Peraturan Bangunan Setempat Kondisi Fisik Lokasi 1. Existing Site

33 Gambar 3.24. Saluran drainase yang menggunakan sungai kecil tepi jalan Sumber : Pengamatan Langsung di Lapangan, 2011 - Penanggulangan Kebakaran. Sarana dan prasarana yang disediakan dalam rangka antisipasi bagi penanggulangan kebakaran adalah berupa pos pemadam kebakaran, hidran umum, dan tabung kebakaran. Sarana dan prasarana ini sangat diperlukan, mengingat wilayah perencanaan merupakan kawasan pengembangan perumahan. Satu pos pemadam kebakaran minimum menyediakan 2 unit mobil kebakaran atau dengan perbandingan 1 unit mobil kebakaran untuk melayani 10.000 jiwa penduduk. Sumber: Tata Kota Surabaya, November 2008.

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat

Kota Surabaya Timur dalam perencanaan penggunaan lahan merupakan kawasan terbangun, dilihat dari kondisi eksistingnya di wilayah ini penggunaan lahannya terdapat pada kawasan pendidikan, pemukiman, perdagangan dan jasa di sekitar jalan Darmahusada Indah. Dalam wilayah ini terdiri dari beberapa penggunaan lahan, yaitu untuk perumahan, ruang terbuka hijau, fasilitas perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, kesehatan. Peraturan bangunan pada lokasi sesuai dengan rujukan RDTRK kota Surabaya, antara lain : 1. KDB : 40 non koridor dan 60 koridor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 2. KLB : 120-240 untuk pendidikan, perdagangan dan jasa, yang diijinkan membangun dengan ketinggian 2 – 4 lantai. 3. Garis Sempadan bangunan GSB : + 5 - 10 m. 4. Lebar jalan utama m : 13 m. Sumber : RDTRK UP Kertajaya Tahun 2008, 2011 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Site

Analisa site mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan sebuah perancangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat, mendata, dan kemudian menganalisa kondisi fisik lahan secara nyata. Sehingga dapat melakukan penentuan zooning, enterance site, sirkulasi, dan arah hadap bangunan terhadap matahari, serta tampilan bangunan yang dapat menyesuaikan kondisi sekitarnya.

1.1.1 Analisa Aksesibilitas

Keberhasilan dalam mendesain sebuah rancangan, juga ditentukan oleh keberhasilan seorang arsitek dalam mendesain dan menata bagian-bagian dalam bangunan yang direncanakan. sesuai dengan kebutuhan, dan untuk siapa bangunan ini diciptakan. Selain desain, analisa-analisa juga berperan penting dalam perancangan seperti analisa ruang, dan analisa site. Pencapaian site lokasi dari daerah sekitamya ditentukan beberapa pertimbangan terhadap : • Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek. • Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek. • Sudut pandang orang berjalan, kendaraan. • Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, bila main entrance pintu masuk diarahkan pada bagian barat site dan arus kendaraan lebih banyak dari arah selatan dan utara yaitu dari arah jalan Kertajaya Indah dan Bulak Sari, maka arah pandang orang lebih banyak mengarah ke bagian barat site. Sedangakan apabila pencapaian bila diarahkan pada jalan Wisma Permai I, maka arah pandang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.