Deskripsi Hasil Penelitian ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA.

69 Ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang industri farmasi dan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. Anak perusahaan yang dikonsolidasi bergerak dalam bidang industri dan pemasaran obat-obatan, formula bayi, perawatan kesehatan, kosmetik dan jasa distribusi. 4.2.16. PT. United Tractors Tbk PT. United Tractors adalah distributor bidang pertambangan dalam menyediakan kedaraan alat-alat berat seperti traktor, Forklift, dan lain-lain. Didirikan pertamakali pada tahun 1972, saat ini kantor pusat perusahaan berada di Jl. Raya Bekasi Km 22, Cakung jakarta 13910. Cabang perusahaan juga terdapat di Jl. Raya Bekasi Km 22, Jakarta Timur. PT. Unit Traktor juga melakukan kerjasama dengan Komatsu Forklift Co. Ltd. of Japan, John Deere International Ltd.of United States dan Bomag Koehring Gmbh of West Garmany.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Deskripsi Mengenai Financial Leverage

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Financial Leverage pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai berikut : 70 Tabel 4.1 : Tabel Data Financial Leverage Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008 No. Nama Perusahaan Tahun Financial Leverage 1 Bank Central Asia Tbk 2005 0.894 2006 0.898 2007 0.906 2008 0.905 2 Semen Gresik Persero Tbk 2005 0.376 2006 0.255 2007 0.211 2008 0.229 3 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 0.383 2006 0.352 2007 0.317 2008 0.299 4 Perusahaan Gas Negara Tbk 2005 0.601 2006 0.594 2007 0.654 2008 0.685 5 Bank Negara Indonesia Tbk 2005 0.919 2006 0.913 2007 0.742 2008 0.923 6 Indosat Tbk 2005 0.406 71 2006 0.550 2007 0.628 2008 0.658 7 United Tractors Tbk 2005 0.610 2006 0.587 2007 0.555 2008 0.510 8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2005 0.679 2006 0.653 2007 0.633 2008 0.668 9 Matahari Putra Prima Tbk 2005 0.534 2006 0.632 2007 0.607 2008 0.675 10 Aneka Tambang Persero Tbk 2005 0.527 2006 0.413 2007 0.272 2008 0.208 11 Astra International Tbk 2005 0.484 2006 0.544 2007 0.377 2008 0.497 12 Energi Mega Persada Tbk 2005 0.873 72 2006 0.815 2007 0.643 2008 0.703 13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 2005 0.246 2006 0.230 2007 0.262 2008 0.225 14 Gajah Tunggal Tbk 2005 0.729 2006 0.707 2007 0.718 2008 0.811 15 Kalbe Farma Tbk 2005 0.385 2006 0.234 2007 0.218 2008 0.238 16 Tempo Scan Pacific Tbk 2005 0.201 2006 0.180 2007 0.201 2008 0.221 Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Financial Leverage tertinggi adalah Bank Negara Indonesia Tbk sebesar 0,919 dan yang terendah adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk sebesar 0,201. Pada tahun 2006 Financial Leverage tertinggi 73 adalah Bank Negara Indonesia sebesar 0,913 dan yang terendah PT Tempo Scan Pacific Tbk sebesar 0,180. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah Bank Central Asia Tbk sebesar 0,906 dan yang terendah adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk sebesar 0,201. sedangkan pada tahun 2008 yang tertinggi adalah Bank Negara Indonesia sebesar 0,923 dan yang terendah sebesar 0,203 pada PT Aneka Tambang Tbk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bank Negara Indonesia memiliki financial leverage tertinggi dibandingkan dengan 15 perusahaan sample lainnya sedangkan financial leverage yang terendah dimiliki oleh PT Tempo Scan Pacifik dibandingkan dengan 15 perusahaan sample lainnya. Selama tahun 2005 sampai dengan 2008, financial leverage tertinggi yaitu sebesar 0,923 pada Bank Negara Indonesia pada tahun 2008. Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar 0,180 pada PT Tempo Scan Pacific Tbk tahun 2006.

