Uji Hipotesis Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

t=N ∑e t -e t -1² t=2 d= t=N ∑e t ² t=1 Keterangan : d = Nilai Durbin Watson e t = Residual pada waktu ke – t e t -1 = Residual pada waktu ke t – 1 satu periode sebelumnya N = Banyaknya data Setelah diperoleh nilai Durbin Watson, maka nilai ini dibandingkan dengan dL dan dU yang ada dalam tabel dengan ketentuan : 1. Apabila 4 - dW dU batas bawah Ho diterima : berarti tidak ada autokorelasi pada model 2. Apabila 4 - dW dL batas atas Ho ditolak : berarti ada autokorelasi pada model 3. Apabila dL 4 - dW dU Uji ini hasilnya tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti konklusif, sehingga tidak ditentukan apakah ada autokorelasi dalam model tersebut.

3.4.2 Uji Hipotesis

Uji Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode poling data, dimana semua data dari semua perusahaan yang menjadi sampel dari tahun 2006-2009 digabung menjadi satu dalam suatu persamaan regresi linear berganda. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Menurut J. Supriyanto 2001 : 125 Persamaan regresi berganda dapat digunakan dengan persamaan sebagai berikut : Y= + ε Keterangan : Y = harga saham X 1 = variabel inflasi βο = konstanta X 2 = Variabel kurs β1-β3 = koefisien regresi X 3 = variabel suku bunga ε = e rror

1. Uji F Simultan

Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Prosedur dilakukannya uji F adalah sebagai berikut : a. H : β 1 = β 2 = β 3 = 0 tidak terdapat pengaruh antara X 1 , X 2 , X 3 terhadap harga saham. b. Dalam penelitian ini dugunakan tingkat signifikansi 0,05 5 dengan derajat bebas n – k - 1 dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel independen. Dengan F hitung sebesar : Fhit= Keterangan : R 2 = koefisien korelasi berganda K = banyaknya variabel bebas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber c. Menarik kesimpulan H ditolak : -. Jika F hit F tabel, maka H ditolak dan H 1 diterima, yang berarti X 1 ,X 2 ,dan X 3 memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap Y. -. Jika F hit ≤ F tabel, maka H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti X 1 ,X 2 ,dan X 3 tidak memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap Y.

2. Uji t Parsial

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji t dengan kriteria sebagai berikut : a. H : β 1 = β 2 = β 3 = 0 tidak terdapat pengaruh antara x 1 ,x 2 ,dan x 3 terhadap harga saham. H 1 : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 terdapat pengaruh antara x 1 ,x 2 ,dan x 3 terhadap harga saham. b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 5 dengan derajat bebas n – k - 1, dimana n = jumlah pengamatan dan k = juml;ah variabel. c. Menentukan kriteria pengujian, melalui perhitungan di bawah ini Perhitungan nilai t dengan menggunakan uji t hitung dengan rumus : thit= Keterangan : Bi = Koefisien regresi S bi = Standart error Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber d. Menarik kesimpulan H diterima atau H ditolak : 1. Jika t hit t tabel, maka H ditolak dan H 1 diterima, yang berarti X 1 ,X 2 ,dan X 3 memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap Y. 2. Jika t hit ≤ t tabel, maka H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti X 1 ,X 2 ,dan X 3 tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap Y. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

4.1.1. Bursa Efek Indonesia

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut : 1. Desember 1912 = Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda. 2. Tahun 1914 – 1918 = Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber