IV - 3 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
prasana pendidikan serta kualitas mutu pendidikan yang belum seimbang antar kecamatan di Kabupaten Jombang. Hal ini ditunjukkan dengan
APM pada setiap jenjang pendidikan yang tinggi pada wilayah kecamatan yang berdekatan dengan wilayah perkotaan, yakni Kecamatan Jombang,
Peterongan, Mojoagung, Ploso dan Ngoro. Sedangkan kecamatan yang tidak berdekatan dengan pusat pendidikan, seperti Plandaan, Ngusikan
dan Wonosalam, capaian APM lebih rendah. Disamping indikator APM, hampir seluruh indikator pendidikan
seperti angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi sekolah APS, serta rasio guru dan murid pada semua jenjang
pendidikan di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Wonosalam, Ngusikan, Kudu, dan Kabuh, menunjukkan angka yang cenderung rendah jika
dibandingkan dengan kecamatan di wilayah perkotaan.
C. Masih tingginya AKB dan AKI
Pondasi lainnya dalam memberikan sumbangan terhadap kualitas sumber daya manusia SDM adalah kesehatan. Permasalahan kesehatan
di Kabupaten Jombang adalah: o
Tingginya Angka Kematian Bayi AKB dan Angka Kematian Ibu AKI; o
Belum terkendalinya penyakit menular; o
Angka kesakitan dan kematian penyakit tidak menular dan degeneratif diabetes, jantung, kanker cenderung meningkat.
Penyebab utama AKB di Kabupaten Jombang secara umum adalah Berat Badan Lahir Rendah BBLR, asfiksia neonatal, trauma lahir, infeksi,
kelainan bawaan. Kondisi tersebut lebih disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan ibu mengenai upaya menjaga kesehatan bayi,
penanganan proses persalinan yang dilakukan bukan oleh tenaga medis dan rendahnya konsumsi suplemen pada masa kehamilan.
Penyebab kematian ibu sebagian besar berasal dari penyakit penyerta, misalnya jantung, gagal ginjal, sesak nafas dan lain-lain, hanya
sebagian kecil akibat langsung dari proses kehamilan dan persalinan. Angka Kematian Ibu AKI di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009-
2012 juga meningkat sebesar 33,99 per 100.000 kelahiran hidup atau naik sebesar 49,26. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2011 dimana
pada tahun tersebut Angka Kematian Ibu mencapai 128,5 per 100.000 kelahiran hidup.
IV - 4 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
D. Kerusakan Infratruktur Penunjang Pertumbuhan Ekonomi
Panjang jaringan jalan yang berada di wilayah Kabupaten Jombang, terdiri dari status Jalan Nasional 38,98km, Jalan Provinsi 60,35 Km,
serta Jalan Kabupaten 1.193,400 Km. Dari keseluruhan total panjang jalan yang menjadi kewenangan kabupaten, terbagi atas:
1. Jalan kabupaten sepanjang 664,794, dengan kondisi: a.
Jalan dengan kondisi baik sebesar 55,20 atau 366,942 Km; b.
Jalan dengan kondisi sedang sebesar 17,76 atau 118,09 Km; c.
Jalan dengan kondisi rusak ringan sebesar 11,62 atau 77,22 Km; d.
Jalan dengan kondisi rusak berat sebesar 15,42 atau 102,54 Km; 2. Untuk jalan desa sepanjang 528,606 Km, dengan kondisi:
a. Jalan dengan kondisi baik sebesar 41,89 atau 221,427 Km;
b. Jalan dengan kondisi sedang sebesar 20,73 atau 109,554 Km;
c. Jalan dengan kondisi rusak ringan sebesar 16,60 atau 87,755 Km;
d. Jalan dengan kondisi rusak berat sebesar 20,78 atau 109,870 Km.
Dalam menunjang kelayakan pengoperasian jaringan jalan perlu didukung dengan adanya bangunan pelengkap jalan, berupa jembatan
yang layak dan memadai sebagai satu kesatuan sistem transportasi. Guna mewujudkan kelayakan transportasi tersebut, bahwa total jumlah
jembatan yang ada di Kabupaten Jombang sampai dengan tahun 2013 sebanyak 934 buah dengan kondisi rusak 7 buah.
Infrastruktur merupakan
faktor kunci
dalam mendukung
pembangunan Kabupaten Jombang yang berperan vital tidak hanya sebagai penggerak roda ekonomi di daerah, namun turut membentuk
perkembangan wilayah
serta melayani
masyarakat dalam
mengartikulasikan kehidupan sosial masyarakat Kondisi infratruktur jalan yang mengalami kerusakan hampir mencapai 50 menghambat
kelancaran arus distribusi barang dan jasa. Kondisi jalan yang rusak juga mempengaruhi ongkos angkut maupun pemeliharaan kendaraan.
E. Revitalisasi Pertanian