Identifikasi Data Produk

A. Identifikasi Data Produk

1. Profil Cerita Bergambar

Kala kita kecil dulu orang tua kita sering memberikan buku-buku cerita anak- anak yang isi halamannya tipis, tulisannya sedikit, sederhana dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Hal terpenting selain itu semua adalah gambar-gambarnya yang menarik dan memancing imajinasi, sehingga anak-anak terpancing untuk membaca dan mengetahui isi bukunya. Orang tua kita dulu juga punya kebiasaan menceritakan dongeng sebelum kita tidur. Saat itu khayalan anak-anak terbang menjulang menembus batas-batas logika orang dewasa. Imajinasi anak-anak memang seringkali membumbung tinggi dan orang dewasa hanya bisa tersenyum dan berkomentar,

un ke dunia anak-anak, melalui dongeng. Cergam/cerita gambar Indonesia telah merasakan dua kutub ekstrem dalam perjalanan perkembangannya. Ia pernah jaya, kemudian mati suri, menggeliat, istirahat sejenak, lalu berupaya bangkit kembali. Penerbit besar dan kecil kini saling adu cepat meminang ilustrator lokal berkualitas. Yang lebih menggembirakan, respons dari pembaca umum cergam pun positif. Kebanyakan mereka mengambil

Kundan -dongeng ini diselipkan kepada suatu produk sebagai hadiah. Misalnya 3- satu produsen susu anak-anak terbesar menghadiahkan buku cerita bergambar Kundan -dongeng ini diselipkan kepada suatu produk sebagai hadiah. Misalnya 3- satu produsen susu anak-anak terbesar menghadiahkan buku cerita bergambar

-Bawang

adalah kejenuhan di masyarakat karena ceritanya hanya itu-itu saja. Teknologi, terutama internet, membuat beberapa cergamis semakin mudah terkespose karya dari luar, mulai dari film, permainan video, cergam terjemahan, sampai cergam digital terjemahan tak resmi (scanlation). Bila pada era terdahulu cergamis Indonesia pernah begitu terpengaruh komik asing (misalnya pada ragam desain komik pahlawan super era 70-an) meski eksposure karya asing tidak seintens hari ini, kini cergamis Indonesia sudah tidak secara bulat-bulat menelan semua pengaruh tersebut. Termasuk penokohan perempuan dalam karya mereka. Seniman komik dan cergamis kita, terutama yang bukan penggiat baru dalam bidang ini, sudah tak mau berkutat pada fase meniru. Bahkan beberapa dari mereka berhasil lepas dari fase modifikasi dan mulai masuk ke dalam ranah mencipta.

Untuk cergam daerah sendiri sebenarnya sudah terlihat sangat bagus.

Brebescomic. Gambarnya bagus dan tampak sudah sangat matang, seperti orang yang sudah biasa menggambar komik, gambarnya sangat comical dan ceritanya mengalir

-mata bertumpu pada kekuatan gambarnya karena tidak ada narasi dan balon teksnya. Untuk itulah cerita ini nanti akan digunakan sebagai pembanding TA yang akan dibuat yang

tetapi lucu, de lucu dari monster lainnya.

Pada dasarnya, sebuah buku cerita bergambar menggabungkan antara kata- kata dan gambar-gambar yang membentuk suatu cerita. Teks dan gambar bekerja sama menerangkan jalannya cerita (Putra. 2008). Gambar-gambar mampu menyampaikan isi cerita atau merubah keseluruhan isi buku. Jadi jika dilihat sekilas buku bergambar hanyalah terdiri dari kata-kata dan gambar, namun jika dilihat secara keseluruhan buku bergambar merupakan sebuah karya seni.Buku cerita bergambar merupakan sebuah format (bentuk/desain) bukanlah sebuah genre (Denise. 1999), walaupun bebrapa orang masih menggunakan istilah genre untuk mendeskripsikan buku cerita bergambar secara keseluruhan. Berikut ini adalah ciri-ciri umum suatu buku cerita bergambar:

a. Berisi 32 Halaman (standard)

b. Ilustrasi mendominasi teks

c. Ilustrasi berintegrasi dengan narasi membawakan cerita ke suatu kesimpulan akhir.

d. Jumlah kata umumnya kurang dari 500 kata. Namun ada juga yang mencapai lebih dari 2000 kata atau bahkan tidak sama sekali. Desain keseluruhan menunjukan hubungan antara teks dan ilustrasi yang menyangkut halaman depan, halaman belakang dan lapisan buku.

Tidak seperti novel yang memiliki bernagai macam genre, buku cerita bergambar hanya memiliki beberapa genre (Denise. 1999). Berikut ini adalah beberapa genre mendasar sebuah buku cerita bergambar :

a. Anthropomorphic (Animal) Stories Adalah cerita realis yang bertokoh utamakan hewan/binatang atau benda- benda mati. Hewan-hewan diceritakan bisa berbicara, berjalan, berpakaian dan berkelakuan layaknya manusia. Biasanya menyertakan kemampuan/hal-hal magis baik itu dalam porsi sedikit atau bahkan tidak ada, karena hewan atau benda mati digambarkan memiliki karakteristik manusia yang membawakan kemampuan luar biasa. Setting cerita bisa nyata maupun fiksi.

b. Realistic Stories Menampilkan tokoh-tokoh simpatis yang menimbulkan rasa empati dari anak- anak. Topik yang diangkat sebagian besar berkesan suram, seperti kanker, kematian, homoseksualitas, adopsi dan AIDS. Setting dalam cerita bisa setting nyata atau histories.

c. Magic Realism Adalah gabungan dari realita dan imajinasi. Kesan petualangan seakan dimasukan dalam kegiatan sehari-hari, segalanya mungkin terjadi, seperti seorang anak laki-laki mengambil sebuah crayon ungu dan menciptakan dunia impian yang indah, suatu permainan bisa menjadi nyata, atau sebuah perahu yang membawa seorang anak ke suatu pulau impian.

d. Traditional Literature Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang monster, cerita pembentukan, mother goose, dan fable. Cerita ini menampilkan pola-pola d. Traditional Literature Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang monster, cerita pembentukan, mother goose, dan fable. Cerita ini menampilkan pola-pola

e. Informational (Nonfiksi) Buku cerita bergambar ini merupakan alternatif dari ensiklopedi atau sumber- sumber referensi lainnya. Ilustrasi dan/atau foto yang ditampilkan umumnya menarik perhatian dan menampilkan warna-warna cerah. Ketepatan waktu dan judul memegang peranan penting. Yang membedakan buku ini dengan buku lain adalah catatan sumber, bibliografi, index dan table isi.

2. Profil Cerita Pilt Monster yang Tak Menyeramkan

yang diciptakan dan didongengkan oleh Kak Rico, salah satu pendongeng andalam Indonesia. Sebelumnya, sejak tahun 1990 Kak Rico, yang memiliki nama lengkap Rico Toselly, lebih sering berkecimpung dan menggeluti dunia seni teater dan musik untuk kalangan remaja dan mahasiswa, termasuk mendirikan beberapa sanggar serta alhamdulillah sempat terlibat sebagai pemain utama dan penulis skenario sebuah fragment rohani serial di ANTV.

Baru ± 7 tahun belakangan ini Kak Rico mulai intens menggeluti dan malang melintang dalam dunia pertunjukan dan kegiatan anak-anak, khususnya sebagai pendongeng. Alhamdulillah kebanyakan cerita-cerita yang Kak Rico sampaikan pada setiap penampilannya adalah hasil karyanya sendiri, demikian pula dengan lagu-lagu yang ada dalam setiap penampilan ceritanya.

Konsep yang diterapkan oleh kak Rico dalam mendongeng yaitu penampilan bercerita yang dalam kemasan Jenaka, seru, musikal, ekspresif, dan edukatif dengan Konsep yang diterapkan oleh kak Rico dalam mendongeng yaitu penampilan bercerita yang dalam kemasan Jenaka, seru, musikal, ekspresif, dan edukatif dengan

