55 akan hubungannya dengan sesama manusia dan alam sebagai lingkungan
tempat tinggalnya, memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras harmoni dengan orang lain.
Berbagai pendapat mengenai tugas-tugas perkembangan remaja di atas jika dikaitkan dengan stres, dapat disimpulkan bahwa remaja
mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, sehingga perkembangan yang terjadi pada masa remaja mampu
dihadapi dan diselesaikan dengan kemandirian emosional tanpa bergantung dengan orang dewasa yang didasarkan pada percaya diri
terhadap kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi perubahan dalam perkembangan yang dialami remaja. Dengan demikian kemandirian
emosional remaja dan percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki atau efikasi diri merupakan salah satu tugas perkembangan remaja yang
sebaiknya dapat dikuasai dengan baik.
D. Kontribusi Ilmiah dalam Bimbingan dan Konseling
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah, upaya pendidikan di sekolah tidak cukup hanya mengandalkan pada kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, tetapi juga harus disertai dengan pendekatan-pendekatan lainnya. Dalam hal ini, bimbingan dan
konseling yang merupakan salah satu pendekatan pendidikan yang bersifat interpersonal diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi upaya
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Kontribusi bimbingan dan konseling terhadap pendidikan berkaitan dengan kinerja bimbingan dan
56 konseling itu sendiri, baik yang berhubungan dengan kegiatan administrasi
dan manajemen, ketenagakerjaan, sarana dan prasarana, proses maupun hasil-hasil nyata yang diperoleh dari proses bimbingan dan konseling.
Dewa Ketut Sukardi 2002: 29 menyebutkan bahwa sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang menyangkut
tentang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Adanya peraturan dan kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sadar akan arti penting
bimbingan dan konseling di sekolah dalam rangka mendukung keberhasilan pendidikan di sekolah.
Tujuan dari bimbingan dan konseling menurut Dewa Ketut Sukardi 2002: 29 pada dasarnya tujuan dari bimbingan dan konseling sama
dengan tujuan pendidikan yaitu memandirikan siswa dan membantu siswa mengenal bakat, minat dan kemampuannya, serta memilih, dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karirnya. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa bimbingan dan konseling berperan dalam pendidikan. Sejalan dengan penjelasan di atas, penelitian ini secara khusus akan
memberikan kontribusi dalam pengembangan layanan bimbingan belajar. Menurut Dewa Ketut Sukardi 2002: 40 bimbingan belajar yaitu
bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai, dan mengatasi kesukaran-kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu instansi pendidikan. Tujuan bimbingan belajar yaitu agar siswa memiliki sikap dan
57 kebiasaan belajar yang positif, memiliki motif yang tinggi untuk belajar
sepanjang hayat, memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, dan memiliki kesiapan mental dan kemampuan dalam menghadapi ujian
Dewa Ketut Sukardi, 2002: 46. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai hubungan antara efikasi diri dengan stres
akademik di MAN 3 Yogakarta, serta mengetahui seberapa besar siswa memiliki efikasi diri dan stres akademik yang dialami khususnya oleh
siswa MAN 3 Yogyakarta. Apabila hubungan efikasi diri dengan stres akademik terbukti signifikan, diharapkan guru BK dapat meningkatkan
efikasi diri siswa agar dapat mengurangi stres akademik yang mereka alami.
E. Kerangka berpikir