BAB 4 Analisis Isu Strategis

(1)

IV - 1 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KABUPATEN JOMBANG

Tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kondisi perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, pelestarian dan pelindungan nilai-nilai budaya daerah, keamanan dan ketertiban, kemampuan dan penguatan kelembagaan untuk mewujudkan kemandirian. Dalam konteks nasional, pembangunan daerah merupakan upaya untuk mendukung pemerintah pusat dalam mempertahankan, memelihara, meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jombang melalui serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.

Pesatnya kemajuan teknoogi informasi dan interaksi kerjasama internasional telah mendukung komitmen internasional untuk mewujudkan perdagangan yang lebih luas. Perjanjian internasional seperti Asean Economy Community, Konvensi Rio De Jenairo, dan Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/ MDG’s, adalah ratifikasi internasional yang disepakati pada tingkat nasional dan harus diimplementasikan di tingkat daerah.

Keberagaman kondisi daerah tentunya akan mempengaruhi responsivitas daerah terhadap dampak ratifikasi tersebut. Kondisi daerah yang belum memiliki daya saing produk berskala internasional serta daya saing sumberdaya manusia bersertifikasi internasional harus bersaing dan berkompetisi dalam perdagangan bebas lintas negara. Keberadaan ini tentunya akan menjadi salah satu pemicu permasalahan di daerah. Permasalahan pembangunan daerah yang ada di Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:


(2)

IV - 2 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

A. Kemiskinan

Angka penduduk miskin di Kabupaten Jombang dari tahun ke tahun cenderung turun. Banyak program bantuan untuk warga miskin yang telah diimplementasikan di masyarakat. Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dicanangkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.

Berbagai program dan strategi dalam upaya penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan. Pemerintah Pusat melalui program PNPM, PKH, serta program bantuan sosial. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengupayakan berbagai program, diantaranya Gerdutaskin, Jalinkesra, BKSM, serta program bantuan sosial. Pemerintah Kabupaten Jombang turut mendukung pelaksanaan program pusat maupun provinsi melalui sharing pendanaan maupun fasilitasi implementasi program.

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan program, menunjukkan bahwa penanggulangan kemiskinan yang telah diupayakan masih belum efektif dalam mengurangi angka kemiskinan. Memperhatikan kondisi tersebut, merupakan tantangan terbesar bagi Kabupaten Jombang untuk dapatnya menekan angka kemiskinan melalui program yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

B. Belum Meratanya Akses dan Kualitas Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam memberikan sumbangan terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Manakala kualitas pendidikan bagus, maka kualitas SDM akan sekaligus bagus. Pendidikan menjadi bagian penting dari sasran pembangunan dalam MDG’s, sehingga negara dan pemerintah daerah menaruh perhatian yang serius terhadap permasalahan pendidikan.

Di Kabupaten Jombang, kualitas SDM masih menjadi permasalahan yang cukup serius. Salah satu pendekatan untuk mengukur kinerja pembangunan pendidikan melalui pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Jombang secara agregat berada di atas IPM Jawa Timur, namun pertumbuhan indeks pendidikan mengalami perlambatan. Untuk meningkatkan kualitas SDM, masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan harus diatasi.

Secara umum, permasalahan dalam pembangunan pendidikan adalah belum meratanya akses dan kualitas pendidian. Pemerataan akses dan kualitas pendidikan belum maksimal karena ketersediaan sarana dan


(3)

IV - 3 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

prasana pendidikan serta kualitas mutu pendidikan yang belum seimbang antar kecamatan di Kabupaten Jombang. Hal ini ditunjukkan dengan APM pada setiap jenjang pendidikan yang tinggi pada wilayah kecamatan yang berdekatan dengan wilayah perkotaan, yakni Kecamatan Jombang, Peterongan, Mojoagung, Ploso dan Ngoro. Sedangkan kecamatan yang tidak berdekatan dengan pusat pendidikan, seperti Plandaan, Ngusikan dan Wonosalam, capaian APM lebih rendah.

Disamping indikator APM, hampir seluruh indikator pendidikan seperti angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi sekolah (APS), serta rasio guru dan murid pada semua jenjang pendidikan di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Wonosalam, Ngusikan, Kudu, dan Kabuh, menunjukkan angka yang cenderung rendah jika dibandingkan dengan kecamatan di wilayah perkotaan.

C. Masih tingginya AKB dan AKI

Pondasi lainnya dalam memberikan sumbangan terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah kesehatan. Permasalahan kesehatan di Kabupaten Jombang adalah:

o Tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI); o Belum terkendalinya penyakit menular;

o Angka kesakitan dan kematian penyakit tidak menular dan degeneratif

(diabetes, jantung, kanker) cenderung meningkat.

Penyebab utama AKB di Kabupaten Jombang secara umum adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia neonatal, trauma lahir, infeksi, kelainan bawaan. Kondisi tersebut lebih disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan ibu mengenai upaya menjaga kesehatan bayi, penanganan proses persalinan yang dilakukan bukan oleh tenaga medis dan rendahnya konsumsi suplemen pada masa kehamilan.

Penyebab kematian ibu sebagian besar berasal dari penyakit penyerta, misalnya jantung, gagal ginjal, sesak nafas dan lain-lain, hanya sebagian kecil akibat langsung dari proses kehamilan dan persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009-2012 juga meningkat sebesar 33,99 per 100.000 kelahiran hidup atau naik sebesar 49,26%. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2011 dimana pada tahun tersebut Angka Kematian Ibu mencapai 128,5 per 100.000 kelahiran hidup.


