Konsep Rancangan KONSEP PERANCANGAN

12 - Activity, aktifitas, usaha, pekerjaan. Jadi Football Related Activity dipilih dengan alasan untuk menciptakan segala activity, pekerjaan, usaha yang berhubungan, berkaitan di dalam sepakbola. Aktifitas tersebut baik itu belajar, mencipta, penyajian terorganisir dengan baik. Dengan adanya classroom siswa dapat belajar lingkungan latihan dan belajar yang nyaman yang harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang yang mendasar pada aktifitas dan perilaku penggunanya.

5.2. Konsep Rancangan

Pengertian konsep dasar perancangan ini lebih mengacu pada fungsi utama bangunan ini yaitu sekolah sepakbola, sebagai pusat pendidikan yang merupakan wadah untuk mengembangkan bakat anak dan juga siap terjun ke klub yang lebih profesional ke depannya. Konsep yang dipakai menggunakan konsep “Dynamic Repetition”. Pengambilan konsep dynamic repetition berasal dari pengambilan teori dari analisa perancangan yaitu teori De Stijl bisa dilihat di bab IV serta penambahan sumber yang lain. Penjabaran Pengertian Dynamic : Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Sulcan, 1997. Pengertian Dynamic adalah penuh semagat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Pengertan Repetition adalah pengulangan berasal dari kata dasar ulang yang artinya lakukan lagi; kembali seperti semula. Pengulangan adalah proses, cara perbuatan mengulang. Pendalaman konsep perancangan ini, disesuaikan dengan kebutuhan siswa sekolah sepakbola itu sendiri yang memiliki pola kesukaan yang berbeda. Berkelanjutan, kebanyakan menyukai sesuatu yang berulang, bergerak, sesuatu yang tidak statis namun tetap dinamis. Dalam seni visual, cara yang paling menyakinkan untuk mendapatkan irama yang dinamis yang repetitive adalah dengan memberi pola pada keadaan- keadaan tertentu. Pola yang dapat dikenal dan dapat diingat dengan mudah. Jadi dalam melihat sesuatu bentuk atau obyek seringkali ada keinginan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 mengelompokkannya dalam jarak, ukuran serta bentuk yang sama. Dengan cara inilah didapat suatu pola yang memuaskan rasa estetika. Repetisi itu sendiri dapat divisualisasikan melalui, perulangan yaitu : 1. Garis. Gambar 5.1 Konsep Garis Vertikal Gambar 5.2 Konsep Garis Horisontal Sumber : Analisa Penulis, 2011 Sumber : Analisa Penulis, 2011 2. Bentuk, misalnya : jendela, pintu, kolom, dinding, ruang, dsb. Gambar 5.3 Konsep Jendela Gambar 5.4 Konsep Pintu Sumber : Analisa Penulis, 2011 Sumber : Analisa Penulis, 2011 Gambar 5.5 Konsep Kolom Gambar 5.6 Konsep Dinding Sumber : Analisa Penulis, 2011 Sumber : Analisa Penulis, 2011 3. Ide Bentuk. Gambar 5.7 Konsep Ide Bentuk tersusun oleh rectangle Sumber : Analisa Penulis, 2011 4. Tekstur, kasar, halus, kayu, batu, dsb. 5. Warna, mengandung warna cerah seperti merah, kuning, dsb. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 Sedangkan kesan dinamis dapat divisualisasikan melalui gradasi perubahan bertahap, seperti : 1. Dimensi : yaitu perubahan dimensi secara bertahap. 2. Warna : perubahan dari warna terang ke warna gelap atau sebaliknya. 3. Bentuk : perubahan bentuk secara bertahap. Jadi kesimpulannya adalah diperlukan perulangan yang dinamis secara bertahap dalam konsep pencitraan bangunan ini namun tetap tidak meninggalkan tema yang sudah disebutkan. Perulangan yang dinamis diharapkan dapat membentuk suasana yang nyaman dan menyenangkan siswa sekolah sepakbola sehingga siswa dapat menjalani proses belajar dengan perasaan gembira yang pada akhirnya dapat membantu menjadi pemain yang handal.