4.3.2. Deskripsi Mengenai Operating Leverage

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai operating leverage pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai berikut: 74 Tabel 4.2: Data Operating Leverage Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008 No. Nama Perusahaan Tahun Operating Leverage 1 Bank Central Asia Tbk 2005 0.379 2006 0.350 2007 0.388 2008 0.397 2 Semen Gresik persero Tbk 2005 0.208 2006 0.204 2007 0.250 2008 0.277 3 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 0.077 2006 0.047 2007 0.089 2008 0.085 4 Perusahaan Gas Negara Tbk 2005 0.286 2006 0.361 2007 0.350 2008 0.364 5 Bank Negara Indonesia Tbk 2005 0.176 2006 0.178 2007 0.085 2008 0.113 6 Indosat Tbk 2005 0.315 2006 0.278 2007 0.274 2008 0.254 7 United Tractors Tbk 2005 0.129 2006 0.097 2007 0.132 2008 0.149 75 8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2005 0.089 2006 0.090 2007 0.104 2008 0.112 9 Matahari Putra Prima Tbk 2005 0.045 2006 0.047 2007 0.042 2008 0.041 10 Aneka Tambang Persero Tbk 2005 0.346 2006 0.427 2007 0.566 2008 0.152 11 Astra International Tbk 2005 0.105 2006 0.090 2007 0.121 2008 0.122 12 Energi Mega Persada Tbk 2005 0.227 2006 0.144 2007 0.108 2008 0.313 13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 2005 0.074 2006 0.080 2007 0.075 2008 0.075 14 Gajah Tunggal Tbk 2005 0.084 2006 0.067 2007 0.100 2008 0.073 15 Kalbe Farma Tbk 2005 0.188 2006 0.176 2007 0.161 2008 0.145 76 16 Tempo Scan Pacifik Tbk 2005 0.142 2006 0.115 2007 0.103 2008 0.100 Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Operating Leverage tertinggi adalah Bank Central Asia sebesar 0,379 dan yang terendah adalah PT Matahari Putra Prima sebesar 0,045. Pada tahun 2006 Operating Leverage tertinggi adalah Perusahaan Gas Negara sebesar 0,361 dan yang terendah PT Astra Otoparts Tbk dan Matahari Putra Prima Tbk sebesar 0,047. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah Bank Central Asia Tbk sebesar 0,388 dan yang terendah adalah Matahari Putra Prima Tbk sebesar 0,042. sedangkan pada tahun 2008 yang tertinggi adalah Bank Centra Asia sebesar 0,397 dan yang terendah sebesar 0,041 pada Matahari Putra Prima Tbk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bank Central Asia memiliki operating leverage tertinggi dibandingkan dengan 15 perusahaan sampel lainnya sedangkan operating leverage yang terendah dimiliki oleh Matahari Putra Prima Tbk dibandingkan dengan 15 perusahaan sampel lainnya. Selama tahun 2005 sampai dengan 2008, operating leverage tertinggi yaitu sebesar 0,397 pada Bank Central Asia pada tahun 2008. Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar 0,041 pada Matahari Putra Prima Tbk tahun 2008. 77

4.3.3. Deskripsi Mengenai Asset Growth

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai asset growth pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.3 : Data Asset Growth Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008 No. Nama Perusahaan Tahun Asset Growth 1 Bank Central Asia Tbk 2005 0.131 2006 0.230 2007 -0.050 2008 0.154 2 Semen Gresik persero Tbk 2005 0.194 2006 0.137 2007 0.091 2008 0.214 3 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 0,241 2006 -0.143 2007 0.198 2008 0.212 4 Perusahaan Gas Negara Tbk 2005 0.180 2006 0.181 2007 0.247 2008 0.312 5 Bank Negara Indonesia Tbk 2005 0.075 2006 0.138 2007 -0.004 2008 0.105 6 Indosat Tbk 2005 0.090 2006 0.053 2007 0.258 78 2008 0.116 7 United Tractors Tbk 2005 0.330 2006 0.032 2007 0.245 2008 0.349 8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2005 0.045 2006 0.145 2007 0.212 2008 0.282 9 Matahari Putra Prima Tbk 2005 0.187 2006 0.185 2007 -0,226 2008 0.184 10 Aneka Tambang Persero Tbk 2005 -2.644 2006 0.416 2007 0.531 2008 -0.252 11 Astra International Tbk 2005 0.275 2006 -0.102 2007 0.209 2008 0.277 12 Energi Mega Persada Tbk 2005 0.422 2006 0.102 2007 -0.447 2008 0.388 13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 2005 0.116 2006 0.040 2007 0.085 2008 0.115 14 PT. Gajah Tunggal Tbk 2005 -0.408 2006 0.116 2007 1.000 79 2008 0.164 15 PT. Kalbe Farma Tbk 2005 0.419 2006 0.033 2007 0.133 2008 0.111 16 PT. Tempo Scan Pasific Tbk 2005 0.051 2006 0.085 2007 0.126 2008 0.140 Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Asset Growth tertinggi adalah Energi Mega Persada Tbk sebesar 0,422 dan yang terendah adalah Aneka Tambang persero Tbk sebesar -2,644. Pada tahun 2006 Asset Growth tertinggi adalah Aneka Tambang persero Tbk sebesar 0,416 dan yang terendah Astra Internasional sebesar -0,102. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah PT Gajah Tunggal sebesar 1,000 dan yang terendah adalah Energi Mega Persada Tbk sebesar - 0,447. sedangkan pada tahun 2008 yang tertinggi adalah Energi Mega Persada sebesar 0,388 dan yang terendah sebesar -0,252 pada Aneka Tambang Persero Tbk Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2005 sampai dengan 2008, asset growth tertinggi yaitu sebesar 1,000 pada PT Gajah Tunggal pada tahun 2007. Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar -2,644 pada Aneka Tambang Persero Tbk tahun 2005. 80

4.3.4. Deskripsi Mengenai Beta Saham

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Beta Saham pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.4 : Data Beta Saham Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008 Nama Perusahaan Tahun Beta Saham 1 Bank Central Asia Tbk 2005 0,14646 2006 -0,35442 2007 0,31497 2008 0,01893 2 Semen Gresik Persero Tbk 2005 0,35059 2006 0,02045 2007 0,0312 2008 0,54697 3 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 0,19858 2006 -0,03753 2007 -0,35678 2008 0,7459 4 Perusahaan Gas Negara Tbk 2005 0,28462 2006 -0,24148 2007 0,22777 2008 0,11687 5 Bank Negara Indonesia Tbk 2005 0,04942 2006 -0,04229 2007 0,34342 2008 0,08718 6 Indosat Tbk 2005 0,06449 2006 -0,17557 81 2007 0,14063 2008 -0,29227 7 United Tractors Tbk 2005 -0,14381 2006 0,09263 2007 0,13811 2008 -0,05186 8 Indofood Sukses Makmur Tbk 2005 -0,00887 2006 0,66099 2007 -0,03587 2008 0,27652 9 Matahari Putra Prima Tbk 2005 -0,0673 2006 -0,00239 2007 0,29725 2008 0,0213 10 Aneka Tambang Persero Tbk 2005 0,00402 2006 0,35753 2007 0,97435 2008 -0,48453 11 Astra International Tbk 2005 0,03741 2006 -0,19834 2007 0,15469 2008 -0,11992 12 Energi Mega Persada Tbk 2005 0,24946 2006 0,22425 2007 0,14563 2008 -0,00419 13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk 2005 0,24856 2006 0,18664 2007 0,01905 2008 0,10066 14 Gajah Tunggal Tbk 2005 -0,25536 2006 0,29016 2007 0,00023 82 2008 0,42086 15 Kalbe Farma Tbk 2005 0,09178 2006 0,08092 2007 0,06564 2008 0,50221 16 Tempo Scan Pacific Tbk 2005 -0,24693 2006 0,19977 2007 -0,80342 2008 0,00378 Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Beta Saham tertinggi adalah Semen Gresik persero Tbk sebesar 0,35059 dan yang terendah adalah Gajah Tunggal Tbk sebesar -0,25536. Pada tahun 2006 Beta saham tertinggi adalah Aneka Tambang persero Tbk sebesar 0,35753 dan yang terendah adalah Bank Central Asia sebesar -0,35442. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah Aneka Tambang persero Tbk sebesar 0,97435 dan yang terendah adalah Tempo Scan Pacific Tbk sebesar -0,80342. sedangkan pada tahun 2008 yang tertinggi adalah PT Astra Otoparts sebesar 0,74590 dan yang terendah sebesar -0,48453 pada Aneka Tambang Persero Tbk Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2005 sampai dengan 2008, beta saham tertinggi yaitu sebesar 0,74590 pada PT Astra Otoparts pada tahun 2008. Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar -0,80342 pada Tempo Scan Pacific Tbk tahun 2007. 83

4.3.5. Hasil Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov data dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 5. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5: Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 64 .0000000 .27782024 .097 .090 -.097 .773 .588 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : Lampiran 2 Hasil uji normalitas terhadap nilai residual persamaan regresi dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov, menunjukkan nilai signifikansi 0,588 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada persamaan regresi memiliki distribusi data yang normal. 84