(4)

IV - 4 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

D. Kerusakan Infratruktur Penunjang Pertumbuhan Ekonomi

Panjang jaringan jalan yang berada di wilayah Kabupaten Jombang, terdiri dari status Jalan Nasional (38,98km), Jalan Provinsi (60,35 Km), serta Jalan Kabupaten (1.193,400 Km). Dari keseluruhan total panjang jalan yang menjadi kewenangan kabupaten, terbagi atas:

1. Jalan kabupaten sepanjang 664,794, dengan kondisi:

a. Jalan dengan kondisi baik sebesar 55,20% atau 366,942 Km; b. Jalan dengan kondisi sedang sebesar 17,76% atau 118,09 Km; c. Jalan dengan kondisi rusak ringan sebesar 11,62% atau 77,22 Km; d. Jalan dengan kondisi rusak berat sebesar 15,42% atau 102,54 Km; 2. Untuk jalan desa sepanjang 528,606 Km, dengan kondisi:

a. Jalan dengan kondisi baik sebesar 41,89% atau 221,427 Km; b. Jalan dengan kondisi sedang sebesar 20,73% atau 109,554 Km; c. Jalan dengan kondisi rusak ringan sebesar 16,60% atau 87,755 Km; d. Jalan dengan kondisi rusak berat sebesar 20,78% atau 109,870 Km.

Dalam menunjang kelayakan pengoperasian jaringan jalan perlu didukung dengan adanya bangunan pelengkap jalan, berupa jembatan yang layak dan memadai sebagai satu kesatuan sistem transportasi. Guna mewujudkan kelayakan transportasi tersebut, bahwa total jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Jombang sampai dengan tahun 2013 sebanyak 934 buah dengan kondisi rusak 7 buah.

Infrastruktur merupakan faktor kunci dalam mendukung pembangunan Kabupaten Jombang yang berperan vital tidak hanya sebagai penggerak roda ekonomi di daerah, namun turut membentuk perkembangan wilayah serta melayani masyarakat dalam mengartikulasikan kehidupan sosial masyarakat Kondisi infratruktur jalan yang mengalami kerusakan hampir mencapai 50% menghambat kelancaran arus distribusi barang dan jasa. Kondisi jalan yang rusak juga mempengaruhi ongkos angkut maupun pemeliharaan kendaraan.

E. Revitalisasi Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar dalam PDRB Kabupaten Jombang. Dalam perkembangannya sektor pertanian mengalami perlambatan pertumbuhan. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam hal penyerapan angatan kerja, karena sektor industri olahan belum berkembang secara optimal.

Sektor pertanian di Kabupaten Jombang menghadapi tantangan-tantangan yang tidak ringan. Para petani menghadapi turunnya kualitas


(5)

IV - 5 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

kesuburan tanah, banyaknya hama dan penyakit tanaman, dan perubahan iklim yang tidak menentu. Selain itu, para petani belum mampu mengoah hasilnya untuk mendapatkan nilai tambah. Sebagian besar, produk pertanian dijual dalam bentuk bahan mentah. Produk-produk pertanian belum dimanfaatkan secara lebih baik menjadi Produk- produk-produk olahan, baik setengah jadi maupun jadi.

Dalam pengelolaan budidaya, sektor pertanian masih belum mampu menggunakan sistem pertanian secara profesional atau modern. Hampir sebagian besar sektor pertanian di Kabupaten Jombang dikerjakan secara tradisional. Oleh karena itu, perlu adanya revitalisasi sektor pertanian, dengan harapan sektor ini mampu untuk menjawab permasalahan pertanian yang diakibatkan oleh permasalahan ekonomi.

F. Kebutuhan Pemenuhan Pelayanan Infrastruktur Dasar

Total panjang jaringan drainase di wilayah perkotaan Jombang adalah sepanjang 60,52 Km dengan luas Daerah Aliran Sungai 520,01 Km2. Intensitas genangan di wilayah perkotaan Jombang masih terdapat beberapa lokasi yang apabila ditinjau dari standart pelayanan yang harus dipenuhi, belum dapat mengatasi genangan secara optimal. Lama genangan di 12 lokasi masih di atas 3 jam dengan tinggi genangan antara 30-50 Cm.

Masih terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa lemahnya kualitas infrastruktur mengindikasikan penanganan sektor sanitasi dipandang masih rendah. Hal tersebut terlihat dari:

a. Tingginya Angka kesakitan (Morbidity Rate) yang disebabkan oleh penyakit yang bersarang di air kotor;

b. Masih terdapat masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai tempat buang air besar, pembuangan sampah rumah tangga, bahkan sebagai sumber air untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari;

c. Masih banyak masyarakat menggunakan sanitasi dengan pilihan teknologi yang tidak sesuai dengan standart dan kualitas yang memadai.

G. Belum Stabilnya Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) selama tahun 2009-2011 mengalami tren menurun yang sangat signifikan, yaitu dari sebesar 6,19% pada tahun 2009, kemudian menurun menjadi 5,27% pada tahun 2010, dan menurun menjadi 4,24% pada tahun 2011. Namun pada tahun 2012


(6)

IV - 6 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

terjadi peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan, sehingga mengakibatkan peningkatan TPT menjadi sebesar 6,69%.

Jika dilihat bahwa jumlah pengangguran terbesar pada tahun 2012 didominasi oleh penduduk golongan umur 15-19 tahun (sebesar 9.984 orang atau 24,78%) dan golongan umur 20-24 tahun (sebesar 12.520 orang atau 31,07%), maka peningkatan TPT pada tahun 2012 ini diduga disebabkan oleh anak-anak usia sekolah SMA dan lulusan SMA yang tidak sekolah lagi dan mencari pekerjaan.

Trend TPT yang fluktuatif menunjukkan bahwa kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Jombang masih belum stabil. Ketidakstabilan TPT disebabkan diantaranya oleh ketidaksesuaian keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan lapangan pekerjaan serta belum adanya intervensi yang nyata oleh pemerintah terhadap pasar kerja dan investor di Kabupaten Jombang untuk bisa lebih membuka peluang dan kesempatan bekerja ataupun berusaha.

