69
Ruang lingkup kegiatan perusahaan bergerak dalam bidang industri farmasi dan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970.
Anak perusahaan yang dikonsolidasi bergerak dalam bidang industri dan pemasaran obat-obatan, formula bayi, perawatan kesehatan,
kosmetik dan jasa distribusi. 4.2.16.
PT. United Tractors Tbk
PT. United Tractors adalah distributor bidang pertambangan dalam menyediakan kedaraan alat-alat berat seperti traktor, Forklift,
dan lain-lain. Didirikan pertamakali pada tahun 1972, saat ini kantor pusat perusahaan berada di Jl. Raya Bekasi Km 22, Cakung jakarta
13910. Cabang perusahaan juga terdapat di Jl. Raya Bekasi Km 22, Jakarta Timur. PT. Unit Traktor juga melakukan kerjasama dengan
Komatsu Forklift Co. Ltd. of Japan, John Deere International Ltd.of United States dan Bomag Koehring Gmbh of West Garmany.
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Mengenai Financial Leverage
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Financial Leverage pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai
berikut :
70
Tabel 4.1 : Tabel Data Financial Leverage Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008
No. Nama Perusahaan Tahun
Financial Leverage
1 Bank Central Asia Tbk
2005 0.894
2006 0.898
2007 0.906
2008 0.905
2 Semen Gresik Persero Tbk
2005 0.376
2006 0.255
2007 0.211
2008 0.229
3 PT. Astra Otoparts Tbk
2005 0.383
2006 0.352
2007 0.317
2008 0.299
4 Perusahaan Gas Negara Tbk
2005 0.601
2006 0.594
2007 0.654
2008 0.685
5 Bank Negara Indonesia Tbk
2005 0.919
2006 0.913
2007 0.742
2008 0.923
6 Indosat Tbk
2005 0.406
71
2006 0.550
2007 0.628
2008 0.658
7 United Tractors Tbk
2005 0.610
2006 0.587
2007 0.555
2008 0.510
8 Indofood Sukses Makmur Tbk
2005 0.679
2006 0.653
2007 0.633
2008 0.668
9 Matahari Putra Prima Tbk
2005 0.534
2006 0.632
2007 0.607
2008 0.675
10 Aneka Tambang Persero Tbk
2005 0.527
2006 0.413
2007 0.272
2008 0.208
11 Astra International Tbk
2005 0.484
2006 0.544
2007 0.377
2008 0.497
12 Energi Mega Persada Tbk
2005 0.873
72
2006 0.815
2007 0.643
2008 0.703
13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
2005 0.246
2006 0.230
2007 0.262
2008 0.225
14 Gajah Tunggal Tbk
2005 0.729
2006 0.707
2007 0.718
2008 0.811
15 Kalbe Farma
Tbk 2005
0.385 2006
0.234 2007
0.218 2008
0.238 16
Tempo Scan Pacific Tbk 2005
0.201 2006
0.180 2007
0.201 2008
0.221
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Financial Leverage tertinggi adalah Bank Negara
Indonesia Tbk sebesar 0,919 dan yang terendah adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk sebesar 0,201. Pada tahun 2006 Financial Leverage tertinggi
73
adalah Bank Negara Indonesia sebesar 0,913 dan yang terendah PT Tempo Scan Pacific Tbk sebesar 0,180. Pada tahun 2007 yang tertinggi
adalah Bank Central Asia Tbk sebesar 0,906 dan yang terendah adalah PT Tempo Scan Pacific Tbk sebesar 0,201. sedangkan pada tahun 2008 yang
tertinggi adalah Bank Negara Indonesia sebesar 0,923 dan yang terendah sebesar 0,203 pada PT Aneka Tambang Tbk.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bank Negara Indonesia memiliki financial leverage tertinggi dibandingkan dengan 15 perusahaan sample
lainnya sedangkan financial leverage yang terendah dimiliki oleh PT Tempo Scan Pacifik dibandingkan dengan 15 perusahaan sample lainnya.
Selama tahun 2005 sampai dengan 2008, financial leverage tertinggi yaitu sebesar 0,923 pada Bank Negara Indonesia pada tahun 2008. Sedangkan
yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar 0,180 pada PT Tempo Scan Pacific Tbk tahun 2006.
