33
mutlak,  bagaimana  kita  menghadapi  sistem  yang  menindas,  dan  tidak  adil.  Yesus mengadakan  trasformasi  teologis  terhadap  struktur  sosial,  dalam  kerangka  Ia  berpikir
dan bertindak. Cara bagaimana Yesus berpikir dan bertindak secara de facto membuka dan mengubah struktur sosial di mana Ia berada.
Jadi  melalui  pemahaman  ini  yang  mau  dikatakan  bahwa  orang  Kristen  harus terlibat  dalam  meluruskan  kesalahan-kesalahan  sosial  yang  menurunkan  derajat
kemanusiaan.  Kalau  pemahaman  kita  berakar  dari  Alkitab  maka  kita  juga  harus mengikuti apa yang Yesus lakukan yaitu keprihatinannya kepada orang yang miskin dan
tertindas.  Pertanyaan  yang  perlu  diajukan  adalah  bukan  apakah  Yesus  seorang revolusioner?  Tetapi  bagaimana  Ia  berdiri  dan  melawan  kekerasan,  ketidak  adilan  dan
diskriminasi. Yang terpenting disini adalah bukan perkataan tetapi bagaimana perbuatan dan tindakan. Semuanya ini terjadi dalam konteks dan perjalan sejarah. Oleh karena itu
kita  harus  memahami  secara  sosial  historis.  Berdasarkan  prespektif  ini  kita  tidak  akan meremehkan  pentingnya  penafsiran  kitab  suci,  tetapi  melalui  hermeneutik  kitab  suci,
kita dapat memahami dan mengerti bahwa ada bagian-bagian yang berbeda dari Alkitab yang di tulis dengan kepentingan-kepentingan dan maksud tertentu. Yesus, Paulus dan
Yohanes  serta  para  nabi  lain  yang  terdapat  dalam  Perjanjian  Lama  maupun  Baru mempunyai perjalanan sejarah tersendiri dalam konteks budaya dan masyarakat tertentu
dengan  problem  sosial  dan  masalah  tersendiri.  Oleh  karena  itu  tugas  teologi  bukan hanya bisa menafsirkan teks yang tertulis, tetapi harus juga dapat menemukan teks yang
relevan  dalam  waktu  dan  tempat  yang  berbeda  serta  dapat  menjawab  problem  dan masalah yang timbul dalam masyarakat, sesuai tantangan saman.
31
b. Pendekatan Memori dan Narasi.
31
Ibid., 51.
34
H.Richard  Niebuhr  mengembangkan  pendekatan  terhadap  pengakuan  beberapa cerita  sebagai  cara  menerima  dan  memahami  pluralisme.  Ia  menunjukan  bahwa  tidak
gampang dua masyarakat hidup bersama dan saling menerima satu sama lain. Misalnya Protestan  dan  Katolik  dapat  tumbuh  dan  hidup  bersama  dengan  benar  apabila  mereka
memiliki  pengalaman  hidup  yang  sama  dan  tidak  terpisahkan  satu  dengan  yang  lain. Konsili  Trent  harus  menjadi  bagian  dari  sejarah  Protestan,  dan  Luther  dan  Anababtis
harus menjadi bagian dari Katolik.
32
Jika demikian maka  apapun  yang terjadi  dalam  persoalan kelembagaan  mereka tetap  mempunyai  pengalaman  yang  sama  tentang  kekristenan  secara  umum.  Menurut
Metz yang dikutip oleh John Cobb, Jr bahwa hanya dengan proses sejarah semua orang dapat  menemukan  makna  kehidupan.  Semua  orang  mempunyai  arti  dan  makna
pengalaman  hidup.  Menurut  Metz  masalah  utama  yang  ada  pada  orang  Kristen  ialah bukan  pada  dokrin  dan  ajaran  tetapi  pada  tindakan  terhadap  komitmen  kesetiaan.  Ia
lebih menekankan kepada tindakan praksis. Bagaimana kita dapat meniru Kristus dalam sikap dan tindakan serta perbuatan. Kristus yang menderita, mati dan bangkit semuanya
terjadi dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia. Manusia menjadi pusat karya dan penyelamatan Allah. Semua orang dipanggil untuk menjadi subyek dalam hadirat Allah.
Model  praksis  atau  tindakan  dilihat  lebih  baik  dalam  hubungan  interaksi  dengan masyarakat. Kita punya pengalaman  yang berbeda, teori  yang berbeda, pandangan dan
makna  yang  berbeda.  Melalui  semuanya  itu  dapat  menjadi  kesempatan  yang  berharga untuk bertumbuh dalam kebenaran.
Pertumbuhan  dalam  kebenaran  tidak  bisa  merubah  keyakinan  yang  lama  atau menambahkan  keyakinan  yang  baru,  tetapi  semuanya  itu  dapat  terjadi  apabila  ada
32
Ibid., 54.
35
kompromi  atau  kesepakatan  bersama.  Pertumbuhan  terjadi  ketika  keyakinan  yang bertentangan  di  ubah  oleh  pikiran  kresatif  ke  dalam  apa  yang  disebut  Whitehead
kontras.  Artinya,  integritas  dan  kekuatan  yang  berbeda  di  pertahankan  pada  hubungan yang  saling  menguntungkan.  Tapi  pemahaman  atau  perspektif    baru  dapat  dicapai
apabila kebenaran dari masing-masing dapat direalisasikan bersama  dalam keterbatasan masing-masing. Dalam kaitan ini masing-masing kemudian diubah oleh hubungan baru
satu  sama  lain  tersebut,  dan  keseluruhan  pengalaman  itu  akhirnya  menjadi  luas  dan diperkaya oleh satu dengan yang lain demi mencapai tujuan dan kepentingan bersama.
2.4. Ruang Lingkup Teologia Politik