Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

34 mendaatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutya, seperti diagnosis kesulitan belajar siswa dan enentuan kelulusan. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai tes. Daryanto 2008:12-14 membagi tes menjadi empat macam yaitu : 1 Tes penempatan Tes jenis ini disajikan diawal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengethuan yang dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disiapkan. 2 Tes formatif Tes jenis ini ditrngah program pengajaran untuk memantau kemajuan belajat siswa demi memberikan umpan balik baik kepada siswa maupun kepada guru. Dalam tes yang mengacu kriteria dibuatkan tugas-tugas berupa tujuan instruksional yang harus dicapai oleh siswa untuk dpat dikatakanberhasil dalam belajarnya. 3 Tes diagnosis Tes ini bertuuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikanya. Tes diagnosis dilakukan setelah mendapatkan data dari tes formtif, kemudian dianalisa bagian mana dari pengajaran yang memberikan kesulitan kepada siswa. Baru setelah diketahui bagian mana yang belum diketahui siswa, dapat dibuat butir-butir soal yang memusat pada bagian itu hingga dapat dipakai untuk mendeteksi bagian – bagian mana dari pokok 35 bahasan yang belum dikuasai. Atas dasar tersebut guru dapat mengupayakan perbaikan. 4 Tes sumatif Tes ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir dari suatu jenjang pendidikan, walaupun maknanya telah diperluas menjadi tes akhir semester atau tes akhir bahasan. Tes ini dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar menentukan kelulusan dan atau memberi sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran bagi yang berhasil baik. Dalam penyusunan tes hasil belajar, hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebuah tes yang baik. Suharsimi Arikunta 2013:72-77 menjelaskan sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukuran, harus memenuhi syarat tes, yaitu memiliki : 1 Validitas Yang dimaksud dengan validitas adalah tepat atau sesuai. Sehingga tes dapat dikatakan memiliki valis apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas istilah baru juga disebut kesahihan. 2 Reliabilitas Adalah sebuah tes yang dapat dipercaya reliable. Sebuah tes dikatakan reiabel pabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan rangking yang sama dalam kelompoknya walaupun 36 nilai tes yang kedua lebih baik, akan tetapi kenaikan tersebut dialami oleh semua siswa. 3 Objektivitas Berarti tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhinya. Lawan dari objektif adalah subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang masuk mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila didalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhinya. 4 Praktikabilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengoprasianya. 5 Ekonomis Bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkosbiaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama, Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Nilai tes dapat digunakan oleh pengajarguru sebagai bahan acuan untuk mengevaluasi proses pembelaaran, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan merancang proses pembelajaran berikutnya.

B. Penelitian yang relevan

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran snowball throwing telah banyak digunakan di berbagai jenjang pendidikan. Sedangkan penelitian tentang penerapan model pembelajaran snowball throwing untuk

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MEMANFAATKAN PANEL DAN WIRING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN PADA SISWA KELAS XI TKR DI SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 2 21

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03

1 1 12

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS Penerapan Pembelajaran Model Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 03 Tohuda

0 1 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SASIS DAN PEMINDAH TENAGA KENDARAAN RINGAN (PSPTKR) DI SMK MUHAMMADIYAH MUNGKID.

0 12 192

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN KELAS XI OTOMOTIF.

0 0 157

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PERBAIKAN MOTOR OTOMOTIF KELAS XI TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

0 0 130

PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTIK BENGKEL OTOMOTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN.

4 16 103

271 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM STATER PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI TKR SMK TAMANSISWA JETIS TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 7

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

0 0 10