12
- Activity, aktifitas, usaha, pekerjaan. Jadi  Football  Related  Activity  dipilih  dengan  alasan  untuk  menciptakan
segala activity, pekerjaan, usaha yang berhubungan, berkaitan di dalam sepakbola. Aktifitas  tersebut  baik  itu  belajar,  mencipta,  penyajian  terorganisir  dengan  baik.
Dengan adanya classroom siswa dapat belajar lingkungan latihan dan belajar yang nyaman  yang  harus  disesuaikan  dengan  kebutuhan  ruang  yang  mendasar  pada
aktifitas dan perilaku penggunanya.
5.2. Konsep Rancangan
Pengertian konsep dasar perancangan ini lebih mengacu pada fungsi utama bangunan ini yaitu sekolah sepakbola, sebagai pusat pendidikan yang merupakan
wadah untuk mengembangkan bakat anak dan juga siap terjun ke klub yang lebih
profesional  ke  depannya.  Konsep  yang  dipakai  menggunakan  konsep  “Dynamic Repetition”.  Pengambilan  konsep  dynamic  repetition  berasal  dari  pengambilan
teori  dari  analisa  perancangan  yaitu  teori  De  Stijl  bisa  dilihat  di  bab  IV  serta penambahan sumber yang lain.
Penjabaran Pengertian Dynamic :
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Sulcan, 1997. Pengertian  Dynamic  adalah  penuh  semagat  dan  tenaga  sehingga  cepat
bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
Pengertan  Repetition  adalah  pengulangan  berasal  dari  kata  dasar  ulang
yang  artinya  lakukan  lagi;  kembali  seperti  semula.  Pengulangan  adalah  proses, cara perbuatan mengulang.
Pendalaman konsep perancangan ini, disesuaikan dengan kebutuhan siswa sekolah  sepakbola  itu  sendiri  yang  memiliki  pola  kesukaan  yang  berbeda.
Berkelanjutan,  kebanyakan  menyukai  sesuatu  yang  berulang,  bergerak,  sesuatu yang tidak statis namun tetap dinamis.
Dalam  seni  visual,  cara  yang  paling  menyakinkan  untuk  mendapatkan irama  yang  dinamis  yang  repetitive  adalah  dengan  memberi  pola  pada  keadaan-
keadaan  tertentu.  Pola  yang  dapat  dikenal  dan  dapat  diingat  dengan  mudah.  Jadi dalam  melihat  sesuatu  bentuk  atau  obyek  seringkali  ada  keinginan  untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
mengelompokkannya  dalam  jarak,  ukuran  serta  bentuk  yang  sama.  Dengan  cara inilah didapat suatu pola yang memuaskan rasa estetika. Repetisi itu sendiri dapat
divisualisasikan melalui, perulangan yaitu : 1. Garis.
Gambar 5.1 Konsep Garis Vertikal      Gambar 5.2 Konsep Garis Horisontal Sumber : Analisa Penulis, 2011            Sumber : Analisa Penulis, 2011
2. Bentuk, misalnya : jendela, pintu, kolom, dinding, ruang, dsb.
Gambar 5.3 Konsep Jendela             Gambar 5.4 Konsep Pintu Sumber : Analisa Penulis, 2011        Sumber : Analisa Penulis, 2011
Gambar 5.5 Konsep Kolom             Gambar 5.6 Konsep Dinding Sumber : Analisa Penulis, 2011        Sumber : Analisa Penulis, 2011
3. Ide Bentuk.
Gambar 5.7  Konsep Ide Bentuk tersusun oleh rectangle Sumber : Analisa Penulis, 2011
4. Tekstur, kasar, halus, kayu, batu, dsb. 5. Warna, mengandung warna cerah seperti merah, kuning, dsb.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Sedangkan  kesan  dinamis  dapat  divisualisasikan  melalui  gradasi perubahan bertahap, seperti :
1. Dimensi : yaitu perubahan dimensi secara bertahap. 2. Warna    : perubahan dari warna terang ke warna gelap atau sebaliknya.
3. Bentuk   : perubahan bentuk secara bertahap. Jadi  kesimpulannya  adalah  diperlukan  perulangan  yang  dinamis  secara
bertahap dalam konsep pencitraan bangunan ini namun tetap tidak meninggalkan tema  yang  sudah  disebutkan.  Perulangan  yang  dinamis  diharapkan  dapat
membentuk  suasana  yang  nyaman  dan  menyenangkan  siswa  sekolah  sepakbola sehingga  siswa  dapat  menjalani  proses  belajar  dengan  perasaan  gembira  yang
pada akhirnya dapat membantu menjadi pemain yang handal.
5.2.1. Konsep Tatanan Massa Dan Sirkulasi
Penggunaan pola massa  bangunan secara berulangan, direct move  linier guna  memunculkan  kesan  perulangan  yang  dinamis  yang  menunjukkan  bahwa
pola ini sesuai dengan perilaku pengguna yang mobilitas tinggi  aktif dan sering berpindah-pindah  tempat  serta  ingin  menciptakan  orientasi  view  terbaik  yang
dapat  dinikmati  pengunjung  yang  berada  di  dalam  dan  luar  bangunan,  serta
suasana yang ditimbulkan.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu memberikan kesenangan dan kenikmatan bagi pengunjung yang masuk ke dalam sekolah sepakbola ini dengan
perjalanan  yang  tidak  menoton  maka  tatanan  yang  sesuai  adalah  ditata  dengan pola linier. Hal yang mendasari pemilihan pola ini adalah fasilitas – fasilitas yang
disuguhkan  pada  sekolah  sepakbola  yang  tebagi-bagi  berdasarkan  kegiatannya seperti fasilitas classroom, fasilitas outdoor, dan lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Gambar 5.8  Sketsa Konsep Tatanan Massa Sumber : Analisa Penulis, 2011
Pada  awal  desain  pembagian  massa  terbentuk  dari  zona  fasilitas  latihan. Pada  kegiatan  latihan  terdapat  2  macam  aktifitas  latihan  yang  perilaku
kegiatannya  berbeda  karakteristiknya  serta  kebutuhannya.  Yang  pertama  aktfitas latihan  yang memerlukan ruang gerak  yang besar dan menimbulkan  kebisingan,
yaitu  latihan  sepak  bola.  Kedua,  aktifitas  latihan  yang  tidak  memerlukan  ruang besar,  sistem  belajarnya  1  arah,  dan  memerlukan  kualitas  ruangan  yang  mampu
meningkatkan  konsentrasi  berpikir,  yaitu  latihan  dengan  sistem  pengajaran  di kelas.  Untuk  itu  fasilitas  latihan  dibedakan  menjadi  2,  yaitu  Training  Area  dan
Study  Area  dengan  sebuah  barier  di  tengahnya  agar  tidak  saling  mengganggu. Barier  yang dipilih berupa space ruang  yang akan difungsikan sebagai gathering
space. Dipilih  gathering  area  karena  ini  juga  merupakan  sarana  latihan  yang
diperlukan untuk memenuhi tuntutan kurrikulum dan juga sebagai saran relaksasi untuk  mengurangi  stress  serta  gathering  space  ini  mengalami  perulangan  fungsi
dengan arah vertical.
Gambar 5.9 Sketsa Detail Gathering Space Sumber : Analisa Penulis, 2011
CLASS ROOM
GATHERI NG SPACE
LAPANGAN Gathring SpaceTempat Berkumpul
Area Latihan Outdoor Fas. Kantor
Fas. Classroom Fas. Hunian Siswa
Fas. Medis Fas. Penunjang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Sirkulasi.