4.2 ISU-ISU STRATEGIS

Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas dan mampu mengakomodir dinamika yang berkembang, analisa SWOT dapat menjadi dasar guna menghasilkan isu-isu strategis Kabupaten Jombang. Jika melihat pemahaman di atas, diperlukan analisa terhadap lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Langkah ini perlu mendapat perhatian sebagai pertimbangan untuk mempertajam arah kebijakan pembangunan ke depan. Berikut analisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal di Kabupaten Jombang:

1. Internal

a) Kekuatan

1) Tingginya Produksi Pertanian

Berdasarkan data RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2009-2029, penggunaan lahan terbesar adalah untuk kegiatan budidaya pertanian dengan kisaran mencapai 43,21% dari luas wilayah Kabupaten Jombang. Berdasarkan data luas lahan sawah yang ada serta jenis pengairannya, teridentifikasi bahwa 92,04% sawah berpengairan teknis, 2,70% sawah ½ teknis, 4,08% sawah tadah hujan, 1,19% sawah non teknis. Dengan kondisi tersebut, potensi produksi dan produktivitas sektor pertanian Kabupaten Jombang cukup tinggi.


(7)

IV - 7 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

2) Posisi Strategis dan Pembangunan Jalan tol Kertosono-Mojokerto

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Selain untuk mempersingkat waktu tempuh dan memindahkan suatu objek, transportasi juga berfungsi untuk melancarkan hubungan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain dan kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi di Indonesia dilihat dari tahun ke tahun mengalami fase perkembangan dan peningkatan. Untuk mendukung peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana dalam akses transportasi tersebut, jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu tujuan daerah yang ingin dicapai.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Kertosono - Mojokerto memberi dampak positif terhadap pengembangan Kabupaten Jombang, khususnya terhadap perkembangan ekonomi Kabupaten Jombang. Dengan posisi strategis di wilayah transit jalur Surabaya-Solo, Kabupaten Jombang memiliki fungsi penghubung yang sangat besar pengaruhnya.Dengan kelebihan tersebut tentunya menjadi sebuah kelebihan tersendiri bagi Kabupaten Jombang untuk dapat lebih maju dan lebih berdaya saing daripada daerah sekitar.

b) Kelemahan

1) Tidak terkendalinya Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang secara umum. Laju inflasi yang tidak terkendali dapat memicu penurunan daya beli masyarakat, terutama oleh masyarakat miskin yang tidak memiliki tabungan. Selain itu, tingginya laju inflasi juga memberikan dampak semakin melebarnya tingkat distribusi pendapatan di masyarakat. Inflasi yang tinggi juga berpotensi menghambat investasi produktif. Hal ini karena tingginya tingkat ketidakpastian (mendorong investasi jangka pendek) dan tingginya bunga. Dan secara makro, dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi terhambat.

Laju inflasi harus dikendalikan agar tercipta kondisi perekonomian yang stabil dan mendorong pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dalam kurum waktu 2009-2013 secara terperinci adalah sebesar 5,21% pada tahun 2009, sebesar 5,83% pada tahun 2010, sebesar 6,15% pada tahun


(8)

IV - 8 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

2011, sebesar 5,92% pada tahun 2012 (angka sementara) dan sebesar 7, 31% pada tahun 2013 (angka sangat sementara).

2. Eksternal

a) Peluang

1) Jaminan Kesehatan Nasional

Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN), dirancang untuk memberikan landasan mewujudkan amanat UUD 1945. Didalamnya, terkandung semangat untuk mengakui jaminan sosial sebagai hak seluruh warga negara, untuk memperoleh " rasa aman" sosial, sejak lahir hingga meninggal dunia, sebagaimana prinsip sistem jaminan sosial yang dikenal.Bahkan awal tahun 2014 Pemerintah meluncurkan Jaminan Kesehatan bagi seluruh warga Negara melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program jaminan kesehatan nasional (JKN) sebagai implementasi dari amanah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan implementasi nyata keinginan pemerintah pusat untuk mewujudkan jaminan kesehatan bagi setiap warganya.

Dengan adanya jaminan sosial dan jaminan kesehatan tentunya memberikan motivasi bagi warga Negara untuk mampu meningkatkan kualitas pembangunan manusia dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.Jaminan tersebut memberikan keamanan untuk meningkatkan kualitas SDM serta derajat kesehatan masyarakat.

2) Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak.

b) Ancaman

1) Terbukanya Persaingan Ekonomi Global

Era Global saat ini sungguh syarat dengan berbagai persaingan yang begitu ketat dari berbagai bidang didalamnya.Persaingan itu tidak lepas dari semua unsur kebutuhan ummat manusia yang selalu berkembang setiap detiknya.Disini sangatlah jelas harus adanya upaya


(9)

IV - 9 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

reformasi untuk sebuah perubahan yang dapat menjawab semua tantangan perkembangan era global, terlebih bagi Indonesia wajib untuk melakukannya.

Era Globalisasi ini sungguh memiliki banyak tantangan yang harus siap dan sigap dilakukan oleh segenap umat manusia untuk bisa berbenah diri dalam peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) didalamnya, termasuk pula ada upaya meningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi.Ekonomi abad ke-21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha.Hal ini menjadi sebuah ancaman tersendiri bagi perekonomian dalam negeri khususnya perekonomian lokal. Jika tidak siap dan tidak mampu bersaing dapat di pastikan kedepan perekonomian lokal akan lumpuh dan di kuasai oleh asing.

