Pengaruh Perencanaan Karir Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara
SKRIPSI
PENGARUH PERENCANAAN KARIR TERHADAP
PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS
PENDAPATAN SUMATERA UTARA
OLEH:
LANIE HERVIDA M. HRP 070502019
Program Studi Strata I Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
2011
(2)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur penulis aturkan kepada
Allah SWT atas segala berkah dan rahmat serta ridhoNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada kedua
Orang Tua penulis My Hero Saufi Dachri Harahap dan Ibuk Juraiha yang
merupakan sumber semangat dan inspirasi terbesar dalam hidup penulis yang
selalu memberikan do’a, kasih sayang, motivasi, nasehat dan materil tiada henti
kepada penulis dan skripsi ini penulis persembahkan untuk Hero tersayang.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Nenek Nurhaida, Amangboru
Habib, Bu Ani, Bu ita dan Keluarga Besar Harahap serta Keluarga Besar Alm.
Erom Ghozali. Terima Kasih juga penulis sampaikan kepada dua jagoan Achmad
Ramadhani Shupy Harahap dan Dhana Febryan Shupy Harahap yang telah
menjadi sumber semangat dan penghilang penat.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah
banyak mendapat bimbingan, nasehat, do’a dan motivasi dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
(3)
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi selaku Serkertaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S1
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Lisa Marlina,Msi selaku dosen wali penulis
6. Ibu Dra. Mulykata Sebayang. Msi selaku Dosen Pembimbing penulis.
7. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim.Msc selaku Dosen Penguji I penulis.
8. Ibu Dr. Yenni Absah, SE,Msi selaku Dosen Penguji II
9. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
10.Seluruh pegawai Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
11. Kepada Sahabat tersayang Hasan Mulia Nasution pengisi hidup ku yang
membawa berkah sehingga mengukir kisah yang tidak pernah hilang dari
pikiran penulis.
12. Sahabat-sahabat tersayang yang sekaligus sudah merangkap keluarga Iez
sayonk, Khania Cuyank, Rudiansyah udy, Cendika Little Angel, dan
(4)
13. Kepada sahabat penulis : Ixan, Indah, Frendy, Rio Vatar, Donal, Rizky,
Agus, yudha, fauzi, maya and the gank, abang dan kakak senior serta
seluruh sahabat di manajemen ’07.
Skripsi masih jauh dari kesempurnaan tetapi semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Medan, Agustus 2011
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Perencanaan Karir Terhadap Prestasi Kerja Pegawai. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan
mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta menginterprestasikan data yang berhub ungan dengan masalah yang dihadapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan Sumatera Utara yang berjumlah sebanyak 134 orang. Kemudian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh Perencanaan Karir Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil uji T diperoleh nilai sebesar 5,453 lebih besar dari T tabel yakni 1.671, dapat disimpulkan bahwa variabel Perencanaan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja pegawai. Melalui pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar R sebesar 0.603 sama dengan 60,3% yang menunjukkan bahwa hubungan Perencanaan Karir dengan Prestasi Kerja Pegawai mempunyai hubungan yang sangat erat. Nilai R Square sebesar 0.352, artinya prestasi kerja pegawai dapat diterangkan oleh Perencanaan Karir sebesar 35,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(6)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1Uraian Teoritis ... 7
2.1.1 Pengertian Perencanaan karir ... 7
2.1.2 Manfaat perencanan karir ... 8
2.1.3 Tahap-tahap karir ... 9
2.1.4 Aktivitas-aktivitas perencanaan karir ... 12
2.1.5 Pengertian prestasi kerja ... 14
2.1.6 Penilaian prestasi kerja………. . 16
2.1.7 Manfaat penilaian prestasi kerja ... 17
2.1.8 Metode penilaian prestasi kerja ... 19
2.2Penelitian Terdahulu ... 23
2.3Kerangka Konseptual ... 24
2.4Hipotesis ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1Jenis Penelitian ... 23
3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
3.3Batasan Operasional ... 23
3.4Defenisi Operasional ... 24
3.5Skala Pengukuran Variabel ... 26
3.6Populasi dan Sampel ... 27
3.6.1 Populasi ... 27
3.6.2 Sampel ... 27
3.7Metode Pengumpulan Data ... 28
3.8Uji Validitas dan Realibilitas ... 29
3.8.1 Uji Validitas ... 29
3.8.2 Uji Realibilitas ... 29
3.9 Teknik Analisis ... 30
3.9.1. Metode Analisis Deskriptif ... 31
3.9.2 Metode Analisis Kuantitatif ... 31
3.9.3 Uji Hipotesis (Uji t) ... 32
3.9.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 35
4.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Sumatera Utara ... 35
(7)
4.3 Komposisi SDM di Dinas Pendapatan Sumatera Utara ... 42
4.4 Hasil Penelitian ... 43
4.4.1 Analisis Deskritif Responden ... 43
4.4.2 Analisis Deskriptif Variabel Perencanaan Karir... 45
4.4.3 Analisis Deskriptif Variabel Prestasi Kerja ... 47
4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49
4.5 Analisis Statistik ... 52
4.5.1 Uji Regresi Linier Sederhana ... 52
4.5.2 Uji Hipotesis (Uji t)... 53
4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R 2) ... 55
4.6 Pembahasan ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
5.1 Kesimpulan... 58
5.2 Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Target dan realita pendapatan Dinas Pendapatan Sumatera Utara .... 6
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 29
Tabel 4.1 Unit Pelayanan Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 37
Tabel 4.2 Komposisi SDM di Dinas Pendapatan Sumatera Utara ... 43
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 43
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 44
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 44
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 44
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Perencanaan Karir ... 45
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Prestasi Kerja Pegawai ..47
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas ... 50
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ... 51
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas ... 52
Tabel 4.12 Regresi Linier Sederhana ... 52
Tabel 4.13 Hasil T hitung... 54
(9)
DAFTAR GAMBAR
(10)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Perencanaan Karir Terhadap Prestasi Kerja Pegawai. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan
mengumpulkan, mengklasifikasikan, serta menginterprestasikan data yang berhub ungan dengan masalah yang dihadapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan Sumatera Utara yang berjumlah sebanyak 134 orang. Kemudian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi liniear sederhana yang digunakan untuk mengukur pengaruh Perencanaan Karir Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil uji T diperoleh nilai sebesar 5,453 lebih besar dari T tabel yakni 1.671, dapat disimpulkan bahwa variabel Perencanaan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja pegawai. Melalui pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar R sebesar 0.603 sama dengan 60,3% yang menunjukkan bahwa hubungan Perencanaan Karir dengan Prestasi Kerja Pegawai mempunyai hubungan yang sangat erat. Nilai R Square sebesar 0.352, artinya prestasi kerja pegawai dapat diterangkan oleh Perencanaan Karir sebesar 35,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(11)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai
ragam tujuan. Aktivitas di dalam instansi pemerintah selalu diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam usaha pencapaian
tersebut diperlukan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam,
sumber daya manusia, mesin dan modal. Perkembangan teknologi yang cukup
pesat menyebabkan pola berpikir manusia pun mengalami perubahan. Hal ini
tentu dipengaruhi oleh keadaan, situasi dan dimana tempat itu berada. Kondisi
perubahan perilaku ini didasari oleh ilmu, pengetahuan dan pengalaman oleh
setiap individu. Individu atau manusia merupakan salah satu faktor produksi,
suatu instansi pemerintah dikatakan efektif jika setiap individu yang berada di
dalamnya mempunyai kinerja baik dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap organisasi baik organisasi perusahaan, organisasi social maupun
organisasi pemerintah mempunyai tujuan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan
pekerjaan tertentu dengan mempergunakan seluruh sumber daya yang ada di
dalam organisasi tersebut dan yang paling berperan dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi adalah Sumber Daya Manusia. Dinas Pendapatan Sumatera
Utara, khususnya manajemen Pegawai Negeri Sipil di Indonesia turut serta pula
dalam reformasi birokrasi, dimana pada dasarnya diperlukan pegawai yang
dihadirkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Meskipun birokrasi
(12)
menjalankan misi, tujuan dan programnya menganut prinsip-prinsip efisiensi,
efektivitas dan menempatkan masyarakat sebagai stakeholder yang harus dilayani
secara optimal.
Instansi pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan
pegawai yang memiliki kualitas dan profesionalisme yang tinggi yaitu salah
satunya dengan memberikan perencanaan karir yang efektif. Hal ini memberikan
kesempatan bagi pegawai untuk tumbuh dan berkembang yang diharapkan dapat
meningkatkan prestasi kerja. Pengembangan sumber daya manusia dalam instansi
pemerintah harus ditangani secara serius. Pengelolaan sumber daya manusia yang
baik akan berdampak pada kestabilan instansi pemerintah dan upaya pencapaian
tujuan dan sasaran instansi pemerintah itu sendiri. Salah satu aspek
pengembangan sumber daya manusia yang sangat penting diperhatikan adalah
perencanaan karir yang akan berdampak pada prestasi kerja pegawai.
Usaha untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia
membutuhkan manajemen yang baik, karena manusia sebagai makhluk sosial
mempunyai karakter yang sangat berbeda dengan alat produksi lainnya. Manusia
sebagai makhluk sosial juga mempunyai pemikiran dan keinginan yang
berbeda-beda sedangkan instansi pemerintah mengharapkan pegawainya dapat bekerja
dengan baik dan memiliki semangat kerja yang tinggi serta mampu menjabarkan
visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan. Hal ini dapat tercapai apabila pegawai memiliki ketrampilan dan
(13)
Pegawai Negeri Sipil adalah penghasil kerja bagi instansi pemerintah.
Setiap pekerjaan dalam organisasi selalu dilaksanakan oleh pegawai. Berhasil
tidaknya suatu instansi pemerintah ditentukan oleh pegawai yang melakukan
pekerjaan sehingga perlu adanya balas jasa terhadap pegawai sesuai dengan
kinerjanya. Seorang pegawai perlu diperlakukan dengan baik agar pegawai tetap
bersemangat dan berprestasi dalam bekerja. Pimpinan dalam instansi pemerintah
dituntut untuk memperlakukan pegawai dengan baik dan memandang mereka
sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan baik materi maupun non materi.
Pimpinan dalam instansi pemerintah juga perlu mengetahui, menyadari dan
berusaha memenuhi kebutuhan pegawainya, sehingga pegawai dapat bekerja
sesuai dengan harapan instansi pemerintah itu sendiri.
Instansi pemerintah melakukan banyak cara dalam merangsang pegawai
untuk menciptakan prestasi kerja, misalnya dengan memberikan insentif berupa
materi yang berbentuk sistem gaji maupun non materi yang berbentuk
penghargaan seperti tanda jasa dan piagam, termasuk dengan melakukan program
perencanaan karir terhadap pegawai itu sendiri.
Instansi pemerintah yang menerapkan peran strategik dicirikan oleh
adanya rencana dan pengembangan karir bagi para pegawainya. Dengan kata lain
setiap pegawai berhak memiliki peluang untuk merencanakan karirnya. Namun
dalam prakteknya ada saja pegawai yang karirnya terlambat dan bahkan
terhambat. Alasannya bisa jadi karena ada yang salah dalam sistem penilaian
(14)
karir dinilai handal dengan menghilangkan faktor penyebab keterlambatan karir
dari individu yang bersangkutan.
Perencanaan karir yang ada dalam instansi pemerintah akan menjadi suatu
kekuatan dalam upaya untuk mendorong pegawai merealisasikan potensinya
secara maksimal. Perencanaan karir akan mendukung efektivitas pegawai dan
instansi pemerintah dalam mencapai tujuannya. Seorang pegawai yang sukses
dengan prestasi kerja sangat baik dapat menduduki posisi jabatan yang lebih
tinggi. Manajemen karir yang ada dalam instansi pemerintah akan menjadi suatu
kegiatan dalam mendorong individu agar tumbuh dan merealisasikan potensinya
secara penuh. Instansi pemerintah akan memberikan kesempatan untuk semua
pegawainya agar tumbuh dan merealisasikan potensinya secara penuh serta
mengembangkan karirnya.
Perencanaan karir dan manajemen karir akan memberi keuntungan bagi
individu dan organisasi. Melalui program pengembangan karir, instansi
pemerintah akan meningkatkan kinerja dan produktivitas pegawai, menurunkan
tingkat pergantian pegawai, dan meningkatkan kesempatan promosi bagi pegawai.
Bagi pegawai itu sendiri, perencanaan karir dapat mendorong kesiapan diri
mereka untuk menggunakan kesempatan karir yang tersedia. Setiap instansi
pemerintah selalu mengharapkan pegawainya dapat bekerja dengan baik dan
berprestasi dibidangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen
instansi pemerintah.
Dinas Pendapatan Sumatera Utara merupakan suatu instansi pemerintah
(15)
Utara. Dinas Pendapatan Sumatera Utara telah melakukan berbagai upaya untuk
mendapatkan pegawai yang memiliki kualitas dan profesionalisme yang tinggi
yaitu salah satunya dengan memberikan perencanaan karir yang efektif sehingga
memberikan kesempatan bagi pegawai untuk tumbuh dan berkembang yang
diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja.
Dinas Pendapatan Sumatera Utara merupakan instansi pemerintah yang
menerapkan perencanaan karir dalam menciptakan prestasi kerja pegawai.
Perencanaan karir yang diberikan berdasarkan masa kerja, tingkat golongan sesuai
pendidikan, dan pencapaian target pendapatan yang diberikan Dinas Pendapatan
Sumatera Utara kepada pegawai. Perencanaan karir yang efektif merupakan usaha
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Sumatera Utara untuk membantu pegawai
dalam menciptakan prestasi kerja. Tetapi walaupun kebijakan tersebut telah
ditetapkan namun pegawai Dinas Pendapatan Sumatera Utara tidak menunjukkan
prestasi kerja yang tinggi. Hal ini dikarenakan dengan karir pegawai yang
direncanakan hanya 54 orang dimana jika dibandingkan dengan jumlah pegawai
tidak hampir setengah, kemudian dibuktikan oleh adanya target pendapatan dan
(16)
Tabel 1.1
Target Pendapatan Dinas Pendapatan Sumatera Utara dan Realisasi 2007-2010
Tahun Target Realisasi
2007 1.766.653.232.331 1.651.959.225.000
2008 1.512.897.000.000 1.381.874.879.031
2009 1.497.376.327.883 1.365.360.948.000
2010 1.138.946.270.554 1.088.000.000.000
Sumber : Data Internal Dinas Pendapatan Sumatera Utara
Tabel 1.1 menunjukkan adanya ketidakstabilan pendapatan yang terjadi
pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara artinya prestasi kerja pegawai tidak selalu
meningkat bahkan mengalami penurunan dan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa
pendapatan tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan Dinas Pendapatan
Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perencanaan Karir
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara”. 1.2. Perumusan Masalah
Perencanaan karir merupakan hal yang penting yang harus diketahui oleh
seluruh pegawai, karena dengan mengetahui bagaimana perencanaan karirnya
maka prestasi pegawai dapat meningkat. Peneliti merumuskan permasalahan yang
ada pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara adalah: “Apakah perencanaan karir
berpengaruh pada prestasi kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera
(17)
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tanggapan pegawai atas perencanaan karir yang diberikan
oleh instansi pemerintah.
b. Untuk mengetahui prestasi kerja yang ditimbulkan oleh pegawai setelah
menerima perencanaan dari instansi pemerintah, serta sekaligus melihat
adanya pengaruh antara perencanaan karir terhadap prestasi kerja pegawai.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Instansi pemerintah
Sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah yang diharapkan berguna
dalam upaya meningkatkan perencanaan karir bagi pegawainya.
b. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak lain yang diharapkan dapat
digunakan sebagai informasi atau sebagai ilmu pengetahuan.
c. Bagi Peneliti
Sebagai pengaplikasian teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dalam
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir
Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang
selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah suatu rangkaian
aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan
kesinambungan, keteraturan dan arti kehidupan bagi seseorang (Panggabean,
2002:17). Dari kedua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa karir adalah
suatu rangkaian kerja dan jabatan yang dipegang seseorang dalam jangka
waktu lama.
Perencanaan karir adalah perencanaan yang fokus pada pekerjaan
dan pengidentifikasian jalan karir yang memberikan kemajuan yang logis
atas orang-orang diantara pekerjaan dalam organisasi (Mathis 2006 : 343).
Perencanaan karir adalah proses dimana perusahaan menyeleksi tujuan karir
dan jenjang karir dalam mencapai rencana karir ( Rivai 2009 : 266 )
2.1.2. Manfaat Perencanaan Karir
Menurut Rivai (2009:269), manfaat perencanaan karir adalah
sebagai berikut :
a. Meluruskan strategi dan syarat-syarat karyawan intern (aligns
strategy and internal staffing)
b. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan (develops
(19)
c. Memudahkan penempatan ke luar negri (facilities international
placement)
d. Membantu di dalam keanekaragaman tenaga kerja (assists with
workforce diversity)
e. Mengurangi pergantian karyawan (lower turnover)
f. Menyaring potensi karyawan (taps employee potensial)
g. Meneruskan pertumbuhan pribadi (furthers personal growth)
h. Mengurangi penimbunan (reduce hoarding)
i. Memuaskan kebutuhan karyawan (satisfies employee needs)
j. Membantu perencanaan tindakan secara affirmatif (assists
affirmative action plans)
Dari sepuluh manfaat perencanaan karir diatas dapat disimpulkan
bahwa perencanaan karir sangat bermanfaat bagi anggota organisasinya
dan organisasi itu sendiri.
Menurut Hariandja (2002:221), manfaat perencanaan karir adalah
sebagai berikut:
a. Menyesuaikan kemampuan pegawai dengan strategi
b. Meningkatkan supply internal pegawai
c. Menyiapkan penempatan internasional
d. Memampukan pegawai untuk bekerja dengan pegawai yang
berbeda latar belakangnya
e. Mengurangi perputaran kerja
(20)
g. Mendorong untuk meningkatkan kemampuan
h. Mengurangi penumpukan pegawai
i. Memuaskan kebutuhan pegawai
j. Mengurangi atau menghilangkan terjadinya diskriminasi
Dengan adanya manfaat-manfaat tersebut selanjutnya yang
dilakukan instansi pemerintah untuk membantu perencanaan karir
pegawai adalah instansi pemerintah harus melakukan pendidikan karir,
memberikan informasi tentang karir, dan melakukan bimbingan karir.
2.1.2 Tahap-tahap karir
Dalam penyusunan perencanaan karir perusahaan perlu
mengetahui minat dan kebutuhan individu dalam setiap tahap karirnya.
Pada umumnya manusia dalam kehidupan pekerjaannya melewati
beberapa tahap karir (Tampubolon, 2008:204).
Tahap-tahap itu sebagai berikut:
1. Tahap Penegakan
Tahap ini disebut sebagai tahap penegakan, dimana dalam tahap
ini pegawai cenderung akan memenuhi kebutuhan akan rasa aman
dalam tahun-tahun pertama menjalankan pekerjaannya. Biasanya
berlangsung selama lima tahun pertama dalam masa kerja.
2. Tahap Kemajuan
Pada tahap kemajuan ini pegawai mulai memupuk harga diri,
otonomi, dan berusaha untuk dipromosikan. Tahap ini
(21)
3. Tahap Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan ini, kebutuhan adalah yang paling
dominan dan pegawai merasa tidak puas terhadap pekerjaannya.
4. Tahap Pensiun
Pada tahap pensiun ini, pegawai mulai diketahui perjalanan
karirnya, apakah macet atau memburuk karirnya selama tahap
sebelumnya, dan bagi mereka yang mengalami hal tersebut maka
pada tahap ini karir mereka tidak bertahan lama. Mereka mulai
mengharapkan pensiun dan kesempatan untuk melakukan
pekerjaan lain.
Dari perjalanan tahap-tahap tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan dan harapan berubah pada saat orang-orang bergerak melalui
setiap tahap karir. Lama berlangsungnya setiap adalah bervariasi untuk
masing-masing orang. Menurut Rivai (2009:281), tahapan-tahapan karir
sebagai berikut:
1. Tahap Awal
Pada tahap ini ditekankan pada perhatian untuk memperoleh
jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal
pekerjaan.
2. Tahap Lanjutan
Pada tahap ini pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai
berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga
(22)
3. Tahap Mempertahankan
Pada tahap ini individu mempertahankan pencapaian keuntungan
atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa
lalu.
4. Tahap Pensiun
Pada tahap ini individu telah menyelesaikan satu karir, dan
individu tersebut akan berpindah ke karir yang lain dan memiliki
kesempatan untuk mengekspresikan aktualisasi diri yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan.
Menurut Malthis (2004:346), tahap-tahap karir sebagai berikut:
1. Tahap karir awal
Pada tahap ini pegawai mengenali minatnya dan
mengeksplorasi beberapa pekerjaan.
2. Tahap karir menengah
Pada tahap ini pegawai mendahulukan karir, memiliki gaya
hidup dan kontribusi yang terbatas.
3. Tahap karir akhir
Pada tahap ini pegawai memperbaharui keterampilan, menetap
dan gagasan-gagasan yang dimiliki pegawai mulai dihargai.
4. Tahap akhir karir
Pada tahap ini pegawai mulai merencanakan pensiun dan
memeriksa minat-minat yang tidak berhubungan dengan
(23)
2.1.4 Aktivitas-Aktivitas Perencanaan Karir
Menurut Sofyandi (2008:149) aktivitas-aktivitas perencanaan karir
yaitu :
Berbagai tanggung jawab pegawai yaitu :
1. Menilai sendiri kemampuan, minat dan nilai-nilai.
2. Menganalisis opsi-opsi karir.
3. Memutuskan kebutuhan dan tujuan.
4. Mengkomunikasikan preferensi pengembangan kepada manajer.
5. Merencanakan bersama manajer mengenai rencana-rencana tindakan
yang disepakati oleh kedua belah pihak.
6. Mengikuti rencana yang telah disepakati
Berbagai tanggung jawab pimpinan yaitu:
1. Bertindak sebagai katalisator, membuat pegawai peka terhadap
proses pengembangan.
2. Menilai realisme tujuan-tujuan yang dinyatakan oleh pegawai dan
kebutuhan-kebutuhan pengembangan yang dirasakan.
3. Memberikan nasehat kepada pegawai dan mengembangkan sebuah
rencana yang saling disepakati.
4. Menindak lanjuti dan menyempurnakan rencana-rencana pegawai
bila mana sesuai dengan visi-misi.
(24)
1. Memberikan sebuah model perencanaan karir, sumber daya,
konseling, dan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan karir
individu.
2. Memberikan pelatihan dalam rencana pengembangan karir kepada
pimpinan dan pegawai serta konseling karir kepada para pegawai.
3. Memberikan program-program keahlian dan peluang-peluang
pengalaman pengembangan dalam pekerjaan.
Menurut Sofyandi (2008:151), wewenang pimpinan antara lain:
1.Mengotorisasi informasi yang diberikan oleh para karyawan
2.Memberikan informasi mengenai posisi-posisi yang kosong
3.Menggunakan semua informasi yang disediakan untuk :
a. Mengidentifikasi semua calon yang akan menduduki lowongan
dan dilakukan seleksi
b. Mengidentifikasi peluang-peluang pengembangan karir
(lowongan, program-program pelatihan, rotasi pekerjaan)
Wewenang organisasi antara lain:
1. Menyediakan sistem informasi dan proses untuk mengakomodasi
kebutuhan-kebutuhan pengambilan keputusan manajemen
2. Memastikan penggunaan informasi yang objektif dengan merancang
metode-metode untuk pengumpulan, analisis, interpretasi, dan
penggunaan informasi dan memantau dan mengevaluasi efektifitas
(25)
2.1.5 Pengertian Prestasi Kerja
Prestasi kerja seorang pegawai merupakan hal yang sangat penting
artinya bagi suksesnya instansi pemerintah, karena manusia sebagai salah
satu faktor produksi yang merupakan basis atau penggerak atas faktor-faktor
yang lain harus dapat dirangkum menjadi satu kesatuan di dalam
melaksanakan proses produksi pada instansi pemerintah dengan cara yang
paling efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan profit.
Kemampuan meningkatkan prestasi kerja dan produktivitas kerja
tergantung pada keahlian pimpinan instansi pemerintah dalam
memanfaatkan sumber daya termasuk didalamnya manusia. Dalam upaya
mendorong pengembangan serta kemajuan instansi pemerintah, pimpinan
instansi pemerintah atau pihak manajemen instansi pemerintah perlu
mengambil langkah sebagai usaha peningkatan efisiensi tersebut dilakukan
melalui prestasi kerja secara berkala.
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2002:94).
Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikannya (Mangkunegara, 2002:6). Prestasi kerja
adalah kinerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2002:235).