benar-benar murni tanpa gambar. Cerita ini menceritakan tentang sesosok monster yang tinggal di puncak tetinggi sebuah gunung. Monster ini beda dengan yang lain, menurut monster lain, Pilt itu monster yang tampan dan sama sekali tidak menakutkan. Tetapi berbeda dengan Brian dan Artur, dua orang peneliti dan baru pertama kali melihat yang namanya monster. Pertama bertemu, dua orang geologi ini ketakutan setengah mati. Namun ketika berbicara dengan sebuah alat yang bisa mengerti semua bahasa, ternyata kenyataannya jauh dari yang dibayangkan. Para monster ternyata cinta damai, dan memakan sayuran saja. Ketika Brian dan Artur akan pulang, ternyata Pilt ingin ikut bersama mereka ke kota. Disinilah kehidupan Pilt mulai berubah.Cerita Pilt sendiri bisa mengubah cara pandang tentang sesuatu/seseorang yang buruk, ternyata memiliki kelebihan dan tidak patut dipandang

da semua anak-anak agar tidak membeda-bedakan seseorang/sesuatu hanya melalui rupa/fisik saja. Melainkan kenali dia lebih dahulu, maka kamu akan tahu sebenarnya dia.

sering dibawakan oleh Kak Rico selaku pencipta sekaligus pendongeng. Oleh karena itu, cerita ini sangat cocok untuk dibuat cerita bergambar, agar dapat membantu

3. Profil Kak Rico

Keinginan untuk menjadi Pendongeng sama sekali tidak pernah sedikit pun terpikirkan oleh pria kelahiran Jakarta berdarah Padang, Ambon, dan Manado ini. Sebelumnya Kak Rico lebih senang berkecimpung dalam dunia Teater, Musik, dan kegiatan entertainment lainnya. Namun pada tahun 2004, berawal dari keisengannya mengikuti ajakan salah seorang kawannya untuk mengikuti sebuah kegiatan Workshop Dongeng yang diadakan oleh LSM YAPPIKA, Kak Rico malah merasakan "kenikmatan" yang sangat berbeda dibanding dengan bermain atau menyutradarai pertunjukan Teater atau Komedi. Ketagihan Kak Rico makin menjadi-jadi setelah ia berhasil meraih gelar Juara II Lomba Dongeng di TMII pada tahun itu pula, padahal baru kali itu pula lah kak Rico ikut dalam sebuah kegiatan lomba dongeng. Sejak saat itu lah Kak Rico seperti mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa bahwa dongeng merupakan profesi yang tepat untuknya. Hingga akhirnya lambat laun kak Rico pun semakin merasakan bahwa dongeng telah membuat ia menyayangi dan mencintai anak-anak Indonesia. Bagi Kak Rico, dunia anak adalah dunia yang jujur, indah, dan mempesona.

Sebelumnya, sejak tahun 1990 Kak Rico, yang memiliki nama lengkap Rico Toselly, lebih sering berkecimpung dan menggeluti dunia seni teater dan musik untuk kalangan remaja dan mahasiswa, termasuk mendirikan beberapa sanggar serta alhamdulillah sempat terlibat sebagai pemain utama dan penulis skenario sebuah fragment rohani serial di ANTV. Berkat kemampuannya pula, alhamdulillah, ia sempat dipercaya oleh bapak Haddad Alwi dan Haydar Yahya, pimpinan "Cinta Rasul" saat itu (tempat dulu Kak Rico bekerja) untuk menyutradarai beberapa video klip Haddad Alwi dan Sulis (Cinta Rasul 5).

Baru ± 7 tahun belakangan ini Kak Rico mulai intens menggeluti dan malang melintang dalam dunia pertunjukan dan kegiatan anak-anak, khususnya sebagai pendongeng. Alhamdulillah kebanyakan cerita-cerita yang Kak Rico sampaikan pada setiap penampilannya adalah hasil karyanya sendiri, demikian pula dengan lagu-lagu yang ada dalam setiap penampilan ceritanya.

Konsep yang diterapkan oleh kak Rico dalam mendongeng yaitu penampilan bercerita yang dalam kemasan jenaka, seru, musikal, ekspresif, dan edukatif dengan menggunakan tehnik bercerita dramatisasi. Konsep & tehnik bercerita tersebut mungkin cukup lengkap untuk bisa menghasilkan pertunjukan dongeng yang sangat menghibur, berkesan dan mengandung pesan. Dengan konsep tersebut dongeng Kak Rico mempunyai ciri khas tersendiri, khususnya konsep musikalnya yang ilustratif dengan musik dan efek suara.

