayah Nada Lagu Kasih Budi

E - A'

8 ½ Laras 1700 cent

Wilayah Nada Lagu Tanjung Katung

C-A'

10 ½ Laras 2100 cent

4.3.4 Jumlah Nada-Nada

Untuk dapat melihat jumlah pemakaian nada-nada pada lagu Serampang DuaBelas dilakukan pencacahan terhadap nada-nada yang dipakai berdasarkan hasil transkripsi yang dilakukan.

Jumlah Nada-Nada pada Lagu Serampang Duabelas Frekwensi pemakaian nada-nada pada Lagu Serampang Duabelas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3.4.1 Nada/

Jumlah

Ritem

Cis

1 3 15 19

D 29 83 112

Dis

E 3 36 119

128

Jumlah keseluruhan : 882

Dari hasil pencacahan tersebut, maka dapat di lihat nada-nada yang dipakai serta frekwensi pemakaian nada-nada pada lagu Serampang Duabelas adalah sebagai berikut :

Jumlah nada yang dipergunakan pada lagu Serampang Duabelas yaitu, nada G bawah sebanyak 6 kali, nada A bawah sebanyak 3 kali, nada B bawah sebanyak 1 Jumlah nada yang dipergunakan pada lagu Serampang Duabelas yaitu, nada G bawah sebanyak 6 kali, nada A bawah sebanyak 3 kali, nada B bawah sebanyak 1

Jumlah Nada-Nada Pada Lagu M ak Inang Pulau Kampai

Jumlah Keseluruhan

Jumlah Nada-Nada Pada Lagu Kuala Deli

Tabel 4.3.4.2 Nada/

Jumlah Keseluruhan 500

Jumlah Nada-Nada Pada Lagu Kasih Budi

Tabel 4.3.4.4 Nada/

Jumlah

Ritem

E 1 15 16 Fis

4 34 3 41 Gis

Jumlah Keseluruhan 551

Jumlah Nada-Nada Pada Lagu Tanjung Katung

Tabel 4.3.4.5 Nada/

Jumlah

Ritem

C 2 8 25 4 39

D 13 13

E 36 36

F 6 48 54

G 16 54 73

A 41 41 Ais

B 49 49 C'

77 77 D'

1 38 38 E'

Jumlah Keseluruhan

516

4.3.5 Jumlah Interval

Interval adalah jarak dari satu nada ke nada ke nada berikutnya. Perjalanan melodi gaya melodi yang dihasilkan berupa gerakan melangkah (conjunct), kemudian melompat (disjunct) dari nada yang satu ke nada berikutnya, adapun jenis interval yang dipakai adalah sebagai berikut :

Jumlah Interval pada Lagu Serampang Duabelas

Tabel 4.3.5.1 Interval Jumlah

6 2m

1P

8 2M

44 3M

23 3Aug

2 4P

3 4Aug

Jumlah Interval pada Lagu M ak Inang Pulau Kampai

Tabel 4.3.5.2 Jenis

Jumlah Interval

64 2m

1P

42 2M

40 3m

33 3M

12 4P

4 5P

Jumlah Interval pada Lagu Kuala Deli

Tabel 4.3.5.3 Jenis

Jumlah Interval

7 2m

1P

32 2M

63 3m

16 3M

29 4P

6 5P

8 6m

11 6M

34 7m

106 7M

Jumlah Interval pada Lagu Kasih Budi

Tabel 4.3.5.4 Nada/

Jumlah Keseluruhan

551

Jumlah Interval pada Lagu Tanjung Katung

Tabel 4.3.5.5 Jenis

Jumlah Interval

85

1P

4.3.6 Pola Kadensa

Pola kadensa adalah nada akhir pada suatu komposisi lagu. Dalam tulisan ini, pola kadensa dapat dilihat pada setiap akhir dari frase lagu Serampang Duabelas yaitu pada tiga nada akhir komposisi lagu yaitu : nada G-F-A atau E-D-E.

Pola Kadensa pada Lagu Serampang Duabelas

Pola Kadensa Pada lagu M ak Inang Pulau Kampai

Pola Kadensa Pada Lagu Kuala Deli

Pola Kadensa Pada Lagu Kasih Budi

Pola Kadensa Pada Lagu Tanjung Katung

4.3.7 Formula Melodi

Menurut william P. Malm(1977 : 8) dalam bukunya Music Culture of the Pacific Music the Near and East Asia, bahwa bentuk (form) dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Repetitif adalah bentuk nyanyian yang diulang-ulang. 2. Literatif adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan dalam keseluruhan nyanyian. 3. Reverting adalah bentuk nyanyian yang terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi-penyimpangan penyimpangan melodi. 4. Peogresive adalah bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru. 5. Strophic adalah suatu bentuk nyayian yang di ulang dengan form yang sama tetapi dengan tetapi dengan teks nyanyian yang selalu baru.

Berdasarkan keterangan di atas, maka penlis dapat melihat bahwa bentuk ( form ) dari nyanyian serampang dua belas adalah literatif, yaitu terjadinya pengulangan terjadinya bentuk (form) pengulangan melodi setelah pemakaian melodi (terjemahan Rizaldi siagian (1987:17).