2) Pengaruh perubahan iklim terhadap sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam menyediakan bahan pangan dan menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Perubahan iklim memberikan dampak pada kenaikan suhu dan perubahan curah hujan sehingga membawa dampak negatif bagi sektor pertanian. Output sektor pertanian turun seiring dengan adanya dampak perubahan iklim. Selain itu, pengaruh kenaikan harga output pertanian di luar negeri sebagai dampak dari adanya perubahan iklim di luar negeri, juga memberi dampak pada sektor pertanian di Indonesia.

Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 1-20 C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras.


(10)

IV - 10 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

Berdasarkan permasalahan pembangunan dan analisa SWOT tersebut maka selanjutnya disajikan Isu-isu strategis yang berpengaruh terhadap perencanaan pembangunan Kabupaten Jombang.

A. Isu Internasional

1. 12 Tujuan Pembangunan Pasca MDG’s

Menjelang berakhirnya masa berlaku MDGs, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menunjuk Panel Tingkat Tinggi yang dipimpin bersama oleh Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk menyusun agenda pembangunan global menggantikan MDGs. Rancangan Agenda Pembangunan Pasca MDGs tersebut berisikan 12 butir target penghapusan kemiskinan ekstrim. Ke-12 tujuan pembangunan itu adalah :

a) Mengakhiri kemiskinan

b) Pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender

c) Pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran seumur hidup d) Memastikan kehidupan yang sehat.

e) Menjamin ketahanan pangan dan gizi yang baik f) Akses universal terhadap air dan sanitasi

g) Perlunya ketahanan energi secara berkelanjutan.

h) Menciptakan lapangan kerja, penghidupan yang berkelanjutan, dan pertumbuhan yang adil

i) Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan

j) Memastikan tata kelola pemerintahan dan institusi yang efektif k) Memastikan masyarakat yang stabil dan damai

l) Menciptakan lingkungan hidup dan katalisator pembiayaan jangka panjang secara global.

Kedua belas tujuan pembangunan tersebut merupakan sebuah keberlanjutan dari program internasional MDGs yang berisi delapan tujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender, menurunkan angka kematian anak, dan meningkatkan kesehatan ibu. Kemudian memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya. Lalu, memastikan kelestarian lingkungan hidup dan mengembangkan kemitraan global.Tentunya dalam perjalanannya ke-12 tujuan pembangunan


(11)

IV - 11 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

pasca MDG’s ini berimplikasi terhadap pembangunan jangka

menengah maupun jangka panjang di Kabupaten Jombang. Urusan kesejahteraan tetap menjadi poin utama dalam pembahasannya dan hal tersebut sesuai dengan upaya yang dilakukan oleh Kabupaten Jombang 5 tahun kedepan dimana mengupayakan pemerataan kesejahteraan sesuai dengan visi misi Bupati Jombang.

2. AEC (Asean Economy Community)

Komunitas ekonomi asean (AEC) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada 2015. Adapun berikut karakteristik kunci dari perwujudan Komunitas Ekonomi ASEAN 2015:

a) Pasar tunggal dan produksi dasar,

b) Sebuah ekonomi yang sangat kompetitif wilayah,

c) Sebuah wilayah ekonomi yang adil pengembangan, dan

d) Sebuah wilayah sepenuhnya terintegrasi ke dalam perekonomian global.

Bidang kerjasama AEC meliputi pengembangan sumber daya manusia dan kapasitas; pengakuan kualifikasi profesional; konsultasi mengenai kebijakan makroekonomi dan keuangan; langkah-langkah pembiayaan dalam perdagangan; peningkatan infrastruktur dan konektivitas komunikasi; perkembangan elektronik transaksi melalui e-ASEAN; mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber di daerah; dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk bangunan AEC. Singkatnya, AEC akan mengubah ASEAN ke wilayah dengan pergerakan bebas dari barang, Jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan lebih bebas aliran modal.

Asean economy community ini menjadi sebuah jalan baru untuk Kabupaten Jombang membuka arus investasi. Sesuai dengan pernyataan Bupati Jombang yang menginginkan Jombang menjadi Kabupaten yang ramah terhadap investor. Penguatan pasar lokal dan regional menjadi perhatian utama guna mempersiapkan pasar bebas yang berimplikasi pada eksistensi pengusaha lokal untuk dapat berdaya saing dengan pengusaha asing.

B. Isu Nasional dan Regional

1. Pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang


(12)

IV - 12 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

Yudhoyono pada 27 Mei 2011. MP3EI merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi Negara maju dan termasuk sepuluh besar Negara di dunia pada tahun 2025. Selain itu, MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, berkeadilan, berkualitas dan berkelanjutan. Pelaksanaan MP3EI diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan wilayah di seluruh wilayah tanah air.

Dalam kurun waktu 15 tahun ke depan akan dikembangkan klaster-klaster industry, baik untuk meningkatkan keterkaitan antara industry hulu dan hilir maupun antara pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah penyangganya. Industri unggulan di berbagai wilayah di bangun untuk memperkuat struktur perekonomian domestic. Dalam kaitan itu ditawarkan insentif yang tepat kepada dunia usaha dan dengan memperbaiki iklim investasi di daerah-daerah.

Tujuan dari pelaksanaan MP3EI adalah untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan delapan program utama yang meliputi sektor manufaktur, pertambangan, pertanian, kelautan, pariwisata, telekomunikasi, energy dan pengembangan kawasan strategis nasional. Sementara focus dari delapan program utama tersebut mencakup 22 kegiatan ekonomi utama, yaitu industry besi baja, makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, perkayuan, nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, karet, kakao, peternakan, perikanan, food estate, pariwisata, telematika, batubara, alutsista, minyak dan gas bumi, serta pengembangan metropolitan Jabodetabek dan pembangunan kawasan selat Sunda.