4.3.2. Deskripsi Mengenai Operating Leverage
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai operating leverage pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai
berikut:
74
Tabel 4.2: Data Operating Leverage Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008
No. Nama Perusahaan
Tahun Operating
Leverage
1 Bank Central Asia Tbk
2005 0.379
2006 0.350
2007 0.388
2008 0.397
2 Semen Gresik persero Tbk
2005 0.208
2006 0.204
2007 0.250
2008 0.277
3 PT. Astra Otoparts Tbk
2005 0.077
2006 0.047
2007 0.089
2008 0.085
4 Perusahaan Gas Negara Tbk
2005 0.286
2006 0.361
2007 0.350
2008 0.364
5 Bank Negara Indonesia Tbk
2005 0.176
2006 0.178
2007 0.085
2008 0.113
6 Indosat Tbk
2005 0.315
2006 0.278
2007 0.274
2008 0.254
7 United Tractors Tbk
2005 0.129
2006 0.097
2007 0.132
2008 0.149
75
8 Indofood Sukses Makmur Tbk
2005 0.089
2006 0.090
2007 0.104
2008 0.112
9 Matahari Putra Prima Tbk
2005 0.045
2006 0.047
2007 0.042
2008 0.041
10 Aneka Tambang Persero Tbk
2005 0.346
2006 0.427
2007 0.566
2008 0.152
11 Astra International Tbk
2005 0.105
2006 0.090
2007 0.121
2008 0.122
12 Energi Mega Persada Tbk
2005 0.227
2006 0.144
2007 0.108
2008 0.313
13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
2005 0.074
2006 0.080
2007 0.075
2008 0.075
14 Gajah Tunggal Tbk
2005 0.084
2006 0.067
2007 0.100
2008 0.073
15 Kalbe Farma
Tbk 2005
0.188 2006
0.176 2007
0.161 2008
0.145
76
16 Tempo Scan Pacifik Tbk
2005 0.142
2006 0.115
2007 0.103
2008 0.100
Sumber: Lampiran 1 Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005
yang memperoleh Operating Leverage tertinggi adalah Bank Central Asia sebesar 0,379 dan yang terendah adalah PT Matahari Putra Prima
sebesar 0,045. Pada tahun 2006 Operating Leverage tertinggi adalah Perusahaan Gas Negara sebesar 0,361 dan yang terendah PT Astra
Otoparts Tbk dan Matahari Putra Prima Tbk sebesar 0,047. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah Bank Central Asia Tbk sebesar 0,388 dan
yang terendah adalah Matahari Putra Prima Tbk sebesar 0,042. sedangkan pada tahun 2008 yang tertinggi adalah Bank Centra Asia
sebesar 0,397 dan yang terendah sebesar 0,041 pada Matahari Putra Prima Tbk.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bank Central Asia memiliki operating leverage tertinggi dibandingkan dengan 15 perusahaan sampel
lainnya sedangkan operating leverage yang terendah dimiliki oleh Matahari Putra Prima Tbk dibandingkan dengan 15 perusahaan sampel
lainnya. Selama tahun 2005 sampai dengan 2008, operating leverage tertinggi yaitu sebesar 0,397 pada Bank Central Asia pada tahun 2008.
Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar 0,041 pada Matahari Putra Prima Tbk tahun 2008.
77
4.3.3. Deskripsi Mengenai Asset Growth
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai asset growth pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai
berikut : Tabel 4.3 : Data Asset Growth Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2005-2008
No. Nama Perusahaan Tahun
Asset Growth
1 Bank Central Asia Tbk
2005 0.131
2006 0.230
2007 -0.050
2008 0.154
2 Semen Gresik persero Tbk
2005 0.194
2006 0.137
2007 0.091
2008 0.214
3 PT. Astra Otoparts Tbk
2005 0,241
2006 -0.143
2007 0.198
2008 0.212
4 Perusahaan Gas Negara Tbk
2005 0.180
2006 0.181
2007 0.247
2008 0.312
5 Bank Negara Indonesia Tbk
2005 0.075
2006 0.138
2007 -0.004
2008 0.105
6 Indosat Tbk
2005 0.090
2006 0.053
2007 0.258
78
2008 0.116
7 United Tractors Tbk
2005 0.330
2006 0.032
2007 0.245
2008 0.349
8 Indofood Sukses Makmur Tbk
2005 0.045
2006 0.145
2007 0.212
2008 0.282
9 Matahari Putra Prima Tbk
2005 0.187
2006 0.185
2007 -0,226
2008 0.184
10 Aneka Tambang Persero Tbk
2005 -2.644
2006 0.416
2007 0.531
2008 -0.252
11 Astra International Tbk
2005 0.275
2006 -0.102
2007 0.209
2008 0.277
12 Energi Mega Persada Tbk
2005 0.422
2006 0.102
2007 -0.447
2008 0.388
13 PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
2005 0.116
2006 0.040
2007 0.085
2008 0.115
14 PT. Gajah Tunggal Tbk
2005 -0.408
2006 0.116
2007 1.000
79
2008 0.164
15 PT. Kalbe Farma Tbk
2005 0.419
2006 0.033
2007 0.133
2008 0.111
16 PT. Tempo Scan Pasific Tbk
2005 0.051
2006 0.085
2007 0.126
2008 0.140
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Asset Growth tertinggi adalah Energi Mega Persada Tbk
sebesar 0,422 dan yang terendah adalah Aneka Tambang persero Tbk sebesar -2,644. Pada tahun 2006 Asset Growth tertinggi adalah Aneka
Tambang persero Tbk sebesar 0,416 dan yang terendah Astra Internasional sebesar -0,102. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah PT Gajah Tunggal
sebesar 1,000 dan yang terendah adalah Energi Mega Persada Tbk sebesar - 0,447. sedangkan pada tahun 2008 yang tertinggi adalah Energi Mega
Persada sebesar 0,388 dan yang terendah sebesar -0,252 pada Aneka Tambang Persero Tbk
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2005 sampai dengan 2008, asset growth tertinggi yaitu sebesar 1,000 pada PT Gajah Tunggal pada
tahun 2007. Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar -2,644 pada Aneka Tambang Persero Tbk tahun 2005.