Formula Melodi Pada Lagu Serampang Duabelas Literatif

Formula Melodi Pada Lagu Mak Inang Pulau Kampai Literatif

Bentuk Variasi

A A1,A2

Formula Melodi Pada Lagu Kuala Deli Literatif

Bentuk

Variasi

A A1, A2, A4,

B B1, B2, B3, B4, B5, B6

C C1, 2, C3, C4, C5, C6

Formula Melodi Pada Lagu kasih Budi Literatif

Bentuk Variasi

Formula Melodi Pada Lagu T anjung Katung Literatif

Bentuk Variasi

A A1

B B1, B2, B3, B4, B5, B6

C C1, C2, C3, C4, C5, C6

D D1, D2, D3, D4, D5, D6

E E1, E2, E3, E4, E5, E6

4.3.8 kontur

M enurut M alm (1977:8) kontur adalah garis suatu alur melodi dalam sebuah lagu, yang dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu:

1. Ascending (menaik) dalah garis melodi yang bergerak naik dari nada yang rendah ke nada yang tinggi.

2. Descending (menurun) adalah garis melodi yang bergerah turun dari nada yang tinggi ke nada yang rendah.

3. Pendulous adalah garis melodi yang bergerak dengan membentuk lengkungan (melengkung setengahlngkaran).

4. Terraced (berjenjang) adalah garis melodi yang membentuk gerakan berjenjang seperti anak tangga.

5. Statis (level) adalah melodi yang gerakan-gerakan intervalnya terbatas atau garis melodi yang bergerak datar atau statis.

Kontur Lagu Serampang Duabelas Berdasarkan jenis kontur diatas, lagu serampang dua belas diawali dengan gerakan berjenjang atau terraced mempertahankan beberapa nada yaitu nada A,G,F, dan diakhiri dengan berjenjang pula membentuk interval 3M yaitu dengan gerakan melangkah.

Kontur Lagu M ak Inang Pulau Kampai yaitu : Statis dan Pendulous Kontur Lagu Kuala Deli yaitu : Pendulous Kontur Lagu Kasih Budi : Pendulous

Kontur Lagu Tanjung Katung : Pendulous

4.4 Gaya Melodis Permainan Akordion Pada Tangga Nada Melayu

4.4.1. Cengkok

Cengkok adalah suatu bentuk bentuk nada yang diayun pada suatu melodi. Jarak nadanya melompat (disjunct).

Gaya Cengkok Pada lagu Serampang Duabelas (Lagu Dua)

M elodi di atas merupakan frase ke empat pada lagu serampang dua belas. Gaya Cengkok terdapat pada pada bar ke empat terjadi loncatan (disjunct) ke arah bawah (descending) dari nada E ke G dengan interval 3M , kemudian pada bar ke lima terjadi loncatan kearah atas (ascending) dari nada E ke dengan interval 7m, dan selanjutnya pada bar ke

8 terdapat loncatan nada ke bawah dari nada E' ke E dengan interval 8P.

Gaya Cengkok Pada Lagu M ak Inang Pulau Kampai (M ak Inang)

Gaya Cengkok Pada Lagu Kula Deli (Senandung) Gaya Cengkok Pada Lagu Kasih Budi (Zapin)

Gaya Cengkok Pada Lagu tanjung Katung

4.4.2 Gerenek

Gerenek adalah variasi nada dengan densitas atau ukuran ritmis yang relatif rapat. Pergerakan nadanya adalah melangkah (conjunct).

Gaya Gerenek Pada Lagu Serampang Duabelas

Pada frase ke tiga banyak terdapat gaya gerenek yang cenderung diulang-ulang. Gaya melodi gerenek yang dimainkan Ahmad Setia dapat dilihat pada bar ke tiga sampai dengan bar ke lima yang mencakup nada A-Gis-A-E-G-A---F-D-F-E-F-E-G---A-Gis-A-E-G-A---F- G-F-E-D---Cis-D-E-F-D-F---E-G-F-D-E.

Gaya Gerenek Pada Lagu M ak Inang Pulau Kampai

Gaya Gerenek Pada Lagu Kuala Deli

Gaya Gerenek Pada Lagu Kasih Budi

Gaya Gerenek Pada Lagu Tanjung Katung

4.4.3 Patah Lagu

Patah lagu adalah nada yang disentak (staccato). Adapun progresi nadanya adalah melangkah atau conjunct. Gaya gerenek pada lagu serampang duabelas dapat dilihat pada frase pertama yaitu pada awal pembuka melodi sebagai berikut :

Gaya Patah Lagu Pada Lagu Serampang Duabelas

Pada frase ini terdapat gaya patah lagu setelah dua nada harmonik yaitu nada

E ke G dengan durasi seperenambelas. Patah lagu dimulai dari nada A-G-F dalam durasi seperlapan, kemudian diteruskan dengan menggunakan nada A durasi seperempat disusul dengan nada F durasi seperdelapan dan kembali nada F dengan durasi seperdelapan.

Gaya Patah Lagu M ak Inang Pulau Kampai

Gaya Patah Lagu Pada Lagu Kuala Deli

Gaya Patah Lagu Pada Lagu Kasih Budi

Gaya Patah Lagu Pada Lagu Tanjung Katung