Proses diffusi tersebut antara lain dapat dipengaruhi oleh: a.
Pengakuan bahwa unsur kebudayaan yang bersangkutan di dalam hal ini adalah hukum, mempunyai kegunaan.
b. Ada tidaknya pengaruh dari unsur-unsur kebudayaan lainnya, yang
mungkin merupakan pengaruh negatif ataupun positif. c.
Sebagai suatu unsur yang baru, maka hukum tadi mungkin akan ditolak oleh masyarakat, karena berlawanan dengan fungsi unsur
yang lama. d.
Kedudukan dan peranan dari mereka yang meyebarluaskan hukum, mempengaruhi efektifitas hukum di dalam merubah serta mengatur
perilaku warga masyarakat.
26
2. Tinjauan Umum Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia a.
Pengertian Kepolisian Negara
Dalam sejarah kelahiran masyarakat dan negara tugas-tugas menciptakan dan menjaga situasi aman dan tentram dipercayakan
kepada petugas keamanan yang disebut Polisi sebagai pelindung, pengayom serta pembimbing masyarakat, kini lebih populer dari
sekedar polisi sebagai aparat negara penegak hukum, ini memberi isyarat bila tugas polisi di masa kini tidak hanya menangani masalah-
masalah yang berkaitan dengan hukum belaka karena keberhasilan dan tugas Kepolisian tidak hanya dilihat dari beberapa ribu kasus yang
berhasil terungkap. Polisi menurut Bismar Siregar dapat diuraikan sebagai berikut:
”Polisi sebagai alat negara penegak hukum adalah instansi pertama yang berkewajiban memelihara dan menghindarkan tidak
terjadinya gangguan, ketertiban dan keamanan. Demikian pula bilamana terjadinya gangguan dan keamanan, segera bertindak
melokalisasi agar tidak meluas.”
27
26
Satjipto Rahardjo, “Hukum dan Masyarakat”, Angkasa, Bandung, 1980, hlm. 127-128
27
Bismar Siregar, “Hukum Negara Pidana”, Bina Cipta, Surabaya, 1983, hlm. 57
Dari penngertian polisi Bismar Siregar tersebut dapat dilihat bahwa tolak ukur keberhasilan tugas kepolisian adalah bagaimana
menciptakan situasi tenang dan tentram di kalangan masyarakat, bagaimana membuat masyarakat agar tidak dihantui perasaan takut
dan khawatir bila sewaktu-waktu kejadian buruk menimpa. Untuk menetapkan penyelenggaraan pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat oleh pihak kepolisian diperlukan landasan hukum dalam tata susunan. Tugas dan wewenangnya salah satu pelaksanaan
ketentuan tersebutdiatur Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 yang berbunyi:
”Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.”
Esensi pekerjaan polisi adalah menjalankan kontrol sosial, serempak dengan itu polisi juga sering disebut sebagai penjaga status
quo.
28
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Kepolisian Negara Republik Indonesia diharapkan selalu menjunjung tinggi hak
asasi rakyat warga negara dan menjunjung menegakkan hukum negara yang harus dipatuhi oleh seluruh yang ada termasuk anggota
kepolisian sendiri. Sehingga perlu dirumuskan secara tegas dan terinci perumusan undang-undang tersendiri bagi Kepolisian Negara
Republik Indonesia sesuai dengan kedudukan dan fungsinya berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002. Disisi lain
Undang-Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia diharapkan mampu memberi jaminan yang lebih besar bagi terwujudnya kepastian
hukum dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan.
Secara rinci peran dan tanggung jawab Polri, sebagai penjaga kamtibnas dan alat penegak hukum tercantum dalam Pasal 5 ayat 1
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 dengan pengertian:
28
Satjipto Raharjo, Op cit, hlm. 93
”Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan memelihara keamanan ketertiban, menegakkan hukum
serta memberikan perlindungan, penganyoman dan pelayanan masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.”
b. Tugas dan Wewenang Kepolisian Negara