LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

Dengan adanya ketentuan dalam Pasal 2 tersebut, maka menjadi pertimbangan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 11 Tahun 1990 dalam hal status BUMD dari PDAM.

7. Peraturan M enteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian PDAM.

Ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini menjadi rujukan dalam perubahan organ dan Kepegaw aian PDAM secara keseluruhan. Kajian yang komprehensif telah dilakukan pada Bab I.

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

Pemikiran akan landasan filosofis, sosiologis dan yuridis merupakan aktualisasi dari teori Keberlakun Hukum Gelding Theory . Teori ini didasari pada pemahaman bahw a perundang-undangan yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu syarat filosofis, sosiologis dan yuridis. Implementasi dari teori keberlakuan hukum ini, telah menjadi bagian dari salah satu asas PembentukanPeraturan Perundang-undangan yang baik, yang diatur dalam Pasal 5 huruf d Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yaitu asas dapat dilaksanakan . Lebih lanjut beberapa asas lainnya yang diatur di dalam Pasal 5 Undang- Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan w ajib mendasarkan pada : a. Kejelasan tujuan b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat c. Kesesuaian antara jenis,hirarkhi dan materi muatan d. Dapat dilaksanakan e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan f. Kejelasan rumusan g. Keterbukaan Disamping asas-asas tersebut dalam Pasal 5, asas lainnya yang juga harus terkandung pada peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan adalah : a. Pengayoman b. Kemanusiaan c. Kebangsaan d. Kekeluargaan e. Kenusantaraan f. Bhineka Tunggal Ika g. Keadilan h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan i. Ketertiban dan Kepastian hukum dan : j. Keseimbangan,Keserasian dan keselarasan Untuk mew ujudkan materi muatan peraturan perundangan di atas diperlukan dasar untuk menjadi pijakan tentang dibentuknya sebuah peraturan perundangan. Asas-asas peraturan perundangan di atas memberikan pemahaman bahw a setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis.