(26)
merupakan unjuk kerja atau prestasi yang dicapai oleh pegawai pada suatu
periode tertentu.
Menurut Flippo (2001 : 246) prestasi kerja yaitu sebagai hasil kerja
atau tingkat keberhasilan yang mencakup:
a. Efektivitas kerja
b. Kualitas kerja yang semakin tinggi
c. Waktu penyelesaian kerja yang semakin meningkat
d. Tingkat kecelakaan yang semakin menurun
e. Penurunan biaya
2.1.6 Penilaian Prestasi Kerja
Setiap instansi pemerintah selalu mengharapkan peningkatan
prestasi kerja pegawainya untuk mengetahui adanya peningkatan dan
penurunan tingkat prestasi kerja maka perlu adanya penilaian terhadap
prestasi kerja tersebut. Penilaian prestasi kerja memberikan suatu
gambaran dan informasi tentang hasil kerja yang telah dicapai oleh
pegawai yang akan berpengaruh terhadap kebijakan pihak instansi
pemerintah kepada pegawai.
Penilaian prestasi kerja adalah sebuah proses yang ditujukan untuk
memperoleh informasi tentang kinerja pegawai (Panggabean, 2002 : 17).
Penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan
penilaian prestasi kerja para pegawai (Siagian, 2005 : 225). Dari kedua
pengertian tersebut bahwa penilaian prestasi kerja merupakan sebuah
(27)
Penilaian prestasi kerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor
yang penting dan berguna untuk mengembangkan instansi pemerintah
secara efektif dan efisien. Dengan adanya kebijakan atau program penilaian
prestasi kerja berarti Dinas Pendapatan Sumatera Utara telah memanfaatkan
secara baik atas SDM yang ada di dalamnya. Untuk keperluan penilaian
prestasi kerja pegawai diperlukan adanya informasi yang relevan dan
reliabel tentang prestasi kerja pegawai. Disamping informasi yang lengkap,
informasi juga diharapkan berkualitas dan valid artinya mampu
menggambarkan kinerja pegawai dengan baik. Informasi tersebut juga
diperlukan untuk perencanaan karir bagi setiap pegawai.
Menurut Hasibuan (2002 : 95), untuk mengukur prestasi kerja
pegawai melalui :
1. Kesetiaan
Kesetiaan pegawai terhadap pekerjaannya dan perusahaannya
dalam menjaga reputasi serta membela tempat pegawai bekerja, baik
didalam maupun diluar pekerjaan dari tekanan yang mengusik.
2. Kejujuran
Kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian
bagi dirinya sendiri maupun orang lain seperti bawahannya.
3. Kedisiplinan
Disiplin pegawai dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada
(28)
4. Kreativitas
Kemampuan pegawai dalam mengembangkan pikiran untuk
menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna.
5. Kerjasama
Kesediaan pegawai untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan
orang lain baik secara vertikal maupun horizontal didalam maupun
diluar pekerjaan sehingga pekerjaan semakin baik.
6. Kepemimpinan
Kemampuan untuk memimpin, berpengaruh mempunyai pribadi
yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain
atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.
7. Kepribadian
Sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberikan kesan
yang menyenangkan, memperhatikan sikap yang baik dan
penampilan simpatik serta wajar dari pegawai tersebut.
8. Prakarsa
Kemampuan berpikir yang original dan berdasarkan inisiatif
sehari-hari untuk menganalisa, menilai, menciptakan, memberikan
alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan
(29)
9. Pengetahuan
Pengetahuan karyawan dalam menyatukan dan menyelaraskan
bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam situasi
manajemen.
2.1.7 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Handoko (2000 : 135), manfaat penilaian prestasi kerja
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai,
manajemen, dan departemen personalia dapat memperbaiki
kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi kerja.
b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan
dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk
kompensasi lainnya.
c. Keputusan-Keputusan Penempatan
Rencana ini akan membantu atasan dalam penempatan kerja dan
akan membantu pula dalam memanfaatkan secara tepat bakat yang
dimiliki masing-masing pegawainya.
d. Kebutuhan-Kebutuhan dalam Pelatihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang tidak baik mungkin menunjukkan kebutuhan
latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan
(30)
e. Perencanaan dan Pengembangan Karir
Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir,
yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.
f. Tantangan-Tantangan Eksternal
Terkadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan dan kondisi finansial.
g. Kesempatan kerja yang adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat mencerminkan
keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
Dari manfaat penilaian prestasi kerja diatas dapat disimpulkan bahwa
seorang penilai harus mengetahui manfaat tersebut, sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan mereka gagal dalam mencapai sasaran.
Menurut Sulistiyani (2009:277), manfaat penilaian prestasi kerja sebagai berikut:
a. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
b. Perbaikan kinerja
c. Kebutuhan latihan dan pengembangan
d. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja
e. Untuk kepentingan penelitian kepegawaian
f. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai
Informasi penilaian prestasi kerja tersebut oleh pimpinan dapat
(31)
kelemahan kinerja pegawai sehingga pimpinan dapat menentukan tujuan maupun
peringkat target yang harus diperbaiki.
2.1.8 Metode penilaian prestasi kerja
Dalam menilai prestasi kerja karyawannya, suatu perusahaan dapat
menggunakan beberapa metode, tergantung pada keadaan perusahaan
tersebut.
Menurut Handoko (2000 : 142), metode penilaian prestasi kerja
terbagi dalam 2 metode yaitu :
a. Metode-metode penilaian berorientasi pada masa lalu terdiri dari :
1. Skala Rata-Rata (Rating scale)
Pada metode ini, evaluasi subjektif dilakukan oleh penilai
terhadap prestasi kerja pegawai dengan skala tertentu dari rendah
sampai tinggi.
2. Checklist
Metode penilaian ini dimaksudkan untuk untuk mengurangi
beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau
kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik
pegawai.
3. Metode Peristiwa Kritis
Pada metode ini didasarkan pada catatan-catatan penilai yang
menggambarkan perilaku pegawai sangat baik atau sangat buruk
(32)
4. Metode Peninjauan Lapangan
Pada metode ini, wakil ahli departemen personalia turun ke
lapangan dan membantu para penyelia dalam menilai.
5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja
Bila jumlah pekerjaan terbatas, penilaian prestasi kerja biasa
didasarkan pada tes pengetahuan dan ketrampilan. Agar berguna
harus reliabel dan valid.
6. Metode Evaluasi Kelompok
Penilaian ini biasanya dilakukan oleh penyelia atau atasan
langsung. Metode ini berguna untuk pengambilan keputusan untuk
menaikkan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan
organisasional karena dapat menghasilkan rangking pegawai dari
yang terbaik dan yang terburuk.
b. Metode-metode yang berorientasi pada masa depan terdiri dari:
1. Penilaian Diri (Self Appraisal)
Teknik evaluasi ini, berguna bila tujuan evaluasi adalah tujuan
untuk melanjutkan pengembangan diri.
2. Penilaian Psikologis (Physicological Appraisal)
Penilaian ini biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama
untuk menilai potensi pegawai di waktu yang akan datang.
(33)
Pada pendekatan ini setiap pegawai dan penyelia secara
bersama menetapkan tujuan-tujuan dan sasaran pelaksanaan kerja
di waktu yang akan datang.
4. Teknik Pusat Penilaian
Bentuk penilaian pegawai yang distandarisasikan dimana
tergantung pada berbagai tipe penilaian.
2.2. Penelitian Terdahulu
Dahlia (2008) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Perencanaan Karir Terhadap Semangat Kerja Karyawan Unit Produksi
PT. Sinar Central Sandang Jakarta. Dengan Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan perencanaan karir karyawan unit produksi dalam
meningkatkan semangat kerja karyawan pada PT. Sinar Central Sandang
Jakarta. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 48 orang dan alat
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara, observasi dan
membuat kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
perencanaan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat
kerja karyawan unit produksi.
2.3.Kerangka Konseptual
Perencanaan karir adalah perencanaan yang fokus pada pekerjaan dan
pengidentifikasian jalan karir yang memberikan kemajuan yang logis atas
orang-orang diantara pekerjaan dalam organisasi (Malthis 2006 : 343). Prestasi
(34)
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, kesungguhan dan waktu (Hasibuan 2002:94).
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka kerangka konseptual dalam
penelitian ini yaitu dapat dijelaskan variabel perencanaan karir secara langsung
mempengaruhi prestasi kerja yang dapat ditunjukkan pada gambar 1.1 sebagai
berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Malthis (2006), Hasibuan (2002) dimodifikasi
2.2. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan dirumuskan hipotesis
sebagai berikut “Perencanaan karir berpengaruh terhadap prestasi
kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara.”
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini berpendekatan kuantitatif, berjenis deskriptif dan asosiatif.
Berpendekatan kuantitatif sebab pendekatan yang digunakan didalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data
sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus, dan kepastian dan numerik kemudian berjenis deskriptif sebab bertujuan
untuk membuat deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat dari suatu sampel
tertentu. Berdasarkan data primer yang diperoleh peneliti melalui kuesional secara
sistematik, faktual dan teliti yang berjenis asosiatif sebab penelitian ini
menghubungkan dan melihat pengaruh dari dua variabel independen terhadap
variabel dependen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara yang
berlokasi di Jl. Sisimangaraja km 5,5 Medan. Waktu penelitian ini dilakukan
dari bulan Januari sampai Agustus 2011.
3.3. Batasan Operasional
a. Variabel Bebas (X) yaitu perencanaan karir.
b. Variabel Terikat (Y) yaitu prestasi kerja.
3.4. Defenisi Operasional
(36)
a. Variabel Bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah perencanaan
karir yaitu dimana seseorang mengambil persepsi mengenai urutan
sikap dan perilaku yang menghubungkan dengan pengalaman dan
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sepanjang hidup orang
tersebut hidup
b. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah prestasi kerja yaitu suatu
hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Definisi Indikator
variabel
Skala pengukuran
1 Perencanaan karir
(X)
Perencanaan yang fokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan karir yang memberikan kemajuan yang logis atas orang-orang diantara pekerjaan dalam organisasi
1.Kebutuhan Karir 2.Kesempatan Karir 3.Pengalaman Likert
No Variabel Definisi Indikator
variabel
Skala pengukuran
(37)
2 Prestasi Kerja (Y)
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu 1. Tanggung Jawab 2. Ketrampilan 3.Kesungguhan 4.Kecakapan Likert
Sumber : Mathis (2006), Hasibuan (2002).
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:133). Untuk keperluan analisis
kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan empat alternatif jawaban
kepada responden dengan menggunakan skor 1 sampai 4 yang dapat dilihat
dari tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008:133), diolah 3.6. Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek dan
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2008:115). Populasi
dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendapatan Sumatera Utara
(38)
3.6.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu
yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi
yang memiliki kriteria tertentu (Ruslan, 2008:157). Kriteria yang
digunakan pegawai yang memiliki masa kerja lebih dari 2 tahun, golongan
paling rendah III d, dan pangkat paling rendah Penata Tingkat I.
Berdasarkan karakteristik sampel yang diteliti dari 134 orang terdapat 54
orang yang menjadi sampel pada penelitian ini.
3.7. Metode Pengumpulan Data
a. Daftar Pertanyaan (kuesioner)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawabnya.
b. Wawancara (Interview)
Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti mengajukan
pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi.
c. Studi Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data dengan memperoleh dari sumber-sumber
lain seperti buku-buku pendukung, situs internet, dan jurnal yang
menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.
3.8.Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1. Uji Validitas
(39)
Instrumen yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan realibilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat
menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas instrumen dalam
penelitian ini dilakukan pada pegawai Dinas Pendapatan UPT Medan
Utara sebanyak 30 orang diluar sampel dengan menggunakan program
Statistic Product and Service Solution (SPSS) 16.0 for windows dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung>rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tersebut
dinyatakan valid.
2. Jika rhitung<rtabel, maka pernyataan tersebut tidak valid.
3.8.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten maka alat pengukur tersebut
reliabel (Situmorang dkk, 2010:72). Hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai
konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variable
dikatakan reliable apabila memiliki cronbach alpha > 0,8 (Yamin dan
Kurniawan, 2009:282). Pengujian reliabilitas instrument menggunakan
pengujian satu skor pada taraf signifikansi 5%. Pengujian validitas ini
(40)
3.9.Teknis Analisis
3.9.1. Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif, merupakan suatu cara mengumpulkan, yang
sudah dikelompokkan dan disajikan data sehingga diperoleh gambaran
umum yang jelas tentang seberapa besar pengaruh perencanaan karir
terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
3.9.2. Metode Analisis Kuantitatif
Peneliti menganalisis dengan metode analisis regresi linear
sederhana. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows.
Regresi linear digunakan untuk mengestimasi besarnya
koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear, yang
melibatkan satu variabel bebas (X) untuk digunakan sebagai alat prediksi
besarnya nilai variabel terikat (Y). Analisis regresi linear menggunakan
persamaan, sebagai berikut:
Keterangan :
Y = prestasi kerja a = angka konstanta b = koefisien regresi X = perencanaan karir.
e = standar error
3.9.3. Uji Hipotesis (Uji-t)
(41)
Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk
membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh perencanaan karir (X)
terhadap prestasi kerja pegawai (Y) Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
Kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho : β = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh perencanaan karir dalam meningkatkan prestasi kerja)
Ha : β = 0 (ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh perencanaan karir dalam meningkatkan prestasi kerja)
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t Tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t Tabel pada α = 5%
3.9.4.Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinan (R²) digunakan untuk melihat seberapa
besar kontribusi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
variabel bebas yang diteliti yaitu perencanaan karir (X) terhadap prestasi
kerja pegawai (Y). dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak
pada tabel Model Summary dan tertulis R Square berkisar antara angka 0
sampai dengan 1 (satu). Apabila R Square semakin kecil atau mendekati
angka 0 (nol), maka hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) semakin lemah. Sebaliknya apabila R Square semakin besar
atau mendekati angka 1 (satu), maka hubungan kedua variabel semakin
(42)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Sumatera Utara
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya
mengurusi pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah dibawah Biro Keuangan
pada sekretariat wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tentang susunan
dan tata kerja sekretariat wilayah daerah Tingkat I provinsi Sumatera Utara, maka
Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan. Dengan demikian,
tentu bagian pajak pendapatan daerah berubah menjadi sub direktorat keuangan
pendapatan daerah pada direktorat keuangan. Dengan terbentuknya SK pada
tanggal 21 maret 1975 No.137/II/GSU, terhitung tanggal 1 April 1975, maka sub
direktorat keuangan pendapatan daerah ditingkatkan menjadi direktorat
pendapatan daerah. Pada tanggal 1 September 1975 dikeluarkan Surat Menteri
Dalam Negeri No.KPUD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan,
sehingga Dinas Pendapatan daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan daerah
Tingkat II yang sebelumnya Direktorat Pendapatan Daerah diubah namanya
menjadi Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
Pembentukan Dinas Pendapatan daerah Tingkat I Sumatera Utara
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara tanggal 31 Maret 1976
No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan Perwakilan daerah Sumatera Utara
(DPRDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan daerah Tingkat I Sumatera Utara
(43)
tahun1976. Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan daerah
Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas. Dinas pendapatan daerah
provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupatan/Kotamadya Tingkat II di
provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD
7/7/39-26 pada tanggal 31 maret 1978 dibentuk cabang Dinas Pendapatan Daerah
provinsi Tingkat I Sumatera Utara diseluruh Kabupaten / Kotamadya Tingkat II di
Sumatera Utara.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 061/2743/S
tanggal 22 november 1999 tentang pemerintahan daerah, maka terhitung sejak
tanggal keluarnya surat tersebut, maka nama dinas pendapatan daerah Tingkat I
Sumatera Utara menjadi “Dinas Pendapatan Sumatera Utara“. Cabang Dinas
Pendapatan daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi “Cabang Dinas
Pendapatan Sumatera Utara“. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pemilik kendaraan bermotor, maka pemerintah membentuk penyelenggara sistem
baru pendaftaran kendaraan bermotor yang disebut “Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT)”.
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap adalah gabungan dari empat
instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di
Sumatera Utara. Ke empat instansi tersebut adalah :
(44)
2. Pemerintahan daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Sumatera
Utara (DIPENDASU)
3. Departemen keuangan yaitu PT. Jasa Raharja cabang utama Medan
4. Bank SUMUT
Pembentukan SAMSAT bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pendapatan daerah sumatera utara melalui pemungutan
PKB dan penerimaan BBN-KB khususnya di daerah sumatera utara .
2. Meningkatkan pendapatan daerah sumatera utara melalui penerimaan dari
sector pajak kendaraan bermotor dan penerimaan dari sektor BBN-KB.
Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada
wajib pajak, Dinas Pendapatan Sumatera Utara sampai saat ini telah
membentuk 14 cabang daerah di wilayah Sumatera Utara yaitu :
Tabel 4.1
Unit Pelayanan Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara
No Unit Wilayah Kerja
1 UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Area, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.
2 UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan
Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu
3 UPDT Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.
4 UPTD Pematang siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.
5 UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai 6 UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu
7 UPTD Padang Sidempuan
Kabupaten Tapanuli Selatan
8 UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi
No Unit Wilayah Kerja
9 UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo
10 UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli
(45)
11 UPTD Sidikalang Kabupaten Sidikalang 12 UPTD Gunung sitoli Kabupaten Nias
13 UPTD Balige Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Tapanuli Utara
14 UPTD Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal
Sumber data: Dinas Pendapatan Sumatera Utara 4.2. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara
individu – individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan
dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan
garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab
dan wewenang. Dalam pengertian luas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi
ini tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang
dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang
telah dilaksanakan. Kantor Dinas Pendapatan Sumatera Utara menerapkan
struktur lini dan staf. Dinas Pendapatan Sumatera Utara dipimpin oleh seorang
Kepala Unit Pelayanan Teknis (KUPT) dibantu sub bagian tata usaha. Kepala
UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan
Daerah. Dinas Pendapatan Sumatera Utara terdiri dari 5 seksi yaitu Seksi bagian
Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB ), Seksi Pendapatan lain-lain
(PLL), Seksi Pengambilan atau Pemanfaatan Air Bawah Tanah atau Air
Permukaan Umum (ABT/APU), Seksi Retribusi, Seksi Pajak Angkutan di atas Air
atau Bea Balik Nama Angkutan di Atas Air ( PA3/BBNA3). Dapat dilihat dalam
struktur berikut :
(46)
Sumber data : Dinas Pendapatan Sumatera Utara 1. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis
Tugas dan fungsi:
a. Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan pihak terkait,
pembinaan pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi,
pemberdayaan potensi dan pemungutan sumber pendapatan daerah
sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan
Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
c. Menyempurnakan konsep standar - standar pendapatan potensi,
pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil PKB,
PKDA, Pajak ABT/APU, retribusi dan pendapatan lain-lain.
2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi
Kasubag Tata Usaha
Kasi PKB
Kasi PLL
Kasi ABT/APU
U
Kasi PA3/BBN
A3 Kasi
Retribusi
Staf Unit Pelayanan Teknis
(47)
a. Menyimpan surat - surat yang berhubungan dengan bidang tugas
sub bagian tata usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah
selesai diproses.
b. Mencatat dalam pembukuan pemasukan telah ditentukan
inventaris dan alat tulis kantor ( ATK ).
3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor Tugas Dan Fungsi
a. Menghubungi penunggak PKB dan Bea balik nama kendaraan
bermotor dengan surat .
b. Membuat laporan pembayaran penunggakan PKB dan Bea balik
nama kendaraan bermotor dengan surat.
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala unit sesuai
dengan bidangnya.
4. Seksi pendapatan lain-lain Tugas dan fungsi
a. Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola PAD dan melaporkannya kepada KUPT.
b. Menerima, menyalurkan dn mempertanggungjawabkan SPT dan materai leges jalur SAMSAT.
(48)
c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ).
5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU).
Tugas Dan Fungsi
a. Melakukan pendapatan potensi, penetapan dan penagihan,
menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan dari WP
mengenai ABT/APU dan PBB-KB.
b. Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak
pengambilan dan pemanfaatan ABT/APU sesuai standar yang
ditetapkan.
6. Seksi retribusi Tugas dan fungsi
a. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan
dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan
serta penetapan target retribusi.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada KUPT sesuai dengan bidang teknisnya.
7. Seksi pajak angkutan di atas air / bea balik nama angkutan di atas air ( PA3/ BBNA3 ).
(49)
Tugas Dan Fungsi
a. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima
dan memproses usul/pengajuan keberatan dari WP, mengenai
PA3/BBNA3 sesuai ketentuan dan standar yang berlaku.
b. Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada KUPT sesuai standar yang di tetapkan.
4.3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
Jumlah sampel pegawai yang karirnya direncanakan pada Dinas
Pendapatan Sumatera Utara adalah sebanyak 54 orang dengan komposisi
pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Komposisi SDM di Dinas Pendapatan Sumatera Utara
No. Kategori Jumlah
1 Berdasarkan jabatan Penata Tingkat I 29
Pembina Tingkat I 25
Total 54 2 Berdasarkan tingkat pendidikan Doctoral ( Strata III ) 2
(50)
Pasca sarjana ( Strata II ) 18
Sarjana ( Strata I ) 34
Total 54
3 Berdasarkan pangkat/golongan Golongan IV 31
Golongan III 23
Total 54
4.4. Hasil Penelitian
4.4.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil pengumpulan
data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden. Dari kuesioner
tersebut dapat dilihat gambaran umum mengenai karakteristik responden, antara
lain berdasarkan umur, jenis kelamin, pangkat, serta lama bekerja pegawai Dinas
Pendapatan Sumatera Utara. Di bawah ini dijelaskan data deskriptif sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jumlah (F) Persentase (%)
1 31 – 40 1 2
2 41 – 50 19 35
3 51 – 60 34 63
(51)
Berdasarkan Tabel 4.3, bahwa responden yang berusia 31 – 40 tahun
adalah sebanyak 1 responden (2 %), usia 41 – 50 tahun sebanyak 19 responden
(35%), dan usia 51 – 60 tahun sebanyak 34 responden (63%).
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (F) Persentase (%)
1 Laki-laki 42 78
2 Perempuan 12 22
Total 54 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4, bahwa laki-laki sebanyak 42 responden (78%), perempuan
sebanyak 12 responden (22%).
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan
No. Jabatan Jumlah (F) Persetase (%)
1 Penata Tingkat I 29 54
2 Pembina Tingkat I 25 46
Total 54 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5, bahwa Penata Tingkat I sebanyak 29 responden (54%),
dan Pembina Tingkat I sebanyak 25 responden (46%).
Tabel 4.6
Distribusi Responden Lama Bekerja
No. Lama bekerja ( Th ) Jumlah (F) Persentase (%)
1 11 – 20 27 50
(52)
Total 54 100% Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6, bahwa responden yang lama bekerja 11 – 20 tahun
dan 21 -30 tahun adalah sebanyak 27 responden (50 %).
4.4.2 Analisis Deskriptif Variabel Perencanaan Karir
Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada pegawai Dinas
Pendapatan Sumatera Utara sebanyak 54 orang, maka jawaban responden atas
variabel bebas yaitu Perencanaan Karir yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perencanaan Karir
Indikator Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Skor : 4
SS
Skor : 3 S
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
N % N % N % N % N %
1 27 50 21 38,9 6 11,1 0 0 54 100
2 39 72,2 11 20,4 3 5,6 1 1,9 54 100
3 19 35,2 22 40,7 11 20,4 2 3,7 54 100
4 23 42,6 23 42,6 7 13 1 1,9 54 100
5 11 20,4 23 42,6 14 25,9 6 11,1 54 100
6 43 79,6 8 14,8 3 5,6 0 0 54 100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 (diolah )
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 54 orang responden untuk
variabel Perencanaan Karir pada tabel 4.7 yaitu:
a) Pada pernyataan pertama (Dinas Pendapatan Sumatera Utara memberikan
perhatian kepada pegawai untuk mengembangkan karirnya) sebanyak 27
orang atau 50 % yang menyatakan sangat setuju, 21 orang atau 38,9%
menyatakan setuju, 6 orang atau 11,1 % menyatakan tidak setuju dan tidak
(53)
b) Pada pernyataan kedua (Persyaratan kenaikan jenjang karir dilaksanakan
dengan baik) sebanyak 39 orang atau 72,2 % yang menyatakan sangat
setuju, 11 orang atau 20,4% menyatakan setuju, 3 orang atau 5,6 %
menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1,9% yang menyatakan sangat
tidak setuju.
c) Pada pernyataan ketiga (Pertumbuhan jenjang karir adalah kelancaran
perubahan untuk setiap pangkat dalam hal ini diukur dengan standar yang
berlaku) sebanyak 19 orang atau 35,2 % yang menyatakan sangat setuju,
22 orang atau 40,7% menyatakan setuju, 11 orang atau 20,4 %
menyatakan tidak setuju dan 2 orang atau 3,7% yang menyatakan sangat
tidak setuju.
d) Pada pernyataan keempat (Saya ingin mencapai posisi yang memberikan
kepada saya kesempatan untuk menggabungkan keahlian yang saya miliki
dengan pekerjaan) sebanyak 23 orang atau 42,6 % yang menyatakan
sangat setuju, 23 orang atau 42,6% menyatakan setuju, 7 orang atau 13 %
menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1,9% yang menyatakan sangat
tidak setuju.
e) Pada pernyataan kelima (Pengalaman yang saya miliki dapat membantu
saya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan) sebanyak 11 orang atau
20,4 % yang menyatakan sangat setuju, 23 orang atau 42,6% menyatakan
setuju, 14 orang atau 25,9 % menyatakan tidak setuju dan 6 orang atau
(54)
f) Pada pernyataan keenam (Pengalaman kerja yang saya tekuni selama ini
memberikan arti bagi saya untuk jenjang karir) sebanyak 43 orang atau
79,6% yang menyatakan sangat setuju, 8 orang atau 14,8% menyatakan
setuju, 3 orang atau 5,6 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang
yang menyatakan sangat tidak setuju.
4.4.3 Analisis Deskriptif Variabel Prestasi Kerja Pegawai (Y)
Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada pegawai Dinas
Pendapatan Sumatera Utara sebanyak 54 orang, maka jawaban responden atas
variabel terikat yaitu prestasi kerja pegawai yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Prestasi Kerja Pegawai
Indikator Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Skor : 4
SS
Skor : 3 S
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
N % N % N % N % N %
1 39 72,2 10 18,5 5 9,3 0 0 54 100
2 23 42,6 14 25,9 13 24,1 4 7,4 54 100
3 27 50 18 33,3 8 14,8 1 1,9 54 100
4 26 48,1 22 40,7 5 9,3 1 1,9 54 100
5 25 46,3 20 37 8 14,8 1 1,9 54 100
6 27 50 22 40,7 3 5,6 2 3,7 54 100
7 24 44,4 20 37 9 16,7 1 1,9 54 100
Sumber : Hasil Penelitian 2011 ( diolah )
a) Pada pernyataan pertama (Saya selalu berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan) sebanyak 39 orang atau 72,2 % yang
menyatakan sangat setuju, 10 orang atau 18,5% menyatakan setuju, 5
orang atau 9,3 % menyatakan tidak setuju dan tidak satu orang pun
(55)
b) Pada pernyataan kedua (Saya berani menanggung resiko atas keputusan
yang saya ambil) sebanyak 23 orang atau 42,6% yang menyatakan sangat
setuju, 14 orang atau 25,9% menyatakan setuju, 13 orang atau 24,1%
menyatakan tidak setuju dan 4 orang atau 7,4% menyatakan sangat tidak
setuju.
c) Pada pernyataan ketiga (Saya mengetahui sampai sejauh mana minat dan
ketrampilan yang saya miliki) sebanyak 27 orang atau 50% yang
menyatakan sangat setuju, 18 orang atau 33,3% menyatakan setuju, 8
orang atau 14,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1,9%
menyatakan sangat tidak setuju.
d) Pada pernyataan keempat (Saya selalu berusaha dalam menyelesaikan
tugas dan pekerjaan dengan ketrampilan yang saya miliki) sebanyak 26
orang responden atau 48,1% menyatakan sangat setuju, 22 orang atau
40,7% menyatakan setuju, serta 5 orang atau 9,3% menyatakan tidak
setuju, serta 1 orang atau 1,9% menyatakan sangat tidak setuju.
e) Pada pernyataan kelima (Saya melaksanakan tugas dengan
sungguh-sungguh sehingga tujuan tercapai) sebanyak 25 orang atau 46,3% yang
menyatakan sangat setuju, 20 orang atau 37 % menyatakan setuju, 8 orang
atau 14,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang 1,9% menyatakan sangat
tidak setuju.
f) Pada pernyataan keenam (Saya melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
(56)
orang atau 40,7% menyatakan setuju, 3 orang atau 5,6% menyatakan tidak
setuju dan 2 orang responden atau 3,7% menyatakan sangat tidak setuju.
g) Pada pernyataan ketujuh (Pekerjaan yang diberikan memotivasi saya untuk
menghasilkan ide baru) sebanyak 24 orang atau 44,4% yang menyatakan
sangat setuju, 20 orang atau 37% menyatakan setuju, 9 orang atau 16,7%
menyatakan tidak setuju 2 orang responden atau 1,9% menyatakan sangat
tidak setuju.
4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kualitas penelitian yang bermutu dan baik diperoleh dengan
melakukan rangkaian penelitian secara baik dan benar. Oleh karena itu
perlu adanya validitas dan reliabilitas, valid artinya data – data yang
diperoleh melalui instrument dapat menjawab tujuan penelitian sedangkan
reliable berarti konsisten atau stabil. Pengujian validitas dan reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi statistik SPSS 16 for
windows.
Untuk melihat validitas maka kolom dilihat adalah corrected itam
total correlation dan untuk reliabilitas adalah cronbach’s alpha if item deleted. Cara melihat validitas yaitu dengan membandingkan r hitung
dengan r tabel. Suatu alat ukur atau pertanyaan dikatakan valid apabila r
hitung > r tabel. R tabel untuk sampel 30 sebesar 0.361. Sedangkan
reliabilitas instrument penelitian dilihat dari cronbach alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach
(57)
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 30.9667 37.137 .545 .876
VAR00002 31.3000 39.597 .524 .876
VAR00003 31.3667 38.378 .605 .872
VAR00004 31.2667 38.340 .574 .873
VAR00005 31.0333 37.964 .623 .871
VAR00006 31.2333 37.220 .796 .863
VAR00007 31.1667 38.971 .521 .876
VAR00008 31.1000 39.472 .594 .873
VAR00009 31.0667 37.375 .742 .866
VAR00010 31.3667 38.723 .565 .874
VAR00011 31.0000 39.172 .574 .874
VAR00012 30.9000 40.024 .439 .879
VAR00013 31.0000 41.379 .236 .890
VAR00014 31.1667 38.695 .515 .876
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa butir 13 memiliki data tidak valid
karena tabel R untuk sample 30 sebesar 0.361, sedangkan nilai corrected item
total correlation variable tersebut di bawah 0.361, berarti data variabel tersebut
harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.
Tabel 4.10 Hasil uji validitas
(58)
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 28.4000 34.179 .610 .885
VAR00002 28.7000 37.114 .543 .887
VAR00003 28.7667 35.357 .693 .880
VAR00004 28.6667 35.885 .592 .885
VAR00005 28.4333 35.702 .620 .884
VAR00006 28.6333 34.723 .828 .874
VAR00007 28.5667 36.392 .551 .887
VAR00008 28.5000 37.086 .601 .885
VAR00009 28.4667 35.223 .728 .879
VAR00010 28.7667 36.185 .592 .885
VAR00011 28.4000 37.490 .493 .889
VAR00012 28.3333 38.299 .362 .895
VAR00013 28.5667 36.461 .507 .889
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan tabel 4.11 Setelah dilakukan pengujian pengujian validitas
kembali, maka seluruh butir dinyatakan valid. Selanjutnya dilakukan uji
Reliabilitas. Menurut Ghozali, 2005 dan Kuncoro, 2003, suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 atau
nilai Cronbach Alpha > 0.80. Berdasarkan data di atas maka seluruh butir
dinyatakan reliabel.
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas
(59)
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 13
Sumber : Hasil Penelitian 2011
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa Nilai Cronbach’s alpha adalah
sebesar 0.893 (> 0,60) maka semua pernyataan tersebut dinyatakan reliabel.
4.5 Analisis Statistik
4.5.1. Uji regresi linear sederhana
Análisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut Persamaan regresinya:
Table 4.12
Regresi linear sedrehana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.757 2.489 3.920 .000
PerencanaanKarir .680 .125 .603 5.453 .000
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber :Hasil Penelitian 2011
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa model persamaan regresi linear sederhana
pada penelitian ini adalah Y= 9.757 + 0,680X + e, dimana Perencanaan Karir
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja Pegawai. Hal
ini dapat dilihat dari persamaan regresi sebagai berikut :
1. Konstanta bernilai 9.757 menunjukkan bahwa jika ada variabel
Perencanan Karir maka Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan
(60)
2. Perencanaan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi
Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara, artinya setiap
terjadi peningkatan variabel Perencanaan Karir sebesar satu satuan maka
Prestasi Kerja pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara akan meningkat
sebesar 0,680 satuan.