80
4.3.4. Deskripsi Mengenai Beta Saham
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Beta Saham pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 4.4 : Data Beta Saham Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008
Nama Perusahaan Tahun
Beta Saham 1 Bank Central Asia Tbk
2005 0,14646
2006 -0,35442
2007 0,31497
2008 0,01893
2 Semen Gresik Persero Tbk 2005
0,35059 2006
0,02045 2007
0,0312 2008
0,54697 3 PT. Astra Otoparts Tbk
2005 0,19858
2006 -0,03753
2007 -0,35678
2008 0,7459
4 Perusahaan Gas Negara Tbk 2005
0,28462 2006
-0,24148 2007
0,22777 2008
0,11687 5 Bank Negara Indonesia Tbk
2005 0,04942
2006 -0,04229
2007 0,34342
2008 0,08718
6 Indosat Tbk
2005 0,06449
2006 -0,17557
81
2007 0,14063
2008 -0,29227
7 United Tractors Tbk 2005
-0,14381 2006
0,09263 2007
0,13811 2008
-0,05186 8 Indofood Sukses Makmur Tbk
2005 -0,00887
2006 0,66099
2007 -0,03587
2008 0,27652
9 Matahari Putra Prima Tbk 2005
-0,0673 2006
-0,00239 2007
0,29725 2008
0,0213 10 Aneka Tambang Persero Tbk
2005 0,00402
2006 0,35753
2007 0,97435
2008 -0,48453
11 Astra International Tbk 2005
0,03741 2006
-0,19834 2007
0,15469 2008
-0,11992 12 Energi Mega Persada Tbk
2005 0,24946
2006 0,22425
2007 0,14563
2008 -0,00419
13
PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
2005 0,24856
2006 0,18664
2007 0,01905
2008 0,10066
14 Gajah Tunggal Tbk 2005
-0,25536 2006
0,29016 2007
0,00023
82
2008 0,42086
15 Kalbe Farma
Tbk 2005
0,09178 2006
0,08092 2007
0,06564 2008
0,50221 16 Tempo Scan Pacific Tbk
2005 -0,24693
2006 0,19977
2007 -0,80342
2008 0,00378
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan pada tabel diatas diperoleh hasil pada tahun 2005 yang memperoleh Beta Saham tertinggi adalah Semen Gresik persero
Tbk sebesar 0,35059 dan yang terendah adalah Gajah Tunggal Tbk sebesar -0,25536. Pada tahun 2006 Beta saham tertinggi adalah Aneka Tambang
persero Tbk sebesar 0,35753 dan yang terendah adalah Bank Central Asia sebesar -0,35442. Pada tahun 2007 yang tertinggi adalah Aneka
Tambang persero Tbk sebesar 0,97435 dan yang terendah adalah Tempo Scan Pacific Tbk sebesar -0,80342. sedangkan pada tahun 2008 yang
tertinggi adalah PT Astra Otoparts sebesar 0,74590 dan yang terendah sebesar -0,48453 pada Aneka Tambang Persero Tbk
Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2005 sampai dengan 2008, beta saham tertinggi yaitu sebesar 0,74590 pada PT Astra
Otoparts pada tahun 2008. Sedangkan yang terendah selama tahun 2005 sampai dengan 2008 sebesar -0,80342 pada Tempo Scan Pacific Tbk tahun
2007.
