BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian dilakukan dengan studi komparasi dengan metode potong lintang.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 s.d Maret 2011.
Penelitian dilakukan di Instalasi Hemodialisis di Rumah Sakit H. Adam Malik dan
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.
Pemeriksaan Kadar Feritin serum dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RS H.Adam Malik Medan.
3.3 Populasi Terjangkau
Semua pasien hemodialisis reguler yang pernah mendapatkan transfusi darah minimal 3 kantong PRC dan memiliki kadar feritin serum 1000 ngml di Rumah Sakit H. Adam
Malik atau Dr. Pirngadi Medan.
3.4 Kriteria Inklusi
a Laki-laki dan wanita yang berusia
≥ 18 tahun b
Menjalani hemodialisis reguler minimal 3 bulan c
Pernah mendapatkan transfusi darah selama menjalani hemodialisis minimal 3 kantong PRC
d Kadar feritin serum 1000 ngml
e Bersedia mengisi infomed consent dan mengikuti penelitian
Universitas Sumatera Utara
3.5 Kriteria Eksklusi
a Peningkatan kadar SGOT dan SGPT
≥ 2x nilai normal atau dengan riwayat penyakit hati kronis
b Pasien dengan riwayat alkoholik
c Riwayat menderita malignansi
d Pasien dengan tanda-tanda infeksi seperti demam atau leukositosis
e Riwayat pemberian zat besi dalam 4 bulan terakhir
3.6 Besar Sampel
2
d Sd
Z Z
n
Dimana : α
tingkat kemaknaan ditetapkan oleh peneliti. Z α = 1,96
α = 0,05 β
ditetapkan oleh peneliti. Z β = 1,036
β = 0,25 Sd
simpangan baku dari selisih rerata dari survey awal = 233,089 d
selisih rerata kedua kelompok bermakna ditetapkan peneliti = 150
2
150 089
, 233
036 ,
1 96
, 1
n n1 = n2 = 21,67
≈ 22 orang, jadi subjek minimal yang diteliti untuk masing-masing kelompok adalah 22 orang, sehingga keseluruhan subjek minimal sebanyak 44
orang.
3.7 Cara Penelitian
Terhadap semua subjek yang termasuk dalam penelitian diminta memberikan persetujuan tertulis informed concent, dan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Dilakukan anamnesis untuk mendapatkan data : umur, jenis kelamin, etiologi PGK,
riwayat transfusi darah selama HD, lamanya menggunakan EPO pada kelompok yang menggunakan EPO.
b. Dilakukan pengukuran Tinggi Badan TB dalam satuan meter m, Berat Badan
Kering BBK dalam satuan kilogram kg setelah selesai HD serta dilakukan penilaian Indeks Massa Tubuh IMT dalam satuan kgm
2
. c.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur Kadar Besi Serum KBSSI, Kapasitas Ikat Besi Serum KIBTTIBC, Kadar Hemoglobin dan Hematokrit.
d. Pengukuran Kadar Feritin serum dilakukan dengan metode ECLIA, dengan langkah-
langkah sebagai berikut : Inkubasi 1 : 10 µl sampel, antibody spesifik feritin biotinilasi monoclonal dan
antibody spesifik monoclonal dilabelisasi dengan kompleks ruthenium dari kompleks sandwich.
Inkubasi 2 : setelah ditambahkan mikropartikel yang dilapis streptavidin, kompleks terikat sehingga menjadi padat karena interaksi biotin dan streptavidin
Reaksi campuran tersebut lalu diaspirasi dan dimasukkan ke ruang perhitungan dimana mikropartikel akan diikat secara magnetic pada permukaan elektroda. Zat
yang tidak terikat dibersihkan dengan procell. Aliran pada elektroda akan menginduksi emisi kemiluminesens yang akan dihitung dengan fotomutiplier.
Hasil ditentukan dengan kurva kalibrasi. e.
Dilakukan penilaian Saturasi Transferin dengan membagi Kadar Besi Serum KBS dengan Kapasitas Ikat Besi Total KIBT dan dikali 100 dengan satuan .
Universitas Sumatera Utara
3.8 Definisi Operasional