Tabel 2.4. Sistem Monitoring Indikator Performansi Sistem Monitoring
Indikator Performansi 90
Exellent 70 – 90
Good 50 – 70
Average 40 – 50
Marginal 40
Poor Sumber : Trienekens dan Hvolby, 2000
Pada pengukuran ini, setiap bobot indikator dikonversikan ke dalam interval nilai tertentu yaitu 0 sampai 100. Nol 0 diartikan paling jelek dan
seratus 100 diartikan paling baik. Dengan demikian parameter dari setiap indikator adalah sama, setelah itu didapatkan suatu hasil yang dapat dianalisa.
Untuk memantau nilai pencapaian performansi terhadap nilai pencapaian terbaik atau target yang ingin dicapai oleh perusahaan maka dibutuhkan sistem
monitoring indikator performansi. Jika nilai kinerja 40 maka pencapaian performansinya dapat dikategorikan kedalam kondisi yang sangat rendah poor
sedangkan jika skor normalisasi mencapai nilai diatas 90 maka dapat dikategorikan sangat baik sekali excellent
2.7 Peneliti Terdahulu
Beberapa penunjang bahan Supply Chain Operations Reference yang telah
dilakukan penelitian sebelumnya antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Ilma Shofyana, Analisa Performansi Supply Chain Operation Reference di
PT. Petronika Gresik, UPN Veteran Jawa Timur, 2010 Mengetahui performansi kinerja supply chaín di PT Petronika, hasil
penelitiannya adalah pengukuran performasi supply chain PT Petronika dapat diketahui bahwa nilai performansi yang paling tinggi terdapat pada periode bulan
Februari 2010 714.6 dan nilai performasi supply chain yang paling rendah terdapat pada periode bulan September 2009 514.78. Dan tiga indikator yang
mempunyai nilai skor rendah, yang pertama adalah Percentage of adjusted production quantity dengan skor 43,4 Dan yang ketiga adalah Minimum delivery
quantity dengan skor 9,7. 2.
Ita Yustianingwati, Implementasi supply chain Untuk Pengukuran Kinerja di PT Varia Usaha Beton Waru – Sidoarjo, UPN Veteran Jawa Timur, 2005.
Untuk mengetahui tingkat kinerja Supply Chain di PT. Varia Usaha Beton, hasil penelitiannya adalah Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap Kinerja
berdasarkan metode supply chain dengan pendekatan model Supply Chain Operations Reference SCOR yaitu : a. Plan yaitu 81,75, b. Source yaitu
56.41 ,c .Make yaitu proses produksi yang berlangsung lama. d.Deliver yaitu 27.65 serta e. Return yaitu 43.89.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Bayer Indonesia – Bayer CropScience yang
terletak di Jl. Rungkut Industri I No. 12 Surabaya. Penelitian dilakukan mulai
bulan Agustus 2010 sampai data yang dibutuhkan tercukupi.
3.2. Tahap Identifikasi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai variasi nilai yang terukur. Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan variabel-variabel
yang akan diteliti. Penentuan variabel tersebut dengan mengamati kondisi nyata dari obyek penelitian untuk mempertegas batasan – batasan yang dimaksud dalam
tujuan penelitian. Sehingga identifikasi variabel yang digunakan yaitu: 1.
Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Variabel terikatnya adalah performansi kinerja supply chain di PT. Bayer Indonesia – Bayer CropScience.
2. Variabel bebas
Varibel bebas ini nilainya tidak tergantung pada variabel lain, besarnya nilai variabel ini dapat ditentukan secara bebas tergantung kebutuhan yang
diinginkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.