2. Masterplan Percepatan dan Perluasan Penurunan Kemiskinan

Indonesia (MP3KI)

Dokumen MP3EI bertujuan mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia melalui peningkatan beragam investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedangkan MP3KI bertujuan untuk memastikan terwujudnya pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, khususnya bagi masyarakat miskin dan marjinal untuk dapat terlibat secara langsung dan menerima manfaat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kedua


(13)

IV - 13 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

dokumen ini dirancang sebagai dokumen kebijakan afirmatif dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi yang growth, pro-poor, pro-job dan pro-environment.

MP3KI merupakan dokumen perencanaan yang menjabarkan konsep dan desain, arah kebijakan, strategi penanggulangan kemiskinan, Rencana Kerja Pemerintah dan sebagainya. MP3KI menitikberatkan pada pengembangan livelihood melalui berbagai kebijakan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mewujudkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik. Transformasi program-program penanggulangan kemiskinan yang ada saat ini dilakukan dengan tiga strategi utama, yaitu: pengembangan sistem perlindungan social secara menyeluruh, peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat miskin dan rentan, dan pengembangan penghidupan (sustainable livelihood) masyarakat miskin dan rentan.

3. Pembangunan Jalan tol Kertosono-Jombang-Mojokerto

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Selain untuk mempersingkat waktu tempuh dan memindahkan suatu objek, transportasi juga berfungsi untuk melancarkan hubungan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain dan kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi di Indonesia dilihat dari tahun ke tahun mengalami fase perkembangan dan peningkatan. Untuk mendukung peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana dalam akses transportasi tersebut. Jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu tujuan daerah yang ingin dicapai.

Proyek Pembangunan Jalan Tol Kertosono - Mojokerto merupakan rangkaian dari program Trans Java Tollway System, Yaitu Jalan Tol yang dimulai dari Merak, Jawa Barat sampai dengan bagian timur Pulau Jawa yaitu Banyuwangi, Jawa Timur. Ada 10 ruas jaringan jalan tol di jawa timur diantaranya Tol Waru – Juanda (13,6 km), Jalan Tol Surabaya – Mojokerto (37 km) dan Jalan tol Kertosono – Mojokerto ini (41 km) dan masih ada 7 ruas jalan tol lainnya yang masih berkendala. Pembangunan Tol Kertosono - Mojokerto ini ditangani pihak seperti PT. Marga Harjaya Infrastruktur selaku investor


(14)

IV - 14 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

(Owner), PT. Tata Guna Patria selaku Konsultan Perencana, PT. Virama Karya sebagai Konsultan Pengawas dan PT. Hutama Karya sebagai Kontraktor Pelaksana. Panjang total tol Kertosono - Mojokerto adalah 40,5 km dengan nilai investasi mencapai Rp 2,3 Triliun. Diperkirakan Tol Kertosono - Mojokerto ini akan beroperasi pada tahun 2013.

Jika di kaji dari segi ekonomi, dengan adanya jalan tol ini tentunya mempercepat arus perpindahan barang dan jasa. Dengan begitu arus perputaran uang juga akan lebih cepat dan berdampak positif bukan hanya bagi para pengusaha tapi juga bagi masyarakat sebagai konsumen dan pemerintah sebagai regulator. Jalan Tol Kertosono – Mojokerto ini merupakan jalan arteri primer yang merupakan Jalan Nasional dimana fungsinya sangat penting sebagai jalan alternatif yang menghubungkan Kertosono – Mojokerto. Sehingga diharapkan transportasi akan lebih cepat dan efisien.

4. Jaminan Kesehatan Nasional dan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 di tegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan social.Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan.

Undang-Undang nomor 24 tahun 2011 juga menetapkan, jaminan Sosial Nasional akan di selenggarakan oleh BPJS yang terdiri atas BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Mendukung pelaksanaan tersebut, Kementrian Kesehatan memberikan prioritas kepada jaminan kesehatan dalam reformasi kesehatan. Kementrian Kesehatan tengah mengupayakan suatu regulasi berupa Peraturan Menteri, yang akan menjadi payung hukum untuk mengatur antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan tingkat pertama dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Peraturan Menteri juga akan mengatur jenis dan plafon harga alat bantu kesehatan dan pelayanan obat dan bahan medis habis pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan Nasional.


(15)

IV - 15 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

5. Undang-Undang Desa

Substansi isi Undang-Undang Desa, yaitu dianggarkannya dana alokasi desa (DAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Undang-Undang Desa menginginkan adanya pembangunan di mulai dari Desa, atau dengan kata lain Undang-undang tersebut merupakan titik awal pelaksanaan otonomi desa.

Poin penting lain dalam Undang-Undang Desa yaitu soal penghasilan kepala desa dan perangkat desa. Di dalam Undang-Undang Desa diatur penganggaran penghasilan tetap kades dan perangkat desa di APBN.Bahkan mekanisme atau standar nilainya mengacu pegawai negeri sipil (PNS).Namun di dalam Undang-Undang Desa belum bisa menjelaskan detail yang dimaksud dengan penghasilan mengacu PNS.Yang tidak kalah penting ketentuan yang mengatur masa maksimal jabatan kades selama tiga periode.Masa satu periode ditetapkan selama enam tahun.Setelah Undang-Undang Desa ditetapkan, selanjutnya pemerintah tinggal membuat peraturan pemerintah (PP).Tahap selanjutnya yaitu setiap kabupaten harus membuat peraturan daerah (perda) tentang ketentuan tersebut.

6. Undang-undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Diterapkannya undang-undang sistem kependudukan baru yaitu Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, membuat Pendapatan Asli Daerah setiap daerah akan berkurang karena aturan UU baru tersebut, seluruh Dinas Dukcapil di Indonesia tidak boleh lagi memungut retribusi untuk semua pembuatan administrasi kependudukan. Retribusi yang dihapuskan di antaranya pembuatan KTP baru, perpanjangan KTP, pembuatan kartu keluarga (KK), akta kelahiran, akta kematian.

C. Isu Kabupaten Jombang

1. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan kualitas pendidik merupakan solusi untuk mengurangi ketimpangan akses dan kualitas pendidikan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Jombang. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan kualitas pendidik akan menjadi pemicu


(16)

IV - 16 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

peningkatan capaian indikator-indikator pendidikan di seluruh wilayah kecamatan Kabupaten Jombang khususnya wilayah kecamatan perbatasan seperti Kecamatan Bandarkedung Mulyo, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ploso dan Kecamatan Kabuh.

2. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik adalah melalui penyediaan berbagai fasilitas kesehatan dan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat. Adapun upaya untuk menilai keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan salah satunya adalah dengan berdasarkan situasi derajat kesehatan. Oleh karena itu derajat kesehatan merupakan keharusan guna menilai hasil pelaksanaan program kesehatan yang dijalankan. Guna menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

Upaya peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur

3. Peningkatan Kesempatan Kerja

Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi. Ekspresi diri diwujudnyatakan dalam bekerja. Apabila dicermati pergolakan dan ketidakamanan yang timbul di berbagai daerah dan tempat sering bersumber dari sulitnya mencari kerja bagi suatu kehidupan yang layak. Peningkatan kesempatan kerja harus dilakukan dengan berbagai upaya dan inovasi sehingga pemerintah kabupaten jombang mampu memberikan informasi dan kesempatan kerja kepada masyarakat semaksimal mungkin.

4. Pengoptimalan Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.


(17)

IV - 17 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Upaya yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan penganggulangan kemiskinan adalah: Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan dalam pemanfaatan sumber daya setempat; Pengembangan industri perdesaan yang didukung oleh pembinaan kemampuan, regulasi yang tidak menghambat, dan fasilitasi akses pasar; Pengembangan pusat layanan informasi perdesaan berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat miskin; dan Revitalisasi kelembagaan koperasi perdesaan yang berbasis masyarakat.

5. Peningkatan Infrastruktur Dasar Pertanian

Isu strategis yang dihadapi pertanian di kabupaten jombang saat ini adalah masalah menurunnya tingkat kesuburan tanah yang disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Dari masalah tersebut kemudian mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat produktivitas tanaman. Dari kasus tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mencoba menyusun visi yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah tersebut, yakni “Menuju Budaya Pertanian

Organik 2013” yang berusaha untuk membudayakan atau

membiasakan para petani dengan budidaya pertanian berbasis organik.

Visi yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jombang tersebut adalah bertujuan untuk menyelesaikan isu strategis yang ada, yaitu masalah penurunan tingkat kesuburan tanah. Kabupaten Jombang sebagai salah satu kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah sebesar 1.159,50 km² dari tahun ke tahun didominasi di peruntukan lahan pertanian sebesar 43,21 % dari luas wilayah Kabupaten Jombang keseluruhan. Kabupaten Jombang memiliki keunggulan dalam sektor pertanian


(18)

IV - 18 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

sehingga perekonomiannya masih dititikberatkan pada kegiatan pada sektor pertanian. Oleh karena itu perlu adanya revitalisasi sector pertanian, dengan harapan sector ini mampu untuk menjawab permasalahan pertanian yang diakibatkan oleh permasalahan ekonomi. Revitalisasi sector pertanian meliputi pembangunan infrastruktur pertanian, Pembangunan akses jalan kelahan pertanian, Kontrol laju degradasi lahan pertanian produktif, Modernisasi system pertanian, serta Pembukaan sekolah kejuruan pertanian.

6. Implementasi Kartu Jombang Sehat

Kartu Jombang Sehat merupakan sebuah terobosan baru Bupati dan Wakil Bupati dalam upaya mempermudah aksesibilitas dan keterjangkauan masyarakat Kabupaten Jombang mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Format Kartu Jombang sehat nantinya akan di sesuaikan dengan Sistem Jaminan kesehatan Nasional yaitu pelayanan berjenjang. Pelayanan berjenjang memiliki makna Pelayanan Kuratif dan Pemulihan (UKP) sedangkan UKM dilakukan secara terencana, terarah dan azas prioritas atau vulnerable group. Selain itu juga mulai di galakkan kembali system dokter keluarga guna mempermudah kontroling pemerintah atas kualitas kesehatan masyarakat Jombang sebelum memanfaatkan kartu Jombang Sehat. Perlu dipahami bersama Kartu Jombang Sehat memiliki pemahaman dimana masyarakat mendapatkan hak untuk Upaya Pelayanan Medis/Perorangan (UKP) dan Upaya Pelayanan Kesehatan (UKM) secara berimbang. Sekaligus menjadi indikator keterjangkauan pelayanan kesehatan kepada kelompok beresiko tinggi. Kartu Jombang Sehat nantinya di khususkan kepada para ibu hamil, bayi, balita, lansia atau penyandang resiko tinggi yang lain.

7. Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

(PATEN)

Modal awal dalam implementasi pelayanan administrasi terpadu kecamatan adalah pelimpahan wewenang dari Bupati/Walikota kepada camat untuk menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dan pembangunan. Dengan adanya pelimpahan wewenang ini diharapkan beberapa pelayanan publik seperti pemberian ijin dan pelayanan non perijinan dapat diselesaikan secara langsung di kecamatan. Hal ini jelas akan memberikan semangat yang cukup kuat kepada pemerintah kecamatan untuk meningkatkan kinerjanya terutama dalam pemberian


(19)

IV - 19 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

pelayanan kepada masyarakat dan memudahkan warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang murah, cepat dan berkualitas.

Hal ini sejalan juga dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan yang mengamanatkan bahwa untuk meningkatkan kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta memperhatikan kondisi geografis daerah, perlu mengoptimalkan peran kecamatan sebagai perangkat daerah terdepan dalam memberikan pelayanan publik. Secara substantif penempatan kecamatan sebagai unit layanan terdepan atau pusat pelayanan masyarakat harus didasari oleh adanya pelimpahan sebagian wewenang bupati kepada camat.

8. Percepatan penanganan infrastruktur jalan kabupaten dan jalan

desa

Infrastruktur di setiap kabupaten merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, begitu pula di Kabupaten Jombang, sebagai contoh: tersedianya jalan-jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegiatan bisnis atau usaha di suatu wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakin baiknya ketersediaan infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut. Begitu pula jenis-jenis infrastruktur lain seperti stasiun kereta api, infrastruktur tenaga listrik, penyediaan air minum, infrastruktur persampahan, dan juga infrastruktur telekomunikasi.

Memperhatikan kondisi infrastruktur jalan khususnya jalan kabupaten dan jalan desa yang saat ini membutuhkan adanya prioritas penanganan secara optimal, karena menjadi kebutuhan mendesak untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintahan daerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu perlu untuk dilakukan mengingat berdasarkan kondisi pelayanan jaringan jalan yang ada saat ini untuk jalan kabupaten yang dalam kondisi sedang sampai dengan rusak berat mencapai 44,80% atau sepanjang 297,852 Km dari total jalan kabupaten saat ini sepanjang 664,794 Km, sedangkan untuk jalan desa yang dalam kondisi sedang sampai dengan rusak berat mencapai 58,11% atau sepanjang 307,179 Km dari total jalan desa saat ini


(20)

IV - 20 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

sepanjang 528,606 Km. guna memenuhi kualitas pelayanan kondisi jalan sebagaimana dimaksud, maka dari jaringan jalan yang saat ini dalam kondisi sedang sampai dengan rusak berat akan dilakukan peningkatan yang ditargetkan tuntas untuk periode 2 (dua) tahun kedepan.


(1)

IV - 15 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

5. Undang-Undang Desa

Substansi isi Undang-Undang Desa, yaitu dianggarkannya dana alokasi desa (DAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Undang-Undang Desa menginginkan adanya pembangunan di mulai dari Desa, atau dengan kata lain Undang-undang tersebut merupakan titik awal pelaksanaan otonomi desa.

Poin penting lain dalam Undang-Undang Desa yaitu soal penghasilan kepala desa dan perangkat desa. Di dalam Undang-Undang Desa diatur penganggaran penghasilan tetap kades dan perangkat desa di APBN.Bahkan mekanisme atau standar nilainya mengacu pegawai negeri sipil (PNS).Namun di dalam Undang-Undang Desa belum bisa menjelaskan detail yang dimaksud dengan penghasilan mengacu PNS.Yang tidak kalah penting ketentuan yang mengatur masa maksimal jabatan kades selama tiga periode.Masa satu periode ditetapkan selama enam tahun.Setelah Undang-Undang Desa ditetapkan, selanjutnya pemerintah tinggal membuat peraturan pemerintah (PP).Tahap selanjutnya yaitu setiap kabupaten harus membuat peraturan daerah (perda) tentang ketentuan tersebut.

6. Undang-undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Diterapkannya undang-undang sistem kependudukan baru yaitu Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, membuat Pendapatan Asli Daerah setiap daerah akan berkurang karena aturan UU baru tersebut, seluruh Dinas Dukcapil di Indonesia tidak boleh lagi

memungut retribusi untuk semua pembuatan administrasi

kependudukan. Retribusi yang dihapuskan di antaranya pembuatan KTP baru, perpanjangan KTP, pembuatan kartu keluarga (KK), akta kelahiran, akta kematian.

C. Isu Kabupaten Jombang

1. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan kualitas pendidik merupakan solusi untuk mengurangi ketimpangan akses dan kualitas pendidikan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Jombang. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan kualitas pendidik akan menjadi pemicu


(2)

IV - 16 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

peningkatan capaian indikator-indikator pendidikan di seluruh wilayah kecamatan Kabupaten Jombang khususnya wilayah kecamatan perbatasan seperti Kecamatan Bandarkedung Mulyo, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ploso dan Kecamatan Kabuh.

2. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik adalah melalui penyediaan berbagai fasilitas kesehatan dan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat. Adapun upaya untuk menilai keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan salah satunya adalah dengan berdasarkan situasi derajat kesehatan. Oleh karena itu derajat kesehatan merupakan keharusan guna menilai hasil pelaksanaan program kesehatan yang dijalankan. Guna menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

Upaya peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur

3. Peningkatan Kesempatan Kerja

Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka berpotensi

menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi. Ekspresi diri diwujudnyatakan dalam bekerja. Apabila dicermati pergolakan dan ketidakamanan yang timbul di berbagai daerah dan tempat sering bersumber dari sulitnya mencari kerja bagi suatu kehidupan yang layak. Peningkatan kesempatan kerja harus dilakukan dengan berbagai upaya dan inovasi sehingga pemerintah kabupaten jombang mampu memberikan informasi dan kesempatan kerja kepada masyarakat semaksimal mungkin.

4. Pengoptimalan Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.


(3)

IV - 17 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Upaya yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan

penganggulangan kemiskinan adalah: Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan dalam pemanfaatan sumber daya setempat; Pengembangan industri perdesaan yang didukung oleh pembinaan kemampuan, regulasi yang tidak menghambat, dan fasilitasi akses pasar; Pengembangan pusat layanan informasi perdesaan berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat miskin; dan Revitalisasi kelembagaan koperasi perdesaan yang berbasis masyarakat.

5. Peningkatan Infrastruktur Dasar Pertanian

Isu strategis yang dihadapi pertanian di kabupaten jombang saat ini adalah masalah menurunnya tingkat kesuburan tanah yang disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Dari masalah tersebut kemudian mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat produktivitas tanaman. Dari kasus tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mencoba menyusun visi yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah tersebut, yakni “Menuju Budaya Pertanian

Organik 2013” yang berusaha untuk membudayakan atau membiasakan para petani dengan budidaya pertanian berbasis organik.

Visi yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Jombang tersebut adalah bertujuan untuk menyelesaikan isu strategis yang ada, yaitu masalah penurunan tingkat kesuburan tanah. Kabupaten Jombang sebagai salah satu kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah sebesar 1.159,50 km² dari tahun ke tahun didominasi di peruntukan lahan pertanian sebesar 43,21 % dari luas wilayah Kabupaten Jombang keseluruhan. Kabupaten Jombang memiliki keunggulan dalam sektor pertanian


(4)

IV - 18 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

sehingga perekonomiannya masih dititikberatkan pada kegiatan pada sektor pertanian. Oleh karena itu perlu adanya revitalisasi sector pertanian, dengan harapan sector ini mampu untuk menjawab permasalahan pertanian yang diakibatkan oleh permasalahan ekonomi. Revitalisasi sector pertanian meliputi pembangunan infrastruktur pertanian, Pembangunan akses jalan kelahan pertanian, Kontrol laju degradasi lahan pertanian produktif, Modernisasi system pertanian, serta Pembukaan sekolah kejuruan pertanian.

6. Implementasi Kartu Jombang Sehat

Kartu Jombang Sehat merupakan sebuah terobosan baru Bupati dan Wakil Bupati dalam upaya mempermudah aksesibilitas dan

keterjangkauan masyarakat Kabupaten Jombang mendapatkan

pelayanan kesehatan yang layak. Format Kartu Jombang sehat nantinya akan di sesuaikan dengan Sistem Jaminan kesehatan Nasional yaitu pelayanan berjenjang. Pelayanan berjenjang memiliki makna Pelayanan Kuratif dan Pemulihan (UKP) sedangkan UKM dilakukan secara terencana, terarah dan azas prioritas atau vulnerable group. Selain itu juga mulai di galakkan kembali system dokter keluarga guna mempermudah kontroling pemerintah atas kualitas kesehatan masyarakat Jombang sebelum memanfaatkan kartu Jombang Sehat. Perlu dipahami bersama Kartu Jombang Sehat memiliki pemahaman dimana masyarakat mendapatkan hak untuk Upaya Pelayanan Medis/Perorangan (UKP) dan Upaya Pelayanan Kesehatan (UKM) secara berimbang. Sekaligus menjadi indikator keterjangkauan pelayanan kesehatan kepada kelompok beresiko tinggi. Kartu Jombang Sehat nantinya di khususkan kepada para ibu hamil, bayi, balita, lansia atau penyandang resiko tinggi yang lain.

7. Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)

Modal awal dalam implementasi pelayanan administrasi terpadu kecamatan adalah pelimpahan wewenang dari Bupati/Walikota kepada camat untuk menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dan pembangunan. Dengan adanya pelimpahan wewenang ini diharapkan beberapa pelayanan publik seperti pemberian ijin dan pelayanan non perijinan dapat diselesaikan secara langsung di kecamatan. Hal ini jelas akan memberikan semangat yang cukup kuat kepada pemerintah kecamatan untuk meningkatkan kinerjanya terutama dalam pemberian


(5)

IV - 19 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

pelayanan kepada masyarakat dan memudahkan warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang murah, cepat dan berkualitas.

Hal ini sejalan juga dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan yang mengamanatkan bahwa untuk

meningkatkan kualitas dan mendekatkan pelayanan kepada

masyarakat serta memperhatikan kondisi geografis daerah, perlu mengoptimalkan peran kecamatan sebagai perangkat daerah terdepan dalam memberikan pelayanan publik. Secara substantif penempatan kecamatan sebagai unit layanan terdepan atau pusat pelayanan masyarakat harus didasari oleh adanya pelimpahan sebagian wewenang bupati kepada camat.

8. Percepatan penanganan infrastruktur jalan kabupaten dan jalan desa

Infrastruktur di setiap kabupaten merupakan hal yang sangat penting guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, begitu pula di Kabupaten Jombang, sebagai contoh: tersedianya jalan-jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegiatan bisnis atau usaha di suatu wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakin baiknya ketersediaan infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut. Begitu pula jenis-jenis infrastruktur lain seperti stasiun kereta api, infrastruktur tenaga listrik, penyediaan air minum, infrastruktur persampahan, dan juga infrastruktur telekomunikasi.

Memperhatikan kondisi infrastruktur jalan khususnya jalan kabupaten dan jalan desa yang saat ini membutuhkan adanya prioritas penanganan secara optimal, karena menjadi kebutuhan mendesak

untuk mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka

meningkatkan kinerja pemerintahan daerah, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu perlu untuk dilakukan mengingat berdasarkan kondisi pelayanan jaringan jalan yang ada saat ini untuk jalan kabupaten yang dalam kondisi sedang sampai dengan rusak berat mencapai 44,80% atau sepanjang 297,852 Km dari total jalan kabupaten saat ini sepanjang 664,794 Km, sedangkan untuk jalan desa yang dalam kondisi sedang sampai dengan rusak berat mencapai 58,11% atau sepanjang 307,179 Km dari total jalan desa saat ini


(6)

IV - 20 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018

sepanjang 528,606 Km. guna memenuhi kualitas pelayanan kondisi jalan sebagaimana dimaksud, maka dari jaringan jalan yang saat ini dalam kondisi sedang sampai dengan rusak berat akan dilakukan peningkatan yang ditargetkan tuntas untuk periode 2 (dua) tahun kedepan.