Alhamdulillah, pretasi yang diraih Kak Rico cukup lumayan, diantaranya Juara II Lomba Mendongeng di Taman Mini Indonesia Indah tahun 2004, Juara I Lomba Mendongeng yang diadakan Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2005, dan Juara I Lomba Mendongeng pada acara BOBO FAIR di JHCC Senayan pada tahun 2007. Memang prestasi tersebut masih jangat jauh dibanding pendongeng- pendongeng senior lainnya di Indonesia, namun paling tidak itu bisa menjadi modal keyakinan Kak Rico yang insya Allah dapat turut serta memberikan sumbangsih bagi anak-anak Indonesia.

Selain perorangan, sekolah dan yayasan, lembaga/perusahaan yang pernah bekerjasama dengan Kak Rico antara lain :

a. LSM Yappika

b. My Play Mall Senayan City b. My Play Mall Senayan City

d. Mall Citra Grand Cibubur

e. Goelali Foundation

f. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

g. RS Premiere Bintaro

h. PT. Catur Elang Perkasa

i. PT. SKF Indonesia j. Mc. Donald Indonesia k. MRA Group (In The Night Garden & Goodhouse Keeping) l. Timezone Indonesia m. Eli Lily Indonesia n. Keong Mas TMII o. Museum Bank Mandiri p. Bank Mandiri q. Sari Husada r. Frisian Flag Indonesia s. ABC Heinz Indonesia t. Fonterra Indonesia u. Mead Johnson Indonesia v. Tetra Pak Indonesia w. Tahitian Noni x. Astra Honda Motor y. Living World Alam Sutera Serpong z. MNCTV

Dalam memenuhi undangan untuk mendongeng, kak Rico tidak pernah pilih- pilih. Dimana pun dan kapan pun ia bersedia mendongeng untuk anak-anak. Baik untuk kegiatan sekolah, acara ulang tahun, family gathering, promo produk, atau pun sosial, kak Rico selalu berusaha selalu siap untuk mendongeng. Kini, selain mendongeng, kak Rico juga berprofesi sebagai penyiar sebuah radio swasta di Jakarta, Bahana 101,8 FM Radio Keluarga Indonesia.

4. Moral Anak

Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit. Maka anak belum mampu memahami arti sebenarnya dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri kedalam kehidupan orang lain.

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anak memberikan atribut atau sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena pemahaman anak terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat menyatu (totaliter) antara jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup dan benda mati. Segala sesuatu yang ada disekitarnya dianggap memiliki jiwa yang merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri.

Dewasa ini, karena pengaruh film-film sinetron yang semakin menjamur di kalangan masyarakat Indonesia, membuat perubahan signifikan terhadap sikap/tingkah laku anak-anak. Berbeda dengan tontonan dengan anak-anak era tahun 90- Sekarang ini, anak-anak seakan kehilangan dunianya, kartun-kartun dan program Dewasa ini, karena pengaruh film-film sinetron yang semakin menjamur di kalangan masyarakat Indonesia, membuat perubahan signifikan terhadap sikap/tingkah laku anak-anak. Berbeda dengan tontonan dengan anak-anak era tahun 90- Sekarang ini, anak-anak seakan kehilangan dunianya, kartun-kartun dan program

5. Profil Toko Buku Tiga Serangkai

Bagi para pelajar, keberadaan buku pelajaran sudah menjadi bagian dari aktivitas mereka selama duduk di bangku sekolah. Buku pengetahuan umum, buku pengetahuan alam, serta buku pelajaran lainnya memberikan kemudahan bagi para pelajar dalam menuntut ilmu. Buku pelajaran yang sering digunakan oleh sekolah sekolah, salah satunya buku hasil produksi Tiga Serangkai.

Tiga Serangkai merupakan salah satu penerbit buku, khususnya buku pelajaran dan pengetahuan yang berdiri sejak 28 September 1958. Bermula dari sepasang suami istri (Alm) H. Marzuki Abdullah dan istrinya Hj. Siti Aminah, yang keduanya saat itu berprofesi sebagai guru sekolah dasar (SD) di Wuryantoro Wonogiri. Rasa tanggungjawab mereka sebagai seorang guru, menjadi motivasi bagi beliau untuk melihat para siswa berhasil dalam studinya. Dari keinginan tersebut mereka berinisiatif untuk mengumpulkan semua pertanyaan tentang pelajaran, dan menyusunnya menjadi kumpulan soal latihan ujian.