4.5.2. Uji Hipotesis (Uji t )
Uji T pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Perencanaan Karir (X)
terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Y). Uji T dilakukan dengan hipotesis
sebagai berikut :
a. Ho : b1 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Perencanaan Karir (X) terhadap Prestasi Kerja
pegawai (Y)
b. Ha : b1 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Perencanaan Karir (X) terhadap Prestasi Kerja
pegawai (Y)
c. Ttabel diperoleh dengan derajat bebas = n – k
n = Jumlah sampel yaitu 54 orang pegawai Dinas
Pendapatan Sumatera Utara
k = Jumlah variabel yang digunakan, K = 1 variabel derajat
bebas = n – k = 54 – 1 = 53
Uji-t yang digunakan adalah uji satu arah dengan α = 0,05. Maka ttabel 0,05 (54) adalah ...
(61)
d. Ho diterima jika thitung < ttabel dan Ha diterima jika thitung > ttabel.
Output uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini :
Tabel 4.13 Hasil T Hitung
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.757 2.489 3.920 .000
PerencanaanKarir .680 .125 .603 5.453 .000
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai thitung variabel Perencanaan Karir
5,453 sedangkan ttabel bernilai 1,671. Hal ini berarti thitung > ttabel yaitu 5,453 >
1,671. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Perencanaan
Karir secara uji t (uji parsial) berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja
Pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena
mayoritas responden menyatakan bahwa dengan adanya Perencanaan Karir maka
akan menciptakan Prestasi Kerja. Dengan kata lain mayoritas responden
mengatakan bahwa Perencanaan Karir berpengaruh positif terhadap Perencanaan
Karir pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara.
4.5.3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Dalam output
(62)
Square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R Square
yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan
dengan jumlah variabel bebas dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik
jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.
Tabel 4.14
Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .603a .364 .352 2.31836
a. Predictors: (Constant), PerencanaanKarir
Sumber :Hasil penelitian 2011
a. Nilai R sebesar 0.603 sama dengan 60,3 % yang menunjukkan bahwa
hubungan antara perencanaan karir terhadap prestasi kerja pada Dinas
Pendapatan Sumatera Utara mempunyai hubungannya yang erat.
b. Nilai R Square 0,352 berarti 35,2% pretasi kerja pegawai dapat dijelaskan oleh
perencanaan karir, sedangkan sisanya 64,8% dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Nilai Standard Error of Estimatenya 2.31836. Semakin kecil
Standard Error of Estimatenya berarti model semakin baik. 4.6.Pembahasan
Perencanaan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap pretasi kerja
pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara. Sehingga dalam hal ini
(63)
faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan
Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang
berjudul “Pengaruh Perencanaan Karir Terhadap Semangat Kerja
Karyawan Unit Produksi PT. Sinar Central Sandang Jakarta” (2008)
menyatakan bahwa secara umum sebagian besar karyawan unit produksi
menilai baik atas unsur-unsur perencanaan karir yang terdiri dari keadilan
karir, perhatian pimpinan, kesempatan, keinginan karyawan serta kepuasan
karir.
Pada penelitian terdahulu diperoleh hasil bahwa perencanaan karir yang
dinyatakan baik dapat dikarenakan oleh beberapa sebab diantaranya adalah
pelaksanaan tahap karyawan, kegiatan kerja dalam setiap tahap, serta adanya
pelatihan dan pengembangan pada setiap tahap.
Karena Perencanaan Karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi kerja Pegawai (Tabel 4.12) maka dapat di disimpulkan secara singkat
bahwasanya perencanaan karir berpengaruh terhadap prestasi kerja.
Perencanaan karir erat kaitannya dengan prestasi kerja pegawai dapat diukur
dari tanggung jawab, ketrampilan, kesungguhan dan kecakapan. Dari hasil
kuesioner dapat diperoleh bahwa kecendrungan prestasi kerja yang timbul
sebagai akibat dari perencanaan karir yang diterima.
Model persamaan regresi linear sederhana pada penelitian ini adalah
Y= 9.757 + 0,680X + e, dimana Perencanaan Karir berpengaruh positif dan
(64)
Karir 5,453 sedangkan ttabel bernilai 1,671. Hal ini berarti thitung > ttabel yaitu
5,453 > 1,671. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
Perencanaan Karir secara uji t (uji parsial) berpengaruh signifikan terhadap
Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Sumatera Utara. Hal ini
disebabkan karena mayoritas responden menyatakan bahwa dengan adanya
Perencanaan Karir maka akan menciptakan Prestasi Kerja. Dengan kata lain
mayoritas responden mengatakan bahwa Perencanaan Karir berpengaruh
positif terhadap Perencanaan Karir dan pegawai membutuhkan perencanaan
(1)
Lampiran 5. Hasil Jawaban Responden
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 6 11.1 11.1 11.1
3 21 38.9 38.9 50.0
4 27 50.0 50.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00002
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
17
20
3
3
2
3
2
4
17
4
3
4
3
4
4
3
25
4
4
3
4
3
4
22
4
4
4
4
4
4
4
28
3
4
3
4
3
4
21
2
4
3
4
3
4
3
23
4
3
3
2
1
4
17
4
2
4
4
4
1
3
22
3
4
2
4
1
3
17
4
2
2
2
4
3
4
21
3
4
3
3
3
4
20
4
3
4
4
3
3
4
25
4
4
4
3
3
4
22
4
3
4
3
4
4
4
26
3
4
2
2
2
4
17
3
3
3
4
2
3
3
21
3
2
2
3
2
4
16
4
3
4
4
3
3
4
25
2
4
2
4
2
4
18
4
2
2
4
2
3
3
20
4
4
4
4
3
3
22
4
4
4
3
4
4
4
27
4
4
4
4
3
3
22
3
4
4
3
4
4
2
24
4
4
4
4
4
4
24
2
4
4
4
4
4
3
25
4
4
4
4
3
4
23
3
4
4
4
4
4
4
27
2
4
1
3
2
4
16
4
2
2
2
2
2
4
18
4
4
3
4
3
4
22
3
2
3
4
4
4
2
22
(2)
4 39 72.2 72.2 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00004
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 7 13.0 13.0 14.8
3 23 42.6 42.6 57.4
4 23 42.6 42.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 11 20.4 20.4 24.1
3 22 40.7 40.7 64.8
4 19 35.2 35.2 100.0
(3)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 6 11.1 11.1 11.1
2 14 25.9 25.9 37.0
3 23 42.6 42.6 79.6
4 11 20.4 20.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00006
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 3 5.6 5.6 5.6
3 8 14.8 14.8 20.4
4 43 79.6 79.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00007
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 5 9.3 9.3 9.3
3 10 18.5 18.5 27.8
4 39 72.2 72.2 100.0
(4)
Valid 1 4 7.4 7.4 7.4
2 13 24.1 24.1 31.5
3 14 25.9 25.9 57.4
4 23 42.6 42.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00009
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 8 14.8 14.8 16.7
3 18 33.3 33.3 50.0
4 27 50.0 50.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00010
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 5 9.3 9.3 11.1
3 22 40.7 40.7 51.9
4 26 48.1 48.1 100.0
(5)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 8 14.8 14.8 16.7
3 20 37.0 37.0 53.7
4 25 46.3 46.3 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR0012
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 3 5.6 5.6 9.3
3 22 40.7 40.7 50.0
4 27 50.0 50.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
VAR00013
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 9 16.7 16.7 18.5
3 20 37.0 37.0 55.6
4 24 44.4 44.4 100.0
(6)
Model Entered Removed Method 1 PerencanaanKar
ira . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PrestasiKerja
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .603a .364 .352 2.31836
a. Predictors: (Constant), PerencanaanKarir
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 159.843 1 159.843 29.739 .000a
Residual 279.490 52 5.375
Total 439.333 53
a. Predictors: (Constant), PerencanaanKarir b. Dependent Variable: PrestasiKerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.757 2.489 3.920 .000
PerencanaanKarir .680 .125 .603 5.453 .000