85 4.
Anak didik terampil dalam mengolah penalaran, kepekaan, empati terhadap kehidupan disekitarnya.
Sedangkan dampak dari proses pendidikan yang di lakukan SALAM adalah terbentuknya komunitas belajar.
Mengenai keluaran peserta didik Bapak “YA” berpendapat bahwa: “ya itu tadi mas ketika anak-anak mengamati tumbuhan misalnya, dari
satu riset itu saja anak-anak akan mempelajari tentang pengetahuan alam, kemudian sikap dalam memperlakukan alam, dan keterampilan
dalam menggunakan tubuh, indra dan imajinasinya dalam melakukan riset.”
Bapak “AJ” selaku orang tua murid bernama Imung kelas 1 SMP juga menceritakan tentang anaknya yang bersekolah di SALAM, beliau berkata:
“saat ini saya merasa menjadi orang tua yang merdeka. Yang saya tau SALAM kan memang membentuk anak untuk mandiri, dan saya
merasakan hal tersebut dari anak saya, dia menjadi sosok yang mandiri dalam berpikir dan belajar sendiri. waktu itu ada tugas memasak dan
anak saya mau membuat botok, modalnya kira-kira Rp25.000, sengaja tidak saya kasih uang, bukan karena saya tidak mampu tapi saya pengen
melihat bagaimana anak saya mencari jalan keluar, ternyata dia kemudian mengumpulkan botol-botol bekas, kertas, dll terus di jual,
dari situ dia dapat uang Rp27.000. jadi memang dia sendiri yang menjadi problem solfer atas masalahnya. Ada lagi ketika kelas anak
saya sedang riset membuat kue pie, ya kemudian mereka begi tugas dalam menyiapkan bahan dari situ kan mereka jadi belajar tanggung
jawab, kemudian belajar menghitung, merubah satuan dari gram ke kilo gram, menghitung jumlah uang yang diperlukan, sehingga kemempuan
kognitifnya juga terasah. Dan jelas mereka mendapat keterampilan membuat kue pie.”
Berdasarkan hsail wawancara di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa SALAM berusaha untuk mengoptimalkan kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor anak melelui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Kemampuan berpikir anak di asah dengan menghadapkan anak kepada setiap
persoalan ketika melakukan riset. Sikap anak di latih ketika berinteraksi
86 dengan temen, fasilitator, bahkan alam sekitar. Sedangkan jelas sekali setiap
riset yang di lakukan akan melatih motorik kasar atau keterampilan peserta didik.
b. Prestasi Lembaga
Berdasarkan studi dokumentasi semenjak berdirinya SALAM, sekolah ini memiliki berbagai prestasi di bidang pendidikan, seperti: 1 Memfasilitasi
kunjungan-kunjungan baik guru-guru dari sekolah formal maupun masyarakat umum dari berbagai institusi dan daerah Aceh, Subang, Bekasi, Semarang,
Grobogan, Salatiga, Tuntang, Klaten, Solo, Sukoharjo, Surabaya, Bali, Maluku Tenggara, NTB, NTT, Suku Kamoro, Suku Amungme, Teluk Bintuni
dan Jayapura yang melakukan penelitian dan studi banding. 2 Memfasilitasi kunjungan dari komunitas pemerhati pendidikan dari 40 negara. 3
Memfasilitasi kelompok-kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi baik dari Yogyakarta maupun luar Yogyakarta yang melakukan penelitian,
kerja lapangan atau magang kerja. Di bidang pelatihan seperti: 1 Menyelenggarakan sarasehan dan
pelatihan-pelatihan tentang Pertanian Berkelanjutan, Masalah-masalah pendidikan, Lingkungan Hidup dan Lifeskill training.
Di bidang sosial dan budaya seperti : 1 Pentas seni dan budaya rutin sebagai bentuk apresiasi anak dan kelompok masyarakat dan pelestarian
budaya rakyat, seperti Home Concert dan ritual ”Wiwit” pesta panen rakyat. 2 Pasar Murah dan pameran bekerjasama dengan masyarakat sekitar Desa
87 Ngestiharjo. 3 Mengikuti pameran-pameran pendidikan dan lingkungan
hidup di berbagai institusi. Sedangkan penghargaan yang di peroleh SALAM seperti: 1
Diperhatikan diliput oleh berbagai media masa baik lokal maupun nasional koran, majalah, radio, dan TV. 2 Menjadi Tempat belajar berbagai
komunitas maupun lembaga baik lokal, nasional maupun internasional.
2. Faktor penghambat dan pendukung Pendidikan Alternatif Sekolah
Dasar di PKBM Sanggar Anak Alam SALAM Bantul a.
Faktor Penghamabat
Implementasi SALAM bukan berarti berjalan sesuai dengan yang di rencanakan, tetapi juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang
sering terjadi dalam pelaksanaan proses pendidikan di SALAM sering kali di sebebkan oleh orang tua peserta didik, seperti yang di sampaikan oleh Bapak
“YA”: “pada dasarnya dikatakan faktor penghambat kan tergantung dari sisi
mana kita melihat, kalau kita melihat sebagai bagian dari proses berjalannya SALAM kan malah itu bisa menjadi tantangan bagi
peneglola dalam menyelenggarakan proses pendidikan lebih baik lagi. Kalau kita lihat sebagai faktor penghambat ya seperti masih adanya
orang tua yang memiliki maindset pembelajaran sosialisasi, sementara yang kita gunakan kan pembelajaran transformasi”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di ketahui bahwa model pembelajaran yang diterapkan SALAM belum sepenuhnya dapat di fahami
dan di terima oleh orang tua. Tentu saja hal tersebut juga akan menghambat proses belajar anak-anak di SALAM, karena seperti yang sudah di jelaskan
pada perencanaan dan implementasi kurikulum bahwa model belajar yang di
88 gunakan salam berupa komunitas. Artinya seluruh komponen dalam
komunitas baik fasilitator, pengelola, masyarakat, peserta didik, dan orang tua memiliki andil yang begitu penting dalam proses belajar demi tercapainya
tujuan pendidikan di SALAM. Fungsi orang tua sebagai fasilitator anak di rumah juga akan kurang
maksimal karena perbedaan pemahaman tersebut. Maka situasi, nuansa, dan suasana belajar yang telah di bangun di SALAM yang di berikan kepada
peserta didik tidak akan maksimal karena belum mendapat dukungan dari orang tua di rumah.
Hal lain yang merupakan hambatan dalam proses berjannya SALAM adalah mengenai keuangan seperti yang di sampaikan oleh Ibu “RY”, beliau
berkata: “orang tua itu mas, kalo waktunya bayar itu susah banget. Bahkan ada
yang nunggak itu sampe di atas 5 juta. Terus ada juga yang belum bayar uang pangkal, padahal kan perjanjian uang pangkal maksimal 3 bulan
setelah daftar ulang, ini sampek 3 tahun juga belum di bayarkan”.
Seperti yang di katakan oleh Ibu “RY” masalah keuangan merupakan salah satu hambatan yang besar bagi SALAM. Hamabatan mengenai
keuangan di sebebkan oleh orang tua yang tidak tertib dalam pembayaran SPP maupun uang pangkal. Permasalahan keuangan tidak bisa di anggap
sepeke karena permasalhana keuangan berimbas langsung pada jalannya lembaga, seperti operasional lembaga dan fasilitas dari lembaga yang di
berikan kepada peserta didik.