4.3.6. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

4.3.6.1.Multikolinieritas Multikolinearitas merupakan situasi dimana terdapat korelasi antara variabel-variabel independen. Gejala ini dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan Tolerance TOL dan Variance Inflation Faktor VIF. Dengan ketentuan apabila nilai TOL mendekati 1 maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel, dan apabila nilai VIF kurang dari 10 maka tingkat multikolinearitasnya termasuk tidak berbahaya. Hasil analisis pengujian uji linieritas multikolinieritas adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients a .031 .099 .310 .758 -.033 .158 -.027 -.211 .833 -.027 .969 1.032 .419 .308 .176 1.361 .179 .173 .966 1.035 -.005 .026 -.025 -.194 .847 -.025 .985 1.015 Constant Financial Leverage X1 Operating Leverage X2 Asset Growth X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correla tions Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Beta Saham Y a. Sumber: Lampiran 2 Hasil uji Multikolinieritas menunjukkan nilai VIF X1=1,032; X2=1,035; dan X3=1,015 kurang dari 10; sehingga tidak terjadi multikolinieritas yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas penelitian dapat dipenuhi. 4.3.6.2.Heteroskedastisitas Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini biasa diidentifikasi dengan cara 85 menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas kesalahan lebih besar dari 5 maka tidak ada hubungan tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sebagai berikut : Tabel 4.7: Tabel Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Correlations 1.000 .037 -.144 .079 . .387 .128 .267 64 64 64 64 .037 1.000 .123 .120 .387 . .167 .173 64 64 64 64 -.144 .123 1.000 .288 .128 .167 . .011 64 64 64 64 .079 .120 .288 1.000 .267 .173 .011 . 64 64 64 64 Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Unstandardized Residual Financial Leverage X1 Operating Leverage X2 Asset Growth X3 Spearmans rho Unstandardiz ed Residual Financial Leverage X1 Operating Leverage X2 Asset Growth X3 Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed. . Sumber: Lampiran 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas pada nilai residual variabel bebas penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel X1=0,387; X2=0,128; dan X3=0,267; yang nilainya 0,05; berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dipenuhi. 4.3.6.3.Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara anggota serangkaian data observasi. Untuk mendeteksi gejala 86 autokorelasi digunakan Durbin–Watson dw statistic. Hasil analisis pengujian uji Autokorelasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.8: Tabel Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b .173 a .030 -.018 .2846810 2.483 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, Asset Growth X3, Financial Leverage X1, Operating Leverage X2 a. Dependent Variable: Beta Saham Y b. Sumber: Lampiran 2 Ad a Au toko rel asi po sitif A d a Au toko relasi negat if Daerah Keragu-raguan D.W = 2.483 Daerah Keragu-raguan Daerah Keragu-raguan Tidak Ada Autokorelasi du = 1,695 4-du = 2.305 dl = 1.502 4-dl = 2,498 Gambar 4.1. Kurva Hasil Pengujian Durbin Watson Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 2,483. Berdasarkan table DW dengan jumlah sample n = 64 dan variabel independen k = 3 dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh nilai d L = 1,502 dan d U = 1,695. Nilai DW 2,483 terletak antara 4 - d U 2,305 dan 4 - d L 2,498 atau 87 terletak di daerah tanpa kesimpulan; sehingga dapat DIANGGAP bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi dapat dipenuhi.

4.3.7. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Tabel 4.9: Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a .031 .099 .310 .758 -.033 .158 -.027 -.211 .833 -.027 .969 1.032 .419 .308 .176 1.361 .179 .173 .966 1.035 -.005 .026 -.025 -.194 .847 -.025 .985 1.015 Constant Financial Leverage X1 Operating Leverage X Asset Growth X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correla tions Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Beta Saham Y a. Sumber: lampiran 2 Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0.031 - 0.033 X1 + 0.419 X2 – 0.005 X3 Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nilai

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Saham Minoritas Dan Financial Leverage Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008)

0 47 83

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITASDAN LEVERAGE TERHADAP BETA SAHAM PERUSAHAAN ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP BETA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE TAHUN 2004-

0 3 14

PENGARUH LEVERAGE OPERASI, LEVERAGE KEUANGAN, DAN CYCLICALITY TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 6

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE, DAN ASSET GROWTH TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 107

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 75

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN ASSET GROWTH TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 1 20

ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20