BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga, membaca, menulis, mengarang, dan sebagainya. Di antara sekian banyak kebiasaan
manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat
kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok sendiri bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita, meskipun yang melakukannya adalah anak yang masih duduk
di bangku sekolah.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai orang yang merokok di sekitar kita, baik di kantor, kampus, sekolah, pasar, tempat umum lainnya, bahkan
mungkin di rumah kita sendiri. Rokok adalah suatu hal yang tidak asing lagi di telinga kita. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang
merokok. Merokok tidak mengenal situasi sosial ekonomi seseorang, digemari mulai dari yang kaya sampai yang miskin sekalipun. Meski semua orang tahu bahaya yang
ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
Melihat orang merokok lantas menimbulkan suatu pertanyaan di pikiran kita. Jika seseorang telah mengetahui bahaya dan akibat yang ditimbulkan dari merokok
lantas mengapa mereka masih ingin merokok? Apakah pesan peringatan kesehatan yang tercantum pada bungkus rokok belum mampu menyadarkan perokok akan
bahaya yang ditimbulkan? Fenomena inilah yang mendorong peneliti ingin melakukan penelitian ini terlebih lagi belum pernah ada yang meneliti tentang
pengaruh pesan peringatan kesehatan di USU sebelumnya. Fakta yang terjadi di lapangan adalah ketika perokok membeli rokok, mereka cenderung mengabaikan
pesan peringatan kesehatan tersebut, dan tetap memilih untuk merokok, padahal secara pengetahuan mereka paham makna dari pesan peringatan kesehatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini disebabkan karena telah terjadi hubungan disonan tidak harmonis antara tingkat pengetahuan dengan sikap yang diambil perokok tersebut.
Dalam kepulan asap rokok terkandung lebih dari 4000 jenis zat kimia dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik merangsang tumbuhnya kanker. Asap rokok
merupakan kumpulan berbagai bahan bersifat gas yang terbentuk pada saat rokok dibakar secara tidak sempurna, terdiri atas gas dan bahan yang diendapkan waktu
dihisap. Temperatur rokok pada bibir adalah 30 C, sedangkan temperatur pada ujung
rokok yang terbakar adalah 900 C. Menurut Cornwarth dan Miller dalam Mangku
Sitepoe 1997:13 membedakan kebiasaan merokok sebagai 1 dorongan psikologis: rasanya sebagai rangsangan seksual melalui mulut waktu merokok, sebagai ritual,
menunjukkan kejantanan bangga diri, mengalihkan kecemasan, menunjukkan kedewasaan, serta rangsangan mulut melalui jari-jari pada saat merokok; 2
dorongan fisiologis: adiksi ketagihan tubuh terhadap kandungan rokok berupa
nikotin atau disebut kecanduan terhadap nikotin.
Penelitian ini dilakukan atas dasar fenomena permasalahan meningkatnya jumlah perokok pada setiap tahunnya. Dan kematian pada tahun 2020 akan
meningkat dua kali lipat jika kebiasaan konsumsi rokok terus bertambah pada setiap tahun. Faktanya, satu batang rokok dapat mengurangi 12 menit umur manusia. Itulah
sebabnya kematian yang disebabkan oleh rokok terus meningkat. Di Asia, Badan Kesehatan Dunia WHO menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga
terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa.
http:internasional.kompas.comread2008060717531289Jumlah.Perokok.Pemula.Me ningkat.
Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi konsumsi rokok masyarakat Indonesia, diantaranya dengan menaikkan pajak cukai rokok setiap tahun
dan menetapkan pasal 115 tentang UU Kesehatan yang menyebutkan kawasan tanpa rokok KTR yakni fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum lainnya. Pada bulan Desember 2013 yang lalu DPRD beserta Pemko Medan
sudah mengesahkan peraturan daerah Perda kawasan tanpa rokok KTR dimana
Universitas Sumatera Utara
bagi pelanggar Perda KTR yakni denda perorangan maksimal Rp 50 ribu, denda bagi pengelola tempat kerja atau umum maksimal Rp 5 juta dan denda bagi yang sengaja
membiarkan maksimal Rp 10 juta www.medanbagus.com. Tetapi hingga sekarang kita masih bisa dengan mudah menyaksikan orang-orang yang begitu bebasnya
menghisap rokok di tempat-tempat umum seperti pasar, perkantoran, serta kendaraan umum tanpa ada tindakan tegas dari petugas. Bahkan, di sekolahkampus, tak jarang
para gurudosen yang dengan bebas merokok sesuka hatinya di depan
muridmahasiswa mereka sendiri.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003, tiap bungkus rokok harus mencantumkan pesan peringatan kesehatan tunggal dan tidak berganti-ganti yang
bunyinya ialah “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.” Dan hingga saat penelitian ini dilakukan,
Indonesia masih mencantumkan pesan peringatan kesehatan berbentuk tulisan pada bagian bawah bungkus rokok yang berbunyi: “Merokok dapat menyebabkan kanker,
serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.”
