kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan
menggunakan rumus sebagai berikut Sujarweni dan Endrayanto, 2012:177 :
di mana: : koefisien korelasi r hitung
x : nilai dari tiap butir
y : nilai total tiap butir
N : jumlah sampel
Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung r tabel dengan taraf signifikansi 5 dan df = N-2, maka instrumen tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hit ≤ r tabel dengan taraf signifikansi 5 dan df = N-2, maka
instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Pada penelitian ini uji validitas ini dilakukan dengan bantuan program
SPSS Statistical Package of Social Sciences.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2006:41.
Dalam menghitung
reliabilitas, peneliti
menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha sebagai berikut Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186:
di mana: : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: jumlah varian butir : varian total
Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliable atau tidak digunakan ketentuan jika nilai Alpha 0,60 maka dinyatakan reliable.
J. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono 2012:244 analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang diperlukan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal
Imam Ghazali, 2009: 147. Untuk mendekati normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji kolmongrove-smirnov Imam Ghozali,
2009: 30. Kriteria yang digunakan adalah variabel dikatakan berdistribusi normal jika nilai koefisien Asymptotic Sig. Pada output
Kolmongrove-Sminrov tes lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu, 5 0,05 Imam Ghazali, 2009:149, uji normalitas juga dapat
dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
b. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan ada korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik tidak
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas, namun jika terjadi maka model regresi tersebut tidak orhohonal, yaitu nilai korelasi tidak
sama dengan nol antara variabel bebasnya. Uji multikolinieritas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya
gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai
VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,1 maka dapat
dilakukan data yang
akan dianalisis terlepas dari gejala
multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model
regresi tersebut
tidak terdapat
problem multikolinieritas
Ghozali,2006: 91.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas, namun
jika berbeda
disebut dengan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Salah satu
cara untuk
mendeteksi ada
atau tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu
X adalah residual yang telah di-standardized Ghozali, 2006. Dasar analisisnya sebagai berikut :
1 Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur bergelombang melebar kemudian
menyempit maka terjadi heterokedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik – titik menyebar diatas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda