Mesin frais Pembelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin PDTM

24 Cs : cutting speed mmenit D : diameter benda kerja mm π : konstantaphi 3,14

b. Mesin frais

Mesin frais adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputarmultipoint cutter Wirawan Sumbodo, 2008: 278. Mesin frais merupakan jenis mesin perkakas yang sangat cepat berkembang dalam teknologi penggunaanya, yang dapat digunakan untuk membentuk dan meratakan permukaan, membuat alur, membuat roda gigi dan ulir, dan bahkan dapat digunakan untuk mengebor dan meluaskan lubang. Secara garis besar, mesin frais dapat dibedakan menjadi dua, yaitu mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal. Perbedaan dari kedua mesin tersebut hanyalah pada posisi spindelnya. Pada mesin frais vertikal, posisi spindelnya tegak. Proses produksi pada mesin frais agar dapat berjalan dengan aman, maka kita harus memperhatikan parameter-parameter pemotongan mesin. Parameter tersebut antara lain adalah cutter, bentuk geometri pisaucutter, jumlah putaran pisau, cutting speed, penyayatanfeed Umaryadi, 2007: 25-28. Bahan cutter sangat berpengaruh terhadap kemampuan cutter dalam menyayat benda kerja, yang nantinya akan berpengaruh pada kecepatan potong benda kerja. Bentuk geometri cutter merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya kualitas hasil pengefraisan. Permukaan pisau yang harus diperhatikan adalah sudut tatal, sudut bebas sisi, sudut bebas depan, sudut bebas mata potong, dan sudut bebas 25 balakang. Jumlah putaran yang digunakan tergantung dari kecepatan potong dan diamater pisau. Perhitungan putaran secara prinsip sama dengan mesin bubut, yang berbeda adalah jika pada mesin frais diameter D merupakan diameter pisau. Kecepatan potong merupakan merupakan kecepatan gerak putar pahat. Besarnya kecepatan potong material telah ditentukan berdasarkan karakteristik dari material. Penyayatan feed merupakan rasio gerak benda kerja terhadap gerak putar pisau frais. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penyayatan antara lain yaitu kedalaman penyayatan, tipe pisau frais, bentuk pisau, material benda kerja, kekuatan dan keseragaman benda kerja, tipe permukaan finishing yang ditentukan, dan waktu pengerjaan.

c. Mesin gerinda

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Penerapan modal pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa

1 5 88

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DI SEKOLAH DASAR.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS.

3 10 76

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (nht) untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa kelas x SMA Negeri 2 Klaten pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN SMK N 1 PURWOREJO.

35 243 179