4.1 Landasan Filosofis

Joeniarto 28 , mengatakan nilai filosofis, suatu peraturan perundang-undangan harus mencerminkan nilai keadilan dan kepastian. Disamping itu syarat filosofis berkaitan dengan cita hukum “ rechtsidee ” . Esensi dari landasan filosofis ini juga dapat ditemukan pada eksistensi Pasal 2 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang menentukan “ Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Hal ini dimaksudkan dengan adanya kebijakan semacam itu, maka kehendak the founding fathers kita yang termaktub dalam pembukaan bisa terw ujud. Tujuan didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum adalah untuk memberikan manfaat dan memenuhi kebutuhan masyarakat daerah akan air bersih demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 18 ayat 6 Undang-Undang Dasar 1945, bahw a Pemerintah Daerah mempunyai hak untuk menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lainnya untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan, bahw a Peraturan Daerah merupakan suatu produk yang menjadi sarana legislasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Metode dan tata cara pembangunan daerah satu dengan yang lainnya sangat berbeda, begitu juga dengan karakteristik serta geografis suatu daerah juga sangat mempengaruhi nilai-nilai yang terkandung di dalam masyarakat, seperti social budaya, adat istiadat, ekonomi dan nilai lainnya. Dengan mengenal lebih jauh nilai- nilai yang terkandung dalam masyarakat serta mengenal kondisi geografis wilayah 28 Joeniarto, Selayang Pandang Tentang Sumber Sumber Hukum Tata Negara Di Indonesia, Yogyakarta, Liberty, Jogyakarta, 1980, cet II, h.15. suatu daerah, pemerintah melalui perusahaan daerah air minum dapat memberikan pelayanan yang optimal dan merata kepada seluruh masyarakat. Pemerintah Kabupaten Klungkung sudah memiliki Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Air Minum, untuk mengakomodasi perkembangan yang terjadi dalam masyarakat dan mengoptimalkan pelayanan PDAM bagi masyarakat di Kabupaten Klungkung, maka diperlukan adanya Perda Perubahan Atas Perda No 11 Tahun 1990 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung. 4.2 Landasan Sosiologis Berkaitan dengan syarat sosiologis, Robert Seidman dan Ann Seidman, 29 mengatakan kelemahan utama dalam suatu peraturan perundang - undangan dew asa ini yaitu kegagalannya mengungkap dengan jelas hubungan sebab akibat antara Undang-Undang norma-norma hukum dengan kenyataan sosial dan pembangunan. Dengan demikian syarat ini menekankan pada adanya relasi antara kebijakan yang dibuat dan kenyataan di masyarakat. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 itu, Pemerintah mempunyai kew ajiban melaksanakan kebijakan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan jumlah usaha yang dapat membantu masyarakat dalam menciptakan pekerjaan sendiri. Proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Ranperda tentang ranperda w ajib memberikan keikutsertaan masyarakat melalui partisipasi masyaraka. Roscoe Pound mengemukakan pada fungsi hukum sebagai alat untuk 29 Ann Seidman, Robert Seidman, Penyusunan RUU Dalam Perubahan Masyarakat Yang Demokratis , Penyunting, Yohanes Usfunan cs., Elips, Jakarta, 2002, h.30. merubah masyarakat law as atool of social engineering , menyatakan bahw a hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat 30 . Pemikiran ini diaw ali oleh penelitian untuk memberikan dasar ilmiah pada proses penentuan hukum legal policy making . Kabupaten Klungkung w ilayahnya terbagi menjadi dua, yaitu wilayah daratan yang terdiri dari tiga kecamatan dan w ilayah laut yaitu Kepulauan Nusa Penida, terpisahnya wilayah Kabupaten Klungkung menyebabkan berbeda juga ketersediaan air bersih bagi masyarakatnya.Faktor geografis dan topografi w ilayah amat menentukan hal tersebut, sehingga PDAM belum mampu memberikan pelayanan ke semua kelurahan desa yang ada di Kabupaten Klungkung khususnya yang terletak di Kecamatan Nusa Penida. Kabupaten Klungkung tidak mempunyai banyak sumber mata air besar yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tapi memiliki sungai yang merupakan daerah hilir dari beberapa sungai besar yang ada di Bali, namun sungai-sungai yang merupakan sumber daya air tersebut belum tergarap secara optimal. Perbedaan luas wilayah dan kepadatan antara satu kecamatan yaitu Nusa Penida dan tiga kecamatan lainnya dapt dikatakan sebagai salah satu faktor belum meratanya pelayanan yang dapat diberikan oleh PDAM, mengingat beberapa kelurahan desa yang belum dapat menikmati pelayanan PDAM terletak di kecamatan Nusa Penida. Jadi dengan dibentuknya Perda Perubahan ini diharapkan 30 Lili Rasjidi Arief Sidharta, Filsafat Hukum – Mashab dan Refleksinya, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 1988, h.8 mampu memenuhi kebutuhan semua masyarakat akan air bersih demi kelangsungan hidup seluruh masyarakat. 4.3 Landasan Yuridis Persyaratan yuridis “ juridische gelding ” sangat penting dalam pembuatan Undang-undang. Menurut, Bagir Manan 31 hal-hal penting yang harus diperhatikan : Pertama, keharusan adanya pemberian wew enang dari pembuat peraturan perundang-undangan. Setiap peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh badan atau pejabat yang berw enang. Kalau tidak peraturan perundang-undangan itu batal demi hukum “ van rechtwegeneitig ” . Dianggap tidak pernah ada dan segala akibatnya batal secara hukum . Kedua, keharusan adanya kesesuaian bentuk atau jenis peraturan perundangundangan dengan materi yang diatur, terutama kalau diperintahkan oleh perundang-undangan tingkat lebih tinggi atau sederajat. Ketiga, keharusan mengikuti tata cara tertentu. Apabila tata cara tersebut tidak diikuti, peraturan perundang-undangan mungkin batal demi hukum. Misalnya keharusan Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD. Keempat, keharusan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Dