Standar atau Parameter Pendidikan yang berkualitas

23 layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Pemerintah berkewajiban melakukan pemerataan pendidikan di negaranya, berdasarkan cita-cita negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan merupakan aset utama yang perlu dikembangkan agar seluruh warga mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman. Pendidikan merupakan yang layak merupakan hak setiap warga negara, sehingga pemerintah harus melakukan pemerataan pendidikan hingga pelosok Indonesia yang selama ini belum terjangkau pendidikan, sehingga mampu menekan angka tidak melanjutkan sekolah.

3. Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

Pendidikan merupakan hal yang pertama dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan perilakuseseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan, proses, cara mendidik Ki Hajar Dewantara, 1977: 14. Kondisinya pendidikan menjadi hal yang paling sering dibahas, karena lewat pendidikanlah sesuatu perubahan dimulai. Penciptaan generasi muda yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan yang dengan ilmu pengetahuan itu dapat melakukan pembangunan di segala bidang merupakan alasan umum mengapa pendidikan menjadi begitu penting Ki Hajar Dewantara, 1977: 14. Namun pada kenyataannya, pendidikan Indonesia sekarang ini menunjukkan kualitas yang rendah. Kenyataan yang justru terjadi dengan pendidikan di negara yang begitu luas ini adalah pendidikan tidak meluas merata ke seluruh penjuru 24 nusantara. Di era pembangunan yang sedang gencar-gencarnya ini, kesenjangan masih dirasakan oleh wilayah-wilayah Indonesia yang berada jauh dari jangkauan pemerintah pusat. Wilayah Indonesia yang secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kawasan yaitu kawasan barat dan kawasan timur, dimana letak pemerintahan pusat berada di kawasan barat membuat kesenjangan dalam banyak bidang antara kawasan barat yang dianggap sebagai pusat pemerintahan dan pusat pembangunan dengan kawasan timur Indonesia yang cenderung sulit dijangkau dari pusat pemerintahan. Berdasarkan data terakhir Kementrian Daerah Tertinggal tahun 2013, dari 183 daerah tertinggal di Indonesia, 70 berada di kawasan timur Indonesia. Pemerintah memang tak henti-hentinya memberikan kebijakan demi kemajuan pendidikan, namun kebijakan demi kebijakan seakan hanya menjadi Oase ditengah padang pasir yang kesejukannya hanya sesaat saja. Dalam praktiknya, pendidikan tetap menjadi masalah yang krusial bagi bangsa ini. Terkhusus pendidikan di daerah 3T. tertinggal, terpencil dan terbelakang. Terlebih, Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO, terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sebenarnya pemerintah Indonesia telah lama menyadari akan pentingnya pendidikan untuk pembangunan nasional, seperti yang ditegaskan dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa ; “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”, yang kemudian dirumuskan dalam GBHN yang antara lain 25 dikemukakan bahwa; Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah dalam rangka persiapan wajib belajar untuk pendidikan menengah tingkat pertama.namun, Terdapat kesenjangan yang luar biasa besar antara cita-cita ideal Bangsa dengan kondisi real bangsa Indonesia saat ini. Berikut adalah faktor-faktor penyebab terjadinya kesenjangan pendidikan diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal menurut Arini Mayan, 2011: 55, adapun uraiannya sebagai berikut: a. Faktor internal penyebab terjadinya kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia 1 Rendahnya Kualitas Sarana Fisik Dilihat dari gambar di atas, sangat nampak sekali kesenjangan pendidikan di Indonesia ini. Kualitas pendidikan di desa Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan bahkan belajar di tempat yang tidak layak dan sebagainya. Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting