Metode Pengukuran Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

19   Tabel 2-10 Lingkup Lembaga Inspeksi Puslitbang Perumahan dan Permukiman yang Sudah Terakreditasi BIDANG INSPEKSI PRODUKBAHANJASA DIINSPEKSI JENIS INSPEKSI Pemeliharaan dan Konstruksi Gedung Instalasi Pengolahan Air IPA  Pemeriksaan untuk verifikasi desain IPA Initial inspection  Pemeriksaan untuk verifikasi Kinerja IPA Periodical inspection  Dengan mencakup seluruh kriteria yang dipersyaratkan dalam inspeksi IPA Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL  Pemeriksaan untuk verifikasi desain IPAL Initial inspection  Pemeriksaan untuk verifikasi Kinerja IPAL Periodical inspection dengan mencakup seluruh kriteria yang dipersyaratkan dalam inspeksi IPAL Sertifikasi Laik Fungsi SLF  Pengukuran aspek keselamatan yang terdiri dari kebakaran struktur, petir, dan kelistrikan  Pengukuran aspek kesehatan yang terdiri darikesehatan bahan bangunan, pencahayaan, pnghawaan, dan sanitasi  Pengukuran aspek kenyamanan yang terdiri dari getaran dan kebisingan, kondisi udara, ruang gerak  Pengukuran aspek kemudahan yang terdiri dari kemudahan di dalam – dari - dan ke dalam gedung serta aksesibilitas Sumber: Bidang Sumber Daya Kelitbangan, 2016 Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Uji Laboratorium Laboratorium Puslitbang Perumahan dan Permukiman merupakan aset yang sangat berharga dalam peningkatan hasil penelitian dan pengembangan, supaya mampu menjadi institusi yang dapat bersaing dengan institusi lainnya. Oleh karena itu, mekanisme pengelolaan laboratorium harus berlangsung responsif dan akomodatif terhadap semua perkembangan yang ada sehingga peran laboratorium benar-benar dapat memberikan competitive added value bagi institusi. Semua kontribusi, masukan, dan keterlibatan setiap unsur yang menjadi pemangku kepentingan serta pengelola lab yang profesional mutlak di perlukan bagi keberlangsungan laboratorium di lingkungan Puslitbang Perumahan dan Permukiman kedepan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan terhadap layanan uji laboratorium merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerjanya.

2.4 Metode Pengukuran

Pengukuran kinerja adalah membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Pengukuran kinerja memegang peranan sangat penting dalam penyusunan LKIP. Berdasarkan hasil-hasil perhitungan pengukuran kinerja, dilakukan analisis terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai 20         dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan programkegiatan di masa yang akan datang. Selanjutnya dilakukan pula pengukuranpenentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja performance gap yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja Badan Litbang tahun 2016 merupakan analisis efisiensi dan efektifitas yang dilakukan instansi Badan Litbang dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini juga menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh Badan Litbang dengan memberikan data nilai output yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Pengukuran kinerja terhadap indikator output didasari atas monitoring kegiatan secara berkala pelaporan dan rutin melalui e-Monitoring. Keuntungan pelaksanaan monitoring melalui cara ini adalah perubahan dalam kuantitas output dapat dideteksi lebih awal dan segera dapat dikendalikan. Pengukuran disampaikan melalui cara sederhana, yaitu dengan menghitung realisasi output terhadap target capaian, serta merubahnya ke dalam persentase untuk mengetahui tingkat pencapaian output tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase deviasi capaian output, yaitu : Pengukuran Kinerja yang dilakukan meliputi : 1 Pengukuran Kinerja Kegiatan Output Pengukuran ini merupakan tingkat pencapaian target output dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan yang dihasilkan pada tahun 2016. 2 Pengukuran Kinerja Sasaran Outcome a. Untuk SasaranOutcome Pengukuran kinerja sasaran hasil litbang adalah “Meningkatnya pemanfaatan IPTEK oleh para pemangku kepentingan diukur dengan mengetahui jumlah teknologi yang dimanfaatkan unit.” b. Untuk SasaranOutcome Pengukuran kinerja untuk sasaran layanan teknis “Meningkatnya kualitas layanan teknis kepada pemangku kepentingan diukur melalui hasil kuesioner kepuasan pelanggan yang didistribusikan kepada pelangganpengguna layanan teknis pada tahun 2016 Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan Advis Teknis , Indeks kepuasan pelanggan terhadap layanan Sertifikasi dan Indeks kepuasan pelanggal terhadap Layanan uji laboratorium .” Realisasi  100 Target capaian 21  Pengukuran kinerja output dan outcome di atas harus didasarkan kepada dokumen-dokumen yang telah disepakati dan ditetapkan yaitu Renstra dan PK. Persentase capaian output dan outcome dihitung berdasarkan target output dan outcome yang tertera pada matriks Renstra Kementerian PUPR 2015–2019 Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1PRTM2015. 22         BAB 3 Kapasitas Organisasi

3.1 Sumber Daya Manusia