Sedangkan  implementasi  perwujudan  bentuk  massa  bangunan  mengikuti pola  sirkulasi  yang  ditata  secara  dinamis  pula.  Dimana  sirkulasi  siswa  dibuat
memanjang dan lurus. Berawal dari fasilitas hunian, siswa yang mengikuti jadwal yang  ada  dituntut  untuk  jalan  ke  fasilitas  latihan  yang  jaraknya  relatife  jauh.
Untuk  mengurangi  efek  psikologis  jauh  itu  diberikan  gathering  space  di  antara pintu masuk ke fasilitas latihan dan fasilitas hunian.
Gambar 5.10 Sketsa Konsep Aplikasi Penataan Massa Bangunan dan Sirkulasi Sumber : Analisa Penulis, 2011
5.2.2. Konsep Bentuk Massa Bangunan
Implementasi bentuk bangunan yang dirancang akan memberikan suasana yang  bersahabat  dengan  penerapan  bentuk-bentuk  pengulangan  yang  dinamis
serta  memberikan  deskripsi  visual  tematik,  dimana  deskripsi  keseluruhan bangunan  menggunakan  bentukan  geometri  persegi,  yang  ditransformasikan
sesuai  dengan  kebutuhan  ruang  berdasarkan  perilakunya.  Untuk  memperkuat ekspresi dinamis, bentukan  geometri persegi divariasikan dengan elemen-elemen
arsitektur. Berikut ini sketsa hingga pencapaian bentuk :
IN OUT
Bgn.Fas. Kantor Bgn.Fas.Class
Bgn.Fas.Hunian Bgn.Fas.Pnnjang
Bgn.Fas.Medis
GATHERI NG SPACE
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Gambar 5.11. Konsep Bentuk Dasar De Stijl Sumber : Analisa Penulis, 2011
Gambar 5.12. Sketsa Konsep Pola Bentuk Dasar Sumber : Analisa Penulis, 2011
5.2.3. Konsep Tampilan
Tampilan  bangunan  tidak  meninggalkan  fungsi  dan  pengguna  dari bangunan    ini,  dimana  mengingat  fungsi  dari  bangunan  ini  merupakan    suatu
tempat  pendidikan  olahraga  yaitu  Sekolah  Sepak  Bola,  dan  bersifat  komersil.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Sehingga  tidak  hanya  fungsi  dari    bagunan  yang  diperhatikan,  namun  tampilan dari  bangunan  juga  diperlukan.  Baik  untuk  tujuan  dari  segi  komersil  juga  untuk
kenyamanan pengunjung di dalamnya agar merasa betah.
Sama seperti sebelumnya konsep tampilan  yang digunakan  pada Sekolah
Sepak  Bola  ini  adalah  Berat  dan  Keras,  yaitu  tampilan  dari  sebuah  bentukan
persegi  sebagai  bentukan  dasar  dengan  pertimbangan  bahwa  persegi  memiliki sifat  kaku,  kokoh,  dan  netral.  Tampilan  bangunan  didominasi  oleh  bahan-bahan
material  kesan  berat  dan  keras  yaitu  material  beton  atau  dinding  masif.  Bukaan pada bangunan seminimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan kualitas ruang
agar tetap memberikan kesan berat dan keras. Secara  ketinggian,  bangunan  ini  memiliki  ketinggian  yang  relatif  sama,
sebagian  besar  memiliki  ketinggian  9-10  meter.  Ini  diakibatkan  dari  kebutuhan ruang  yang  diperlukan.  Selain  itu  bangunan  ini  tidak  dapat  dibuat  tinggi  karena
terbatas oleh peraturan bangunan setempat. Untuk  membuat  tampilan  bangunan  yang  dinamis  dan  mempunyai
pengulangan  secara  teratur  ini  dengan  mengaplikasikan  “pergola”  yang  dibuat setengah busur yang diletakkan pada fasad gedung sekolah sepak bola serta dapat
diperoleh dengan penggunaan beberapa material antara lain kaca, beton, dll.