5.2.1. Konsep Tatanan Massa Dan Sirkulasi

Penggunaan pola massa bangunan secara berulangan, direct move linier guna memunculkan kesan perulangan yang dinamis yang menunjukkan bahwa pola ini sesuai dengan perilaku pengguna yang mobilitas tinggi aktif dan sering berpindah-pindah tempat serta ingin menciptakan orientasi view terbaik yang dapat dinikmati pengunjung yang berada di dalam dan luar bangunan, serta suasana yang ditimbulkan. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu memberikan kesenangan dan kenikmatan bagi pengunjung yang masuk ke dalam sekolah sepakbola ini dengan perjalanan yang tidak menoton maka tatanan yang sesuai adalah ditata dengan pola linier. Hal yang mendasari pemilihan pola ini adalah fasilitas – fasilitas yang disuguhkan pada sekolah sepakbola yang tebagi-bagi berdasarkan kegiatannya seperti fasilitas classroom, fasilitas outdoor, dan lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 Gambar 5.8 Sketsa Konsep Tatanan Massa Sumber : Analisa Penulis, 2011 Pada awal desain pembagian massa terbentuk dari zona fasilitas latihan. Pada kegiatan latihan terdapat 2 macam aktifitas latihan yang perilaku kegiatannya berbeda karakteristiknya serta kebutuhannya. Yang pertama aktfitas latihan yang memerlukan ruang gerak yang besar dan menimbulkan kebisingan, yaitu latihan sepak bola. Kedua, aktifitas latihan yang tidak memerlukan ruang besar, sistem belajarnya 1 arah, dan memerlukan kualitas ruangan yang mampu meningkatkan konsentrasi berpikir, yaitu latihan dengan sistem pengajaran di kelas. Untuk itu fasilitas latihan dibedakan menjadi 2, yaitu Training Area dan Study Area dengan sebuah barier di tengahnya agar tidak saling mengganggu. Barier yang dipilih berupa space ruang yang akan difungsikan sebagai gathering space. Dipilih gathering area karena ini juga merupakan sarana latihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kurrikulum dan juga sebagai saran relaksasi untuk mengurangi stress serta gathering space ini mengalami perulangan fungsi dengan arah vertical. Gambar 5.9 Sketsa Detail Gathering Space Sumber : Analisa Penulis, 2011 CLASS ROOM GATHERI NG SPACE LAPANGAN Gathring SpaceTempat Berkumpul Area Latihan Outdoor Fas. Kantor Fas. Classroom Fas. Hunian Siswa Fas. Medis Fas. Penunjang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 Sirkulasi. Sedangkan implementasi perwujudan bentuk massa bangunan mengikuti pola sirkulasi yang ditata secara dinamis pula. Dimana sirkulasi siswa dibuat memanjang dan lurus. Berawal dari fasilitas hunian, siswa yang mengikuti jadwal yang ada dituntut untuk jalan ke fasilitas latihan yang jaraknya relatife jauh. Untuk mengurangi efek psikologis jauh itu diberikan gathering space di antara pintu masuk ke fasilitas latihan dan fasilitas hunian. Gambar 5.10 Sketsa Konsep Aplikasi Penataan Massa Bangunan dan Sirkulasi Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.2.2. Konsep Bentuk Massa Bangunan

Implementasi bentuk bangunan yang dirancang akan memberikan suasana yang bersahabat dengan penerapan bentuk-bentuk pengulangan yang dinamis serta memberikan deskripsi visual tematik, dimana deskripsi keseluruhan bangunan menggunakan bentukan geometri persegi, yang ditransformasikan sesuai dengan kebutuhan ruang berdasarkan perilakunya. Untuk memperkuat ekspresi dinamis, bentukan geometri persegi divariasikan dengan elemen-elemen arsitektur. Berikut ini sketsa hingga pencapaian bentuk : IN OUT Bgn.Fas. Kantor Bgn.Fas.Class Bgn.Fas.Hunian Bgn.Fas.Pnnjang Bgn.Fas.Medis GATHERI NG SPACE Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 Gambar 5.11. Konsep Bentuk Dasar De Stijl Sumber : Analisa Penulis, 2011 Gambar 5.12. Sketsa Konsep Pola Bentuk Dasar Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.2.3. Konsep Tampilan

