secara kuantitas maupun kualitas Wijono 2010:61. Hal tersebut dicapai dengan cara menjalankan atau menyempurnakan tugas secara efesien dan efektif dalam
organisasi. Berdasarkan pendapat sebelumnya, maka dapat disimpulakan bahwa
prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Informasi tentang
tinggi rendahnya prestasi kerja seorang karyawan tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses yang panjang yaitu proses penilaian prestasi
kerja karyawan yang disebut dengan istilah
performance appraisal.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja: 1.
Faktor-faktor individu a.
Usaha
effort
yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakn gerakan tugas.
b.
Abilities,
yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untu melaksanakan suatu tugas.
c.
Roletask perception,
yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Faktor-faktor lingkungan
a. Kondisi fisik.
g. desain organisasi b.
Peralatan. h. pelatihan
c. Waktu.
i. keberuntungan d.
Material.
Universitas Sumatera Utara
e. Pendidikan.
f. Supervisi
Untuk mengukur penelitian itu sendiri atau sejauh mana individu berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi atau institus,
yaitu prestasi kerja pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian hasil dari standar kerja yang telah ditetapkan. Pengukuran prestasi kerja diarahkan pada
enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi perusahaan yang bersangkutan. Bidang prestasi kunci tersebut adalah:
a. Hasil kerja. Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan
sejauh mana pengawasan dilakukan. b.
Pengetahuan pekerjaan. Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas
dari hasil kerja. c.
Inisiatif. Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khusunya dalam hal penagangan masalah-masalah yang timbul.
d. Kecekatan mental. Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima
instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serat situasi kerja yang ada.
e. Sikap. Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan. f.
Disiplin waktu dan absensi. Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran. Dimensi-dimensi prestasi kerja yang dapat dijadikan sebagai contoh
dalam penilaian kinerja dapat meliputi diantaranya kualitas atau mutu kerja,
Universitas Sumatera Utara
minat terhadap pekerjaan, meneriman pengarahan, pengetahuan kerja, keefektifan kerja, sikap positif, kehadiran, dan hubungan dengan teman kerja.
2.1.3.3 Tujuan Penilaian Prestasi