Gambar 5.14 Konsep Pengaplikasian 3D Sumber : Analisa Penulis, 2011
Gambar 5.13 Pergola Bangunan Sumber : www. google.com
Pengaplikasian pergola terhadap
fasad gedung sekolah sepak bola
Pengaplikasian material kaca pada
jendela Pengaplikasian konsep berat dan keras
dengan memberikan material besi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Untuk  membuat  bangunan  komunikatif  yang  mencerminkan  ekspresi  dan ikon  sekolah  sepakbola  di  Surabaya  ini  yaitu  dengan  penggunaan  warna  cream,
abu-abu, serta putih tulang.
5.2.4. Konsep Ruang Luar
-    Pertimbangan    dan  penataan  ruang  luar  diklasifikasikan  menurut  fungsi  zona kawasan, sifat dan fungsi bangunan. Penggunaan sistem linier dimaksudkan agar
mempermudah pengunjung bangunan untuk menuju masing-masing fasilitas yang disediakan.
-  Adanya urutan ruang luar sequence of space dari awala pencapaian site sampai ke  bangunan  utama,  dengan  adanya  ruang  penerima  area  parkir,  hall,  lobby,
ruang  penghubung  trotoar,  pendestrian,  selasar,  ruang  pengikat  plaza,taman bangunan atau ruang utama.
-  Dalam desain proyek ini ruang terbuka dijadikan sebagai pusat orientasi massa bangunan.  Ruang  terbuka  di  letakkan  pada  area  tengah  dengan  bangunan
mengelilingi  area  tersebut.  Dengan  demikian,  area  tersebut  akan  terasa  nyaman akibat dari bayangan bangunan yang menyelubunginya.
Gambar 5.15 Sketsa Konsep Layout Plan Sumber : Analisa Penulis, 2011
Elemen Vegetasi Gathering Space
Pendestrian
Elemen Vegetasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
5.2.5. Konsep Ruang Dalam
Pola ruang dalam pada Sekolah Sepakbola di Surabaya terdiri dari beberapa fungsi  ruang  yang  bebeda  yaitu  dibedakan  antara  fasilitas  kantor,  fasilitas
classroom, fasilitas hunian dan lainnya.
Fasilitas Kantor.
Pada  area  kantor  didesain  dengan  suasana  informal  namun  tetap memperhatikan  keformalan  sebuah  kantor  agar  nilai-nilai  disiplin  tetap  terjaga.
Dinding  diaplikasikan  dengan  kaca  serta  warna  putih  tulang  dipilih  untuk  warna dinding  sehingga  terkesan  bersih,  nyaman,  dan  terlihat  luas.  Untuk  lantai
menggunakan lantai melamin warna abu – abu. Pemakaian perabot menggunakan lapisan  dove  untuk  menambahkan  kesan  formal.  Ditambahkan  tanaman  dalam
ruangan untuk memberikan kesan dinamis dan santai.
Gambar 5.16 Sketsa Rencana Ruang Rapat Sumber : Analisa Penulis, 2011
Fasilitas Classroom.
Untuk  menciptakan  aktifitas  belajar  yang  nyaman  maka  diperlukan suasana  ruang  yang  santai.  Dengan  menggabungkan  konsep  karakter  ruang  yang
formal maka tercipta suasana ruang yang santai dan formal. Tetapi suasana ruang lebih ditekankan pada suasana formal agar tercipta aktifitas belajar yang kondusif.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Warna putih menjadi pilihan warna untuk area ini karena memiliki karakter bersih dan  terang  serta  dapat  membantu  konsentrasi,  selain  itu  juga  dapat  memberikan
kesan luas sehingga tidak tersa sesak dan nyaman dalam belajar. Material  lantai  menggunakan  karpet  untuk  meredam  suara  dan  keramik
karena  perawatannya  yang  mudah.  Untuk  dinding  menggunakan  dinding  bata yang  difinishing  cat  untuk  memudahkan  perawatannya.  Material  plafon
menggunakan gypsumboard standart.
Gambar 5.17 Sketsa Rencana Ruang Interior Kelas Sumber : Analisa Penulis, 2011
Fasilitas Hunian.
Area  ini  merupakan  area  untuk  istirahat  sehingga  suasana  yang  ingin diterapkan adalah suasana santai dan akrab tetapi tetap mengusung unsur formal.
Pemilihan  material  lantai  pada  area  ini  adalah  keramik  dan  parquet.  Parquet digunakan  untuk  memberikan  kesan  akrab.  Parquet  yang  memiliki  warna  glossy
menmbah kesan formal dan eksklusif. Untuk dinding pada area ini menggunakan dinding bata yang difinishing dengan cat berwarna putih untuk memberikan kesan
ringan dan santai, batu alam untuk memberikan kesan menyatu dengan alam, kaca memberi kesan menyatu dengan  yang lainnya. Plafon  yang dipakai pada area ini
adalah  gypsum  warna  abu-abu  untuk  memberikan  kesan  tenang  dan  formal. Penataan  perabot  dibuat  tertata  rapi  dan  statis  untuk  menambah  kesan  formal.
Ditambahkan tumbuhan dalam ruangan agar untuk memberikan kesan santai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
Penghawaan pada area ini sebagian menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan. Sedangkan pencahayaan pada area ini menggunakan general
lighting karena aktifitasnya tidak membutuhkan kecermatan.
Gambar 5.18 Sketsa Rencana Ruang Hunian Siswa Sumber : Analisa Penulis, 2011
5.2.6. Konsep Struktur Dan Material
Sistem Struktur untuk bangunan ini adalah : a.  Pondasi.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. b.  Bangunan.
-  Sistem  struktur  pada  bangunan  ini  secara  keseluruhan menggunakan kolom balok.
-  Untuk  kolom  menggunakan  material  beton  untuk  menghemat biaya maintenance, berbeda dengan baja yang mudah berkarat.
-  Untuk  material  balok  menggunakan  material  beton  untuk bentang  yang  tidak  terlalu  lebar  dan  baja  untuk  bentang  yang
lebih lebar dengan pertimbangan bentang baja yang relatif lebih lebar dan ringan daripada menggunakan beton.
-  Untuk  rangka  atap,  menggunakan  rangka  baja  dan  bahan penutupnya  menggunakan  lembaran  atap  bergelombang.
Memilih  material  tersebut  dengan  pertimbangan  mampu digunakan  hingga  sudut  kemiringan  10  sehingga  mampu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
menunjang  bentukan  masif  yang  menjadi  konsep  bentuk bangunan ini.
5.2.7. Konsep Utilitas 5.2.7.1. Konsep Penyediaan Air Bersih
Sistem  air  bersih  menggunakan  sistem  up  feed.  Berasal  dari  PDAM  yang kemudian melewati meteran dan ditampung di dalam tandon bawah. Pompa yang
digunakan untuk distribusi air bersih ini jumlahnya banyak dan difungsikan secara otomatis  jika  memerlukan  tekanan  air  yang  lebih  agar  sampai  ke  fasilitas  yang
bersangkutan.
Gambar 5.19. Sketsa Konsep Sistem Air Bersih Sumber : Analisa Penulis, 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
5.2.7.2. Konsep Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
Sistem  pembuangan  dari  seluruh  gedung  disalurkan  secara  gravitasi  ke instalasi pengolahan air limbah kemudian ke gorong – gorong kota.
Gambar 5.20. Sketsa Konsep Sistem Air Kotor Sumber : Analisa Penulis, 2011
5.2.8. Konsep Mekanikal Elektrikal 5.2.8.1. Konsep Penghawaan
Untuk sistem penghawaan yang dipakai dalam bangunan ini adalah sistem  penghawaan  pasif  mengingat  kegiatan  utama  di  dalamnya  adalah  untuk
olah raga dan penghawaan pasif sangat baik untuk olah raga. Ini juga terlihat dari bentuk  bangunannya  yang  ramping  dan  memanjang  sehingga  memaksimalkan
terjadinya cross ventilation. Selain  itu  juga  menggunakan  penghawaan  buatan  yang  ditujukan
pada kegiatan yang berada di dalam ruangan terus menerus, yaitu fasilitas kantor. Untuk fasilitas hunian juga digunakan penghawaan buatan agar para siswa dapat
melakukan  recovery  fisik  dengan  nyaman  sehingga  dapat  memberikan  hasil istirahat yang maksimal.
5.2.8.2. Konsep Pencahayaan
Sistem  pencahayaaan  yang  digunakan  sistem  pencahayaan  alami  dan buatan, sebagaian besar menggunakan sistem pencahayaan alami pada siang hari
secara  optimal  hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  cara  memberikan  banyak  bukaan
KM  WC WASTAF
EL AIR
HUJAN KOLAM
TAMAN SEPTIC TANK
BAK PENAMPUNGAN
BAK KONTROL BAK
PENGHANCUR BAK
RESAPAN
RIIL KOTA
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
yang  lebar  sehingga  cahaya  matahari  bisa  masuk  dengan  optimal  sehingga  user mendapatkan cahaya matahari secara maksimal tanpa harus keluar ruangan.
Pemberian sun shading  sosoran sebagai penghalang  devices masuknya cahaya  matahari  di  atas  pukul  09.00  sehingga  user  tidak  merasa  kepanasan  dan
tidak silau. Pemaksimalan  pencahayaan  alami,  karena  pencahayaan  alami  merupakan
elemen penerangan yang paling baik dalam belajar, bekerja dan berlatih. Solusi 1 :
Gambar 5.21. Sketsa Konsep Sun Shading Sumber : Analisa Penulis, 2011
5.2.8.3. Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran
Dalam sebuah bangunan haruslah direncanakan keamanan terhadap bahaya kebakaran dengan digunakannya sistem pencegah bahaya kebakaran yang
dapat  membuat  penghuni  lebih  aman,  mengingat  para  penghuni  ruangan  adalah para  siswa  dan  umum.  Adapun  cara  cara  pencegahan  bahaya  kebakaran  yang
digunakan adalah: a.  Perencanaan  terhadap  pemilihan  bahan  material  yang  tidak  mudah
terbakar. b.  Menyediakan  peralatan  pemadam  kebakaran  ditempat-tempat  umum
atau strategis, seperti : 1.  Fire  Extinguiser  khususnya  pada  ruang  dapur,  mekanikalelektrikal
atau ruang-ruang yang terdapat aliran listrik. 2.  Fire  Hydrant  yang  ditempatkan  pada  ruang  luar  dengan  sumber  air
yang berasal dari pipa induk PDAM serta tanki-tanki air. 3.  Sistem  stand  pipe  dan  fire  house  unit  tabung  pemadam  sebagai
pencegah kebakaran kecil.
SOSORAN BUKAAN
YANG LEBAR
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
5.2.8.4. Konsep Instalasi Penangkal Petir
Penangkal  petir  menjadi  salah  satu  pertimbangan  keamanan  pada bangunan ini karena aktivitas latihannya sebagian besar berada di ruang terbuka.
Sistem  yang  akan  digunakan  kedepannya  menggunakan  sebuah  batang yang  runcing  dari  bahan  cooper  spit  yang  terpasang  pada  paling  atas  bangunan
dan  dihubungkan  dengan  batang  tembaga  menuju  elektroda  tanah.  Daerah  yang dilindungi dari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur
petir pada puncaknya.
Gambar 5.22. Sketsa Konsep Penangkal Petir Jenis Ufo Sumber : Analisa Penulis, 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
BAB VI APLIKASI PERANCANGAN