BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGUJIAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Kajian Teoretik
1. Kooperatif Learning
Sistem pembelajaran gotong royong atau kooperatif learning merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran yang
berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang
bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota
kelompok Sugandi, 2002.
4
2. Think Pair Share
Think pair share TPS atau bertukar pikiran dengan pasangan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa.
5
Langkah-langkah dalam TPS yaitu: 1
Berpikir thinking Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan
penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.
4
http:www.sd-binatalenta.comartikel_ina.pdf , 25 Januari 2009, 20.29
5
http:marselinaportofolio.blogspot.com200812model-model-pembelajaran-inovatif.htm ,15
Januari 2009, 17.27
2 Berpasangan pairing
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka
masing-masing 3
Berbagi sharing Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.
3. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.
6
Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia
menyesuaikan diri adaptasi dengan lingkungan.
7
Menurut gagne 1984, belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.
8
Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or
experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
9
Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which behavior in the broader sense is organited or changed through practice or
6
Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.89
7
Zikri Neni Iska. Psikologi. hal.76
8
http:whandi.netindex.php?pilih=newsmod=yesaksi=lihatid=41 , 25 Januari 2009, 20.45
9
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan, hal.104
training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
10
4. Hasil Belajar
Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa
dalam pembelajaran dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian
hasil belajar, alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan
secara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.
11
2 Alat Evaluasi Hasil Belajar
Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi.
Alat evaluasi hasil belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah,
bentuk pilihan ganda, bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes esai.
12
3 Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
13
10
Ibid.
11
http:www.geocities.comguruvalahhasil_belajar_bab2.pdf , 27 Januari 2009, 21.15
12
Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.146-149
13
Ibid. hal.150
4 Batas Minimum Hasil Belajar
Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut.
Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa.
14
5. Tinjauan Bahan Ajar Larutan Elekrolit dan Non-elektrolit
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius seorang ahli kimiaterkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit. Menurut Arrhenius, larutan
elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan positif dan negatif yang disebut ion. Ion-ion ini terbagi atas dua, yaitu ion positif
dan ion negatif. Jumlah ion positif akan sama dengan jumlah ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan menjadi netral. Ion-ion inilah yang
kemudian dapat menghantarkan arus listrik.
15
Berdasarkan daya hantar arus listrik, larutan dibadakan menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit
dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
16
B. Bahasan Hasil Penelitian Yang Relevan