Sebagai tindak lanjut dari peraturan pemerintah PP 109 tahun 2012 yang mengatur tentang pemasangan gambar menyeramkan yang merupakan efek yang
ditimbulkan oleh rokok, mulai bulan Juni 2014 nanti, pesan peringatan kesehatan pada bungkus rokok akan berganti menjadi Peringatan: Merokok Membunuhmu
www.detikhealth.com . Pesan peringatan kesehatan tersebut disertai dengan gambar
pendukung di sebelahnya, yakni seorang perokok yang memegang sebatang rokok sambil menghembuskan asap rokok yang mengepul membentuk tengkorak kepala
manusia. Ada pula tulisan 18+ di samping kanan atas pesan peringatan kesehatan itu yang menyatakan bahwasanya rokok hanya boleh dijual kepada orang yang telah
berumur 18 tahun ke atas. Pesan peringatan kesehatan ini juga sekarang sudah bermunculan di layar televisi menggantikan pesan peringatan kesehatan yang dulu
yaitu “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.”
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pesan peringatan kesehatan yang digunakan adalah yang berbunyi “Merokok dapat menyebabkan kanker,
serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.”, mengingat pesan peringatan kesehatan yang baru yaitu Peringatan: Merokok Membunuhmu baru
akan berlaku mulai bulan Juni 2014 dan bungkus kemasan rokok yang beredar
sekarang masih menggunakan pesan peringatan yang lama.
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena mengingat jumlah perokok yang menurut hasil riset lembaga internasional dan penelitian lainnya yang cenderung terus
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Secara global, jumlah perokok telah naik dari 721 juta orang pada 1980 menjadi 967 juta orang pada 2012 dan jumlah
rokok yang dihisap setiap tahunnya juga mengalami kenaikan sebesar 26 persen dalam kurun waktu tiga dekade terakhir Harian Analisa, 9 Januari 2014. Yang
mengkhawatirkan kita semua tentunya fakta bahwa perokok pemula semakin lama semakin bertambah banyak. Mengutip Lembaga Demografi FE UI, dikatakan
bahwasanya hampir 80 persen perokok mulai merokok sebelum umur 19 tahun dan menurut Centers for Disease Control and Prevention CDC setiap hari sekitar 3.600
anak-anak usia 12-17 tahun mulai merokok. Kecenderungan merokok di kalangan remaja umur 15-19 tahun di Indonesia semakin meningkat sebanyak 3 kali lipat dari
7,1 Susenas, 1995 menjadi 43,3 Susenas, 2010. Senada dengan data tersebut, data hasil Riskesdas 2010 menunjukkan persentase anak yang memulai perilaku
merokok pada umur 10-14 tahun adalah sebesar 17,5.
Belakangan ini menjaga kesehatan menjadi hal yang cukup sulit dilakukan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan zaman, manusia dituntut untuk bisa
menyesuaikan diri sehingga sering disibukkan dengan pekerjaan dan mengabaikan kesehatannya. Banyak kita jumpai kasus orang-orang di sekitar kita yang menutup
usia dengan cepat. Ini bisa diakibatkan karena mereka terlalu sibuk sehingga tidak menjaga dan mengecek kesehatan mereka atau juga karena faktor makanan modern
sekarang yang serba instan. Hal ini sangat ironis mengingat kesehatan adalah harta yang paling berharga yang tidak bisa dibeli meskipun kita memiliki uang yang
berlimpah. Meskipun nantinya penelitian ini belum bisa mengubah perilaku seorang
Universitas Sumatera Utara
perokok secara langsung namun diharapkan melalui penelitian ini mampu memberikan sumbangsih berupa wawasan dan gagasan serta menjadikan perokok
lebih sadar terhadap bahaya yang ditimbulkan dari merokok.
Sebagai objek penelitian peneliti adalah masyarakat di Kelurahan Sei Rengas II, Kecamatan Medan Area. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di
kelurahan serta di daerah ini juga banyak sekali terdapat orang yang merokok dan toko serta warung yang menjual rokok. Berangkat dari kenyataan inilah peneliti
merasa tertarik untuk mengambil lokasi penelitian di daerah ini. Kecamatan Medan Area sendiri adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara,
Indonesia. Kecamatan Medan Area berbatasan dengan Medan Kota di sebelah barat, Medan Denai di timur, Medan Kota di selatan, dan Medan Perjuangan di utara. Pada
tahun 2006, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 107.558 jiwa. Luasnya adalah 9,05 km² dan kepadatan penduduknya adalah 20.005,80 jiwakm². Sebagian
besar penduduk kecamatan ini adalah Suku Melayu Deli 50 dan kebanyakan dari kalangan bangsawan, sedangkan suku lainnya adalah Batak, Minang, Tionghoa dan
Jawa http:id.wikipedia.orgwikiMedan_Area_Medan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pesan
peringatan kesehatan pada bungkus rokok terhadap kesadaran perokok di Kelurahan
Sei Rengas II, Kecamatan Medan Area.
1.2 Pembatasan Masalah