Tampilan bangunan tidak meninggalkan fungsi dan pengguna dari bangunan ini, dimana mengingat fungsi dari bangunan ini merupakan suatu tempat pendidikan olahraga yaitu Sekolah Sepak Bola, dan bersifat komersil. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 Sehingga tidak hanya fungsi dari bagunan yang diperhatikan, namun tampilan dari bangunan juga diperlukan. Baik untuk tujuan dari segi komersil juga untuk kenyamanan pengunjung di dalamnya agar merasa betah. Sama seperti sebelumnya konsep tampilan yang digunakan pada Sekolah Sepak Bola ini adalah Berat dan Keras, yaitu tampilan dari sebuah bentukan persegi sebagai bentukan dasar dengan pertimbangan bahwa persegi memiliki sifat kaku, kokoh, dan netral. Tampilan bangunan didominasi oleh bahan-bahan material kesan berat dan keras yaitu material beton atau dinding masif. Bukaan pada bangunan seminimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan kualitas ruang agar tetap memberikan kesan berat dan keras. Secara ketinggian, bangunan ini memiliki ketinggian yang relatif sama, sebagian besar memiliki ketinggian 9-10 meter. Ini diakibatkan dari kebutuhan ruang yang diperlukan. Selain itu bangunan ini tidak dapat dibuat tinggi karena terbatas oleh peraturan bangunan setempat. Untuk membuat tampilan bangunan yang dinamis dan mempunyai pengulangan secara teratur ini dengan mengaplikasikan “pergola” yang dibuat setengah busur yang diletakkan pada fasad gedung sekolah sepak bola serta dapat diperoleh dengan penggunaan beberapa material antara lain kaca, beton, dll. Gambar 5.14 Konsep Pengaplikasian 3D Sumber : Analisa Penulis, 2011 Gambar 5.13 Pergola Bangunan Sumber : www. google.com Pengaplikasian pergola terhadap fasad gedung sekolah sepak bola Pengaplikasian material kaca pada jendela Pengaplikasian konsep berat dan keras dengan memberikan material besi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 Untuk membuat bangunan komunikatif yang mencerminkan ekspresi dan ikon sekolah sepakbola di Surabaya ini yaitu dengan penggunaan warna cream, abu-abu, serta putih tulang.

5.2.4. Konsep Ruang Luar

- Pertimbangan dan penataan ruang luar diklasifikasikan menurut fungsi zona kawasan, sifat dan fungsi bangunan. Penggunaan sistem linier dimaksudkan agar mempermudah pengunjung bangunan untuk menuju masing-masing fasilitas yang disediakan. - Adanya urutan ruang luar sequence of space dari awala pencapaian site sampai ke bangunan utama, dengan adanya ruang penerima area parkir, hall, lobby, ruang penghubung trotoar, pendestrian, selasar, ruang pengikat plaza,taman bangunan atau ruang utama. - Dalam desain proyek ini ruang terbuka dijadikan sebagai pusat orientasi massa bangunan. Ruang terbuka di letakkan pada area tengah dengan bangunan mengelilingi area tersebut. Dengan demikian, area tersebut akan terasa nyaman akibat dari bayangan bangunan yang menyelubunginya. Gambar 5.15 Sketsa Konsep Layout Plan Sumber : Analisa Penulis, 2011 Elemen Vegetasi Gathering Space Pendestrian Elemen Vegetasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20

5.2.5. Konsep Ruang Dalam

Pola ruang dalam pada Sekolah Sepakbola di Surabaya terdiri dari beberapa fungsi ruang yang bebeda yaitu dibedakan antara fasilitas kantor, fasilitas classroom, fasilitas hunian dan lainnya. Fasilitas Kantor. Pada area kantor didesain dengan suasana informal namun tetap memperhatikan keformalan sebuah kantor agar nilai-nilai disiplin tetap terjaga. Dinding diaplikasikan dengan kaca serta warna putih tulang dipilih untuk warna dinding sehingga terkesan bersih, nyaman, dan terlihat luas. Untuk lantai menggunakan lantai melamin warna abu – abu. Pemakaian perabot menggunakan lapisan dove untuk menambahkan kesan formal. Ditambahkan tanaman dalam ruangan untuk memberikan kesan dinamis dan santai. Gambar 5.16 Sketsa Rencana Ruang Rapat Sumber : Analisa Penulis, 2011 Fasilitas Classroom. Untuk menciptakan aktifitas belajar yang nyaman maka diperlukan suasana ruang yang santai. Dengan menggabungkan konsep karakter ruang yang formal maka tercipta suasana ruang yang santai dan formal. Tetapi suasana ruang lebih ditekankan pada suasana formal agar tercipta aktifitas belajar yang kondusif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 Warna putih menjadi pilihan warna untuk area ini karena memiliki karakter bersih dan terang serta dapat membantu konsentrasi, selain itu juga dapat memberikan kesan luas sehingga tidak tersa sesak dan nyaman dalam belajar. Material lantai menggunakan karpet untuk meredam suara dan keramik karena perawatannya yang mudah. Untuk dinding menggunakan dinding bata yang difinishing cat untuk memudahkan perawatannya. Material plafon menggunakan gypsumboard standart. Gambar 5.17 Sketsa Rencana Ruang Interior Kelas Sumber : Analisa Penulis, 2011 Fasilitas Hunian. Area ini merupakan area untuk istirahat sehingga suasana yang ingin diterapkan adalah suasana santai dan akrab tetapi tetap mengusung unsur formal. Pemilihan material lantai pada area ini adalah keramik dan parquet. Parquet digunakan untuk memberikan kesan akrab. Parquet yang memiliki warna glossy menmbah kesan formal dan eksklusif. Untuk dinding pada area ini menggunakan dinding bata yang difinishing dengan cat berwarna putih untuk memberikan kesan ringan dan santai, batu alam untuk memberikan kesan menyatu dengan alam, kaca memberi kesan menyatu dengan yang lainnya. Plafon yang dipakai pada area ini adalah gypsum warna abu-abu untuk memberikan kesan tenang dan formal. Penataan perabot dibuat tertata rapi dan statis untuk menambah kesan formal. Ditambahkan tumbuhan dalam ruangan agar untuk memberikan kesan santai. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 Penghawaan pada area ini sebagian menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan. Sedangkan pencahayaan pada area ini menggunakan general lighting karena aktifitasnya tidak membutuhkan kecermatan. Gambar 5.18 Sketsa Rencana Ruang Hunian Siswa Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.2.6. Konsep Struktur Dan Material

Sistem Struktur untuk bangunan ini adalah : a. Pondasi. Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. b. Bangunan. - Sistem struktur pada bangunan ini secara keseluruhan menggunakan kolom balok. - Untuk kolom menggunakan material beton untuk menghemat biaya maintenance, berbeda dengan baja yang mudah berkarat. - Untuk material balok menggunakan material beton untuk bentang yang tidak terlalu lebar dan baja untuk bentang yang lebih lebar dengan pertimbangan bentang baja yang relatif lebih lebar dan ringan daripada menggunakan beton. - Untuk rangka atap, menggunakan rangka baja dan bahan penutupnya menggunakan lembaran atap bergelombang. Memilih material tersebut dengan pertimbangan mampu digunakan hingga sudut kemiringan 10 sehingga mampu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 menunjang bentukan masif yang menjadi konsep bentuk bangunan ini. 5.2.7. Konsep Utilitas 5.2.7.1. Konsep Penyediaan Air Bersih Sistem air bersih menggunakan sistem up feed. Berasal dari PDAM yang kemudian melewati meteran dan ditampung di dalam tandon bawah. Pompa yang digunakan untuk distribusi air bersih ini jumlahnya banyak dan difungsikan secara otomatis jika memerlukan tekanan air yang lebih agar sampai ke fasilitas yang bersangkutan. Gambar 5.19. Sketsa Konsep Sistem Air Bersih Sumber : Analisa Penulis, 2011 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24

5.2.7.2. Konsep Pembuangan Air Kotor dan Kotoran

Sistem pembuangan dari seluruh gedung disalurkan secara gravitasi ke instalasi pengolahan air limbah kemudian ke gorong – gorong kota. Gambar 5.20. Sketsa Konsep Sistem Air Kotor Sumber : Analisa Penulis, 2011 5.2.8. Konsep Mekanikal Elektrikal 5.2.8.1. Konsep Penghawaan Untuk sistem penghawaan yang dipakai dalam bangunan ini adalah sistem penghawaan pasif mengingat kegiatan utama di dalamnya adalah untuk olah raga dan penghawaan pasif sangat baik untuk olah raga. Ini juga terlihat dari bentuk bangunannya yang ramping dan memanjang sehingga memaksimalkan terjadinya cross ventilation. Selain itu juga menggunakan penghawaan buatan yang ditujukan pada kegiatan yang berada di dalam ruangan terus menerus, yaitu fasilitas kantor. Untuk fasilitas hunian juga digunakan penghawaan buatan agar para siswa dapat melakukan recovery fisik dengan nyaman sehingga dapat memberikan hasil istirahat yang maksimal.

5.2.8.2. Konsep Pencahayaan

Sistem pencahayaaan yang digunakan sistem pencahayaan alami dan buatan, sebagaian besar menggunakan sistem pencahayaan alami pada siang hari secara optimal hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan banyak bukaan KM WC WASTAF EL AIR HUJAN KOLAM TAMAN SEPTIC TANK BAK PENAMPUNGAN BAK KONTROL BAK PENGHANCUR BAK RESAPAN RIIL KOTA Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 yang lebar sehingga cahaya matahari bisa masuk dengan optimal sehingga user mendapatkan cahaya matahari secara maksimal tanpa harus keluar ruangan. Pemberian sun shading sosoran sebagai penghalang devices masuknya cahaya matahari di atas pukul 09.00 sehingga user tidak merasa kepanasan dan tidak silau. Pemaksimalan pencahayaan alami, karena pencahayaan alami merupakan elemen penerangan yang paling baik dalam belajar, bekerja dan berlatih. Solusi 1 : Gambar 5.21. Sketsa Konsep Sun Shading Sumber : Analisa Penulis, 2011

5.2.8.3. Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran

Dalam sebuah bangunan haruslah direncanakan keamanan terhadap bahaya kebakaran dengan digunakannya sistem pencegah bahaya kebakaran yang dapat membuat penghuni lebih aman, mengingat para penghuni ruangan adalah para siswa dan umum. Adapun cara cara pencegahan bahaya kebakaran yang digunakan adalah: a. Perencanaan terhadap pemilihan bahan material yang tidak mudah terbakar. b. Menyediakan peralatan pemadam kebakaran ditempat-tempat umum atau strategis, seperti : 1. Fire Extinguiser khususnya pada ruang dapur, mekanikalelektrikal atau ruang-ruang yang terdapat aliran listrik. 2. Fire Hydrant yang ditempatkan pada ruang luar dengan sumber air yang berasal dari pipa induk PDAM serta tanki-tanki air. 3. Sistem stand pipe dan fire house unit tabung pemadam sebagai pencegah kebakaran kecil. SOSORAN BUKAAN YANG LEBAR Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26

5.2.8.4. Konsep Instalasi Penangkal Petir

Penangkal petir menjadi salah satu pertimbangan keamanan pada bangunan ini karena aktivitas latihannya sebagian besar berada di ruang terbuka. Sistem yang akan digunakan kedepannya menggunakan sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang terpasang pada paling atas bangunan dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah. Daerah yang dilindungi dari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Gambar 5.22. Sketsa Konsep Penangkal Petir Jenis Ufo Sumber : Analisa Penulis, 2011 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11

BAB VI APLIKASI PERANCANGAN