Awalnya H. Abdullah dan sitrinya, mencetak buku pertama mereka di Toko Buku Tiga yang berlokasi di daerah Solo. Dan ternyata buku kumpulan soal yang mereka terbitkan, laris manis dipasaran sehingga permintaan cetak juga meningkat. Atas usulan pemilik toko buku Tiga, pasangan guru ini akhirnya mendirikan perusahaan penerbit buku dengan nama Tiga Serangkai dan memilih Sukoharjo sebagai lokasi usaha. Nama tersebut dipilih dengan mengambil salah satu kata dari

Toko Buku Tiga, yang telah berjasa menerbitkan buku karya mereka untuk pertama kali.

Permintaan pasar yang sangat tinggi, menuntut Tiga Serangkai semakin meningkat pula dalam memproduksi buku. Sehingga pada tahun 1972 mereka pindah lokasi usaha yang lebih strategiws, di Jl. Dr. Supomo No.23 Surakarta. Mereka juga sudah membeli peralatan cetak modern yang mampu mencetak puluhan ribu buku dalam waktu satu jam, untuk menunjang kualitas produk buku yang mereka hasilkan.

6. Analisis Data

a. Jenis Data

1. Data Primer

a. Observasi Langsung Observasi merupakan pengamatan langsung pada buku cerita bergambar

, dan Buku cerita bergambar lain seperti sebagai acuan dan pembanding

b. Depth Interview Depth interview berupa data hasil wawancara dengan toko buku besar seperti Gramedia. Selain itu penulis juga melakukan wawancara terhadap beberapa orang yang ahli dalam bidang buku khusunya buku bergambar dan bagaimana jalur-jalur sampai pada penjualannya. Dan Kak Rico sebagai pengarang cerita.

c. Kuisioner Kuisioner berupa sejumlah pertanyaan yang disebarkan pada 50 orang responden yang mewakili target audience di daerah Surakarta untuk Buku

1. Kartun apa yang adik-adik suka?

a. Naruto

b. Spongebob

2. Adik-adik suka cerita yang seperti apa?

a. Seram

b. Sedih

c. Senang/Lucu

3. Biasanya adik-adik suka gambar dengan warna yang seperti apa?

a. Cerah

b. Gothic (gelap)

c. Lainnya

4. Adik-adik suka gambar yang seperti apa?

a. Chibi (kesan lucu)

b. Realis (seperti manusia)

5. Apakah adik-adik suka mengoleksi buku?

a. iya

b.tidak

Dari hasil kuisioner diatas, didapat hasil dan diagram seperti berikut :

1. Yang menjawab Spongebob total ada 70% dari total koresponden.

2. Sedangkan sejumlah 80% koresponden mengaku suka dengan cerita yang lucu.

3. Total ada 85% anak-anak suka dengan gambar yang terlihat cerah.

4. Sebanyak 65% dari anak-anak memilih gambar yang kesannya Chibi ( imut ) daripada yang berkesan realis.

5. Dan sekitar 30% menjawab suka mengoleksi buku, namun yang lainnya tidak menjawab.

2. Data Sekunder

a) Data dari buku

b) Data dari internet berupa artikel atau berita

c) Data dari media cetak seperti majalah

b. Sumber Data

1. Literatur dari buku, artikel, maupun internet yang mencakup tentang cerita bergambar dan hutan serta kajian teori yang mendukung judul penelitian ini.

2. Observasi, wawancara, adalah sumber data yang bersifat mencari data dari beberapa pihak yang bersangkutan dengan perancangan buku cerita

Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun anak-anak memiliki karakteristik sendiri dalam model ilustrasi dan pewarnaan gambar, namun hal itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap penjualan buku ceita bergambar. Buku cerita bergambar yang sedikit memiliki karakteristik anak-anak sama lakunya dengan buku cerita bergambar yang memilki lebih banyak karakteristik anak-anak. Selain itu, model ilustrasi yang disukai anak-anak indonesia

-anak dari luar indonesia yang sudah menyukai ilustrasi yang absurt atau tidak seperti nyata. Dalam penelitian ini gaya yang akan dipakai adalah gaya cartoonal block

ni karena gambar terkesan simpel, namun sudah mencakup semua isi dari cerita.