26
Jadi tidak ada keselamatan sendiri-sendiri. Subjektivitas dimasukkan ke dalam proses sosial dengan tujuan bukan untuk mencari pemahaman diri sendiri saja, melainkan
percaya dan memahami bahwa keselamatan itu berada dalam dunia. Pandangan keutuhan keselamatan bagi semua secara konsisten berakar pada keyakinan bahwa
semua realitas dunia yang ada adalah kenyataan sosial.
2.1. Teologia Politik dan Kritik Atas Ketidakadilan
Pertanyaan tentang kebutuhan masyarakat akan pentingnya agama muncul kembali selama jaman Renaisance dan Pencerahan. Klem kekiristenan sebagai agama
negara dianggap sebagai salah satu hambatan pada abad XVII. Masyarakat pada saat itu menginginkan adanya suatu agama yang memenuhi kebutuhan komunitas manusia akan
suatu agama politis, atau yang disebut Russeau agama sipil. Para pemimpin dari Restorasi Katolik menekankan pentingnya agama bagi masyarakat untuk menghadapi
arus sekularisasi di jaman Pencerahan dan Renaisace. Walaupun pada mulanya argumen ini digunakan untuk mendukung suatu bentuk aliran konservatif gereja katolik namun
bagi mereka yang memilki aliran sosial yang positif yang dapat diterima oleh masyarakat.
Pada abad ke-20, pembahasan tentang teologia politik dikemukakan oleh Carl Schmitt yang menggunakan istilah tersebut sebagai suatu judul buku tahun 1922. Ia
mengemukakan pendapat dengan melihat monarki sebagai sesuatu yang berhubungan dengan konsep ketuhanan yakni pemerintahan teokrasi yang bertentangan dengan
demokrasi. Thesis Scmitt menghasilkan perdebatan yang membawa koreksi bagi gereja dan orang Kristen. Gereja harus dapat melihat masalah-masalah sosial dan politik
sebagai tanggung jawabnya, dan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah dan negara
27
saja. Hal tersebut menjadi koreksi gereja karena kekuasaan Hitler menjadi sesuatu yang menakutkan bagi keberadaan umat manusia di masa mendatang.
Kekejaman dan ketidak adilan meraja lela tanpa ada perlawanan. Seakan-akan Hitler menjadi Allah di dunia ini bagi sesamanya.
Solle menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Di balik Ketaatan Semata”. Pemikirannya tentang teologia politik dituangkan dalam buku ini. Ia menunjukkan
bagaimana hubungan yang erat dari iman dengan ketaatan yang buta terhadap Tuhan, yang dipicu oleh ketaatan teologia Kristen kepada peraturan-peraturan yang
dimanifestasikan pada Hitler di Jerman.
25
Solle tidak menyediakan suatu daftar yang memadai dari bentuk-bentuk asli dari teologi politik, tetapi dia lebih menekankan
kepada hermeneutik politik. Artinya teologi politik harus dipahami sebagai „interpretasi politik dari Injil‟. Bagi Solle, seperti juga Metz dan Molmann, teologi politis pada
dasarnya merupakan teologi kritis. Kritik terhadap teologi dan gereja dalam menyikapi struktur masyarakat yang tidak adil. Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana
seseorang terikat dengan dosa masyarakat yang kecenderungannya melakukan perbuatan jahat yang merugikan orang lain. Sebuah tindakan kritik terhadap masyarakat
yang membiarkan kaum kapitalis atau para penjaga kamp konsentrasi yang selalu ada di sekitar kita.
Metz melihat bahwa penderitaan Yesus adalah bagian dari tindakan politik. Dan gereja harus benar-benar kritis terhadap situasi politik yang terjadi. Ia mengambil
contoh penindasan Israel kepada bangsa Palestina. Dalam hal ini penilaian kita bukan pada masalah aktualnya namun pada implikasinya terhadap peran dan fungsi gereja
dalam menegakskan keadilan. Banyak dari mereka yang kehilangan, harta benda,
25
Ibid.,17-19.
28
tempat tinggal dan keluarga. Gereja harus bertindak atas sebuah komitmen tanpa syarat untuk mencapai keadilan, kebebasan dan kedamain bagi semua.
Satu hal yang sangat penting dari teologi politik menurut Whitehead sebagai seorang pemikir kristen adalah „kebebasan‟ merupakan suatu keharusan. Jika tidak ada
kebebasan, keberanian tidak ada gunanya. Ia mengemukakan bahwa kebebasan dan persamaan menjadi satu karena hal yang terpenting dari „persamaan‟ adalah kebebasan.
Dengan kebebasan setiap orang akan memperjuangkan haknya tanpa ada perbedaan dan diskriminasi. Dan sebaliknya tidak ada gunanya kalau seseorang itu bebas tapi masih
ada perbedaan, dalam hubungannya dengan hak wanita, ras, atau agama.
26
Metz ingin semua orang memahami sepenuhnya tentang diri mereka sebagai subyek yang bebas.
Sama halnya dengan Whitehead yang berfokus pada kesadaran akan kebebasan. Komitmen Whitehead memperjuangkan kebebasan dengan mengatakan bahwa
Allah ada bersama orang-orang yang tertindas, dan kita dipanggil untuk bersolidaritas dengan mereka. Ia mengambil contoh tentang struktur pendidikan yang memihak
kepada orang kaya menyebabkan orang miskin akan terus tergusur dan tidak memperoleh tempat untuk menikmati pendidikan yang lebih baik. Ada juga penindasan
dan perlakuan yang tidak adil kepada masyarakat kulit hitam di Amerika Latin. Oleh karena itu gereja dan orang kristen harus terpanggil dengan sepenuh hati
untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Allah menuju kepada keselamatan seluruh dunia, dengan melibatkan semua dimensi, publik dan sosial. Semua orang harus dipanggil
untuk membagi tugas dan perannya masing-masing. Mereka harus diyakinkan tentang pengampunan Allah melalui penderitaan Yesus Kristus. Untuk memahami iman kristen
dengan cara ini merupakan suatu kemajuan yang sangat besar. Namun itu baru
26
Ibid.,146.
29
permulaan. Orang-orang Kristen setuju bahwa keselamatan mencakup seluruh dunia, meliputi aspek manusia dan alam, semuanya berada dalam kerangka rencana
keselamatan Allah. Untuk itu Ia akan tetap menjaga dan melestarikan alam untuk kelangsungan dan kesejahteraan bersama. Begitu pula dalam hubungan dengan sesama
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pintu harus terbuka terhadap pluralitas. Bagaimana pengalaman penderitaan
orang kulit hitam di amerika Serikat dan di Amerika Latin, bahkan para wanita di Atlantis Utara. Selain itu juga kita tidak boleh melupakan pengalaman orang Yahudi
yang telah menderita oleh tangan orang-orang Kristen pada abad 19. Dan masih banyak lagi yang kita lihat penindasan terhadap kaum minoritas. Kebanyakan orang di dunia
dibentuk dalam presepsi dan harapan oleh tradisi religius dari Yudaisme dan Kekristenan. Apa yang mereka lihat sangat berbeda dengan apa yang kita lihat,
semuanya sangat berbeda dengan ajaran dan pemahaman iman Kristen itu sendiri. Dewan gereja-gereja sedunia telah menyediakan sebuah forum untuk
menampung semua suara-suara yang sangat menyakitkan dan menyedihkan. Karena selama ini mereka tidak didengarkan serta tidak mendapatkan tempat untuk
mengungkapkan segala penderitaan yang mereka alami. Semuanya ini dilakukan dengan visi akan masyarakat yang adil, berpartisipasi dan berkelanjutan untuk dunia yang
diselamatkan.
27
2.2.
Dimensi Politik Manusia
Moltmann membagi dimensi politik menjadi empat sebagaimana dikutip oleh John B, Cobb Jr, antara lain:
28
27
Ibid.,154.
28
Ibid., 90-91.
30
1. Dalam dimensi kehidupan ekonomi, kebebasan berarti kepuasan kebutuhan
material manusia akan kesehatan, makanan, pakaian dan tempat tinggal. Lebih jauh dari ini adalah keadilan sosial yang dapat memberikan semua anggota
masyarakat berbagi kepuasan dan keadilan dari produk yang mereka hasilkan. Sejauh lingkaran setan kemiskinan dihasilkan oleh eksploitasi dan dominasi kelas,
keadilan sosial hanya dapat dicapai dengan redistribusi kekuatan ekonomi. Jika dan sejauh sosialisme, berarti kepuasan dan kebutuhan material dan keadilan
sosial dalam demokrasi material, sosialisme adalah simbol pembebasan manusia dari lingkaran setan kemiskinan.
2. Dalam dimensi kehidupan politik, demokarasi adalah pembebasan dari lingkaran
setan penindasan. Dengan ini, dapat dimengerti bahwa martabat manusia akan menjadi penting apabila dia dapat menerima tanggung jawab politik. Ini termasuk
partisipasi dalam hal pengendalian dan pelaksanaan kekuasaan ekonomi dan politik. Pada tingkatan ini demokrasi berarti penghapusan hak istimewa dan
pembentukan hak asasi manusia. Demokrasi adalah simbol pembebasan manusia dari lingkaran setan kekerasan.
3. Dalam dimensi kehidupan budaya, pembebasan dari lingkaran setan keterasingan
berarti identitas dalam pengakuan terhadap orang lain. Dengan ini kita mengartikan emansipasi manusia dari manusia Marx, di mana manusia
mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan diri dalam pengakuannya terhadap orang lain dan dalam persekutuan dengan mereka. Jika dan sejauh emansipasi
berarti personalisasi dalam sosialisasi dan menemukan identitas seseorang dalam pengakuan terhadap orang lain. Emansipasi adalah simbol pembebasan dari
lingkaran setan keterasingan.
31
4. Dalam hubungan masyarakat dengan alam, pembebasan dari lingkaran setan
polusi industri menandakan bahwa manusia telah berdamai dengan alam. Tidak ada pembebasan orang dari kesulitan ekonomi, penindasan politik dan
keterasingan manusia akan berhasil yang tidak bebas dari eksploitasi alam yang tidak manusiawi dan yang tidak memenuhimemuaskan alam. Oleh karena itu
tahap panjang pembebasan manusia dari alam dalam perjuangan untuk bertahan hidup harus diganti oleh fase pembebasan alam dari kebiadaban demi perdamaian
yang eksis. Pada tingkat bahwa transisi orientasi meningkat dalam kuantitas hidup untuk menghargai kualitas hidup, dan dengan demikian dari kepemilikan
alam dengan sukacita yang ada di dalamnya dapat mengatasi krisis ekologi. Perdamaian dengan alam adalah simbol pembebasan manusi dari lingkaran setan
ini. Semuanya itu terjadi karena keserakahan manusia.
2.3.
Metodologi Teologia Politik
Teologi politik harus memiliki karakter atau ciri khas baik itu metode maupun dokrin-dokrin yang tepat maupun sesuai dengan konteks dan persoalan gereja di tengah
kehidupan masyarakat. Dalam pembahasan ini kita akan melihat metodologi Teologi politik yang di jelaskan oleh John B Cobb Jr,
29
dengan membandingkan pemikiran beberapa ahli teologi politik diantaranya Metz, Moltmann dan Solle.
a. Hermeneutik Teologi.