83
4.3.5. Hasil Pengujian Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov data dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 5. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5: Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
64 .0000000
.27782024 .097
.090 -.097
.773 .588
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 2 Hasil uji normalitas terhadap nilai residual persamaan regresi
dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov, menunjukkan nilai signifikansi 0,588 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data
pada persamaan regresi memiliki distribusi data yang normal.
84
4.3.6. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
4.3.6.1.Multikolinieritas
Multikolinearitas merupakan situasi dimana terdapat korelasi antara variabel-variabel independen. Gejala ini dapat diketahui dengan
menggunakan perhitungan Tolerance TOL dan Variance Inflation Faktor VIF. Dengan ketentuan apabila nilai TOL mendekati 1 maka
tidak terdapat multikolinearitas antar variabel, dan apabila nilai VIF kurang dari 10 maka tingkat multikolinearitasnya termasuk tidak
berbahaya. Hasil analisis pengujian uji linieritas multikolinieritas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Multikolinieritas
Coefficients
a
.031 .099
.310 .758
-.033 .158
-.027 -.211
.833 -.027
.969 1.032
.419 .308
.176 1.361
.179 .173
.966 1.035
-.005 .026
-.025 -.194
.847 -.025
.985 1.015
Constant Financial Leverage X1
Operating Leverage X2 Asset Growth X3
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Partial
Correla tions
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Beta Saham Y a.
Sumber: Lampiran 2 Hasil uji Multikolinieritas menunjukkan nilai VIF X1=1,032;
X2=1,035; dan X3=1,015 kurang dari 10; sehingga tidak terjadi multikolinieritas yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas penelitian dapat dipenuhi.
4.3.6.2.Heteroskedastisitas
Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini biasa diidentifikasi dengan cara
85
menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas kesalahan
lebih besar dari 5 maka tidak ada hubungan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil
analisis sebagai berikut :
Tabel 4.7: Tabel Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Correlations
1.000 .037
-.144 .079
. .387
.128 .267
64 64
64 64
.037 1.000
.123 .120
.387 .
.167 .173
64 64
64 64
-.144 .123
1.000 .288
.128 .167
. .011
64 64
64 64
.079 .120
.288 1.000
.267 .173
.011 .
64 64
64 64
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Correlation Coefficient Sig. 1-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 1-tailed N
Unstandardized Residual Financial Leverage X1
Operating Leverage X2 Asset Growth X3
Spearmans rho Unstandardiz
ed Residual Financial
Leverage X1 Operating
Leverage X2 Asset
Growth X3
Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed. .
Sumber: Lampiran 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas pada nilai residual variabel bebas
penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel X1=0,387; X2=0,128; dan X3=0,267; yang nilainya 0,05; berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dipenuhi.
4.3.6.3.Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara anggota serangkaian data observasi. Untuk mendeteksi gejala
86
autokorelasi digunakan Durbin–Watson dw statistic. Hasil analisis pengujian uji Autokorelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8: Tabel Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summary
b
.173
a
.030 -.018
.2846810 2.483
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, Asset Growth X3, Financial Leverage X1, Operating Leverage X2
a. Dependent Variable: Beta Saham Y
b.
Sumber: Lampiran 2
Ad a Au
toko rel
asi po sitif
A d
a Au toko
relasi negat
if
Daerah Keragu-raguan D.W =
2.483 Daerah Keragu-raguan Daerah Keragu-raguan
Tidak Ada Autokorelasi
du = 1,695
4-du = 2.305
dl = 1.502
4-dl = 2,498
Gambar 4.1. Kurva Hasil Pengujian Durbin Watson
Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai DW sebesar 2,483. Berdasarkan table DW dengan jumlah sample n = 64 dan variabel independen
k = 3 dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh nilai d
L
= 1,502 dan d
U
= 1,695. Nilai DW 2,483 terletak antara 4 - d
U
2,305 dan 4 - d
L
2,498 atau
87
terletak di daerah tanpa kesimpulan; sehingga dapat DIANGGAP bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi dapat dipenuhi.
4.3.7. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Tabel 4.9: Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
.031 .099
.310 .758
-.033 .158
-.027 -.211
.833 -.027
.969 1.032
.419 .308
.176 1.361 .179
.173 .966
1.035 -.005
.026 -.025
-.194 .847
-.025 .985
1.015 Constant
Financial Leverage X1 Operating Leverage X
Asset Growth X3 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Partial Correla
tions Tolerance
VIF Collinearity
Statistics
Dependent Variable: Beta Saham Y a.
Sumber: lampiran 2 Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = 0.031 - 0.033 X1 + 0.419 X2 – 0.005 X3
Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai