Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Isu Strategis

1 BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sebagai perwujudan tata kelola yang baik good governance, setiap instansi pemerintah wajib memertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada masyarakat. Salah satu bentuk pertanggungjawabannya adalah sistem pelaporan akuntabilitas. Dalam Peraturan Presiden Perpres No. 29 Tahun 2014 sebagai pengganti Perpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah harus menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LKIP. Tujuan penyusunan LKIP adalah untuk menginformasikan dan mengomunikasikan kinerja yang sudah dicapai. LKIP dibuat secara periodik setiap akhir tahun anggaran berjalan sesuai dengan Peraturan Menteri Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Perumahan dan Permukiman berkewajiban membuat LKIP yang diterbitkan setiap berakhirnya tahun anggaran. Sesuai dengan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014, LKIP ini berisi tentang iktisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja PK. Pencapaian sasaran tersebut menjelaskan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi indikator kinerja utama IKU, penjelasan atas pencapaian kinerja, dan perbandingan capaian indikator kinerja sampai tahun berjalan dengan target kinerja 5 lima tahunan yang direncanakan. Penyampaian informasi pada LKIP tersebut sesuai dengan kebijakan penerapan penganggaran berbasis kinerja PBK Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR yang mulai diterapkan sejak tahun 2010. Adanya penerapan PBK tersebut diiringi dengan penyesuaian kembali struktur program yang sudah diinisiasi oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, setiap unit eselon II bertanggung jawab terhadap pencapaian output dan wajib menyusun Indikator kinerja kegiatan output.

1.2 Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Permen PUPR No. 15PRTM2015 dan No. 20PRTM2016, Puslitbang Perumahan dan Permukiman memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di 2         bidang perumahan dan permukiman. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puslitbang Perumahan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1 Penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat; 2 Penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang perumahan dan permukiman; 3 Pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pelayanan uji laboratorium dan lapangan, sertifikasi, inspeksi, kalibrasi, dan advis teknis di bidang perumahan dan permukiman; 4 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil penelitian dan pengembangan di bidang perumahan dan permukiman; 5 Pelaksanaan urusan peningkatan kapasitas sumber daya manusia penelitian dan pengembangan di bidang perumahan dan permukiman; 6 Pelaksanaan pengelolaan sarana kelitbangan; 7 Pelaksanaan urusan keuangan, ketata usahaan, dan umum; 8 Penyiapan penyusunan standar dan pedoman; dan 9 Pelaksanaan diseminasi dan kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang perumahan dan permukiman. Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Perumahan dan Permukiman menyelenggarakan fungsi manajemen yang didasarkan pada Sistem Manajemen Mutu SMM yang berbasis ISO seri 9000 tentang penyelenggaraan SMM berbasis ISOSNI 9001-2008.

1.3 Struktur Organisasi

Puslitbang Perumahan dan Permukiman memiliki 1 satu bagian, 3 tiga bidang, dan 7 tujuh unit pelaksana teknis UPT yang tugas dan fungsinya diatur dalam Permen PUPR No. 15PRTM2015 dan Permen PUPR No. 20PRTM2016 dan dapat dilihat pada Gambar 1-1.

1.4 Isu Strategis

Ketersediaan infrastruktur permukiman yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasanwilayah disamping faktor kualitas lingkungan hidup. Sementara ini, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah dan efisiensi usaha. Dalam hal daya saing global, Global Competitiveness Report 2016–2017 www.weforum.org menempatkan Indonesia pada peringkat 41 dari 138 negara. Dari dimensi infrastruktur yang menjadi salah satu pilar daya saing, Indonesia hanya menempati peringkat 60 dengan skor rata-rata 4,2 dari skala 7,0. Dengan demikian tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik. 3 Gambar 1-1 Struktur Organisasi Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman Fenomena yang terkait adalah urbanisasi yang cukup tinggi dengan laju 4,5 per tahun akibat tingginya mobilitas peduduk. Diperkirakan dalam 20 tahun hingga 25 tahun ke depan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia akan mencapai 65 Pusat Strategi Kementerian Pekerjaan Umum, 2007 dan pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk perkotaan diperkirakan mencapai 53–54. Tingkat urbanisasi yang tinggi belum disertai dengan kemampuan memenuhi kebutuhan infrastruktur menyebabkan backlog semakin tinggi. Tahun 2010 sejumlah 200 kota telah bebas dari kawasan kumuh. Pada tahun 2015 meningkat menjadi 350 kota dan sisanya harus bebas dari kekumuhan sebelum tahun 2020. Tantangan ke depan yang harus dihadapi juga adalah ketersediaan infrastruktur yang belum merata ke semua golongan masyarakat terutama masyarakat miskin. Tantangan penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dan pemukiman ke depan juga erat terkait dengan pembangunan berkelanjutan yang menjadi bagian dari 3 tiga pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Dalam rangka pencapaian program 100-0-100 100 akses air minum, 0 permukiman kumuh dan 100 akses air limbah. Untuk mencapai target program 100-0-100, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakukan berbagai langkah dan hasilnya pada tahun 2016, penyediaan air minum telah mencapai 71,66, sanitasi layak 64,07 dan luasan permukiman kumuh yang perlu ditangani tersisa 8,18. 4         Pemerintah Indonesia telah merumuskan new deal pembangunan ekonomi Indonesia yang secara prinsip memuat triple track strategy yaitu : pro-growth, pro-job, dan pro-poor. Track pertama dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengutamakan ekspor dan investasi. Track kedua dilakukan dengan menggerakkan sektor riil untuk menciptakan lapangan kerja. Track ketiga dilakukan dengan merevitalisasi sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan ekonomi pedesaan untuk mengurangi kemiskinan. Sejalan dengan prinsip tersebut, maka peran pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman dalam pembangunan nasional pada dasarnya sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan seperti terlihat pada Gambar 1-2. Gambar 1-2 Peran Infrastruktur PU dan Permukiman dalam Pembangunan Nasional Kebijakan Puslitbang Perumahan dan Permukiman selaras dengan kebijakan Balitbang Kementerian PUPR adalah sebagai: 1 Prime Mover; menjadi inisiator atau penggerak mula yang mempengaruhi unit terkait untuk menerapkan teknologi danatau kebijakan dalam rangka pembenahan terus- menerus continuous improvements. 2 Scientific Backbone; bertanggung jawab memberikan masukan dalam perumusan kebijakan di bidang ke-PU-an berupa landasan dan justifikasi ilmiah. Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, peran strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungannya sesuai tugas dan fungsi yang diembannya, serta memiliki peran yang sangat penting untuk menuntun Instansi Pemerintah dalam memberikan kontribusi bagi upaya mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Rencana strategis memberikan gambaran sasaran 5 dan tujuan yang ingin dicapai dalam jangka 5 lima tahun untuk mencapai visi dan misi yang tertuang dalam Renstra 2015-2019, serta dijabarkan dalam Perencanaan Kinerja yang meliputi Rencana Kerja Tahunan RKT dan Perjanjian Kinerja PK Badan Litbang PUPR. Arah kebijakan dan strategi Puslitbang Perumahan dan Permukiman secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1-1 Arah Kebijakan dan Strategi Puslitbang Perumahan dan Permukiman NO SASARAN KEBIJAKAN STRATEGI 1. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan bidang permukiman sebagai solusi efektif penanganan isu dan permasalahan pemangku kepentingan terkait. a. Selaras dengan kebijakan nasional yang dituangkan dalam MP3EI, MP3KI, MDG’s, RAN MAPI. b. Mengarusutamakan gender. c. Lebih mengutamakan penanganan yang bersifat strategis nasional. a. Penyusunan program penelitian dan pengembangan berbasis isu dan permasalahan. b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan melibatkan para pemangku kepentingan dan penerima manfaat. c. Hasil penelitian dan pengembangan disebarluaskan dan difusikan secara efektif kepada para pemangku kepentingan dan penerima manfaat. 2. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan bidang permukiman yang dapat diterapkan dalam penanganan permasalahan di daerah. 3. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan bidang permukiman yang menghasilkan teknologi baru dan teknologi alternatif. a. Selaras dengan kebijakan nasional yang dituangkan dalam MP3EI, MP3KI, MDG’s, RAN MAPI. b. Mengembangkan teknologi yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-environment. c. Mendorong ekonomi kreatif. a. Mendorong para pejabat fungsional terkait sebagai insan kreatif yang mampu menghasilkan inovasi- inovasi. b. Melibatkan partisipasi publik dalam menghasilkan teknologi baru dan alternatif. 4. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan bidang permukiman yang memiliki daya saing dan keunggulan kompetitif. a. Selaras dengan kebijakan nasional yang dituangkan dalam MP3EI, MP3KI, MDG’s, RAN MAPI. b. Mengarusutamakan gender. c. Lebih mengutamakan penanganan yang bersifat strategis nasional. d. Mengembangkan teknologi yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-environment. e. Mendorong pengembangan ekonomi kreatif. a. Penyusunan program penelitian dan pengembangan berorientasi pasar dan kebutuhan. b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan melibatkan para pemangku kepentingan dan penerima manfaat. c. Hasil penelitian dan pengembangan disebarluaskan dan difusikan secara efektif kepada para pemangku kepentingan dan penerima manfaat. 5. Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan bidang permukiman yang menghasilkan teknologi dan kebijakan yang berwawasan lingkungan. 6. Terumuskannya naskah R-0. f. Mendorong penyusunan produk pengaturan yang menjamin keselamatan dan kesehatan serta keandalan infrastruktur. g. Perumusan standar, pedoman dan manual berbasis family tree kebutuhan standar dan PNPS. 7. Terumuskannya naskah R-3 Standar, Pedoman dan Manual bidang permukiman. 8. Terselenggaranya bantuanlayanan advis teknik bidang permukiman. h. Mendorong para pemangku kepentingan untuk lebih meningkatkan penerapan NSPM dan teknologi hasil litbang bidang permukiman. i. Lebih mengutamakan upaya peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan melalui TOT training of trainers. j. Menjadikan sebagai umpan balik tentang kebutuhan teknologi dan NSPM. k. Penyelenggaraan advis teknik, diseminasisosialisasi teknologi, diseminasisosialisasi Standar, Pedoman, Manual; difusi dan alih teknologi serta publikasi dan pameran bidang permukiman berbasis kebutuhan para pemangku kepentingan dan penerima manfaat secara efektif. l. Peningkatan SDM internal dan SDM Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan diseminasisosialisasi teknologi; diseminasisosialisasi Standar, Pedoman, Manual. 9. Terselenggaranya diseminasisosialisasi teknologi bidang permukiman. 10 Terselenggaranya diseminasisosialisasi Standar, Pedoman, Manual bidang permukiman. 11. Terselenggaranya difusi dan alih teknologi bidang permukiman. 12. Terselenggaranya publikasi dan pameran. 13. Terlaksanakannya Reformasi Birokrasi menuju Meningkatkan kualitas pelayanan manajemen. a. Penyelenggaraan advis teknik, diseminasisosialisasi teknologi, 6         NO SASARAN KEBIJAKAN STRATEGI Implementasi Manajemen berbasis kinerja. diseminasisosialisasi Standar, Pedoman, Manual; difusi dan alih teknologi serta publikasi dan pameran bidang permukiman berbasis kebutuhan para pemangku kepentingan dan penerima manfaat secara efektif. b. Peningkatan SDM internal dan SDM pemerintah daerah dalam penyelenggaraan diseminasisosialisasi teknologi; diseminasisosialisasi Standar, Pedoman, Manual. c. Pelaksanaan manajemen berbasis kinerja secara berkelanjutan. d. Pelaksanaan reward and punishment system. e. Pengembangan SDM berbasis Human Resources Competence Management. f. Penciptaan iklim kondusif bagi pejabat fungsional untuk meningkatkan dan mengembangkan karier berbasis Knowledge Management. g. Peningkatan pengelolaan sarana kelitbangan sebagai suatu investasi secara manajemen aset. h. Penyelenggaraan Sistem Manajemen Mutu secara berkelanjutan menuju Continuous Improvement. 14. Tersedianya SDM litbang yang berkualitas bertumpu pada para Pejabat Fungsional Peneliti dan Perekayasa. Meningkatkan kualitas SDM berbasis pejabat fungsional. 15 Meningkatnya sarana kelitbangan laboratorium, peralatan, jurnal, dll. Meningkatkan dukungan terhadap pelayanan PULSA dan pelayanan publik. 16 Terselenggaranya Sistem Manajemen Mutu secara berkelanjutan. Sumber: Rencana Strategis Pusat Litbang perumahan dan Permukiman 2015-2019 Pemerintah Indonesia melakukan perencanaan pembangunan nasional tahunan yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah RKP tahun 2016. Berdasarkan dokumen tersebut, Puslitbang Perumahan dan Permukiman sebagai bagian dari kementerianlembaga harus menjabarkan RKP tersebut dalam kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan. Adapun agenda prioritas yang didukung dalam kegiatan litbang Puslitbang Perumahan dan Permukiman tertera pada Tabel 1-2. Tabel 1-2 Dukungan Puslitbang Perumahan dan Permukiman terhadap RKP 2016 NO AGENDA PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS

1. Fasilitasi Penyediaan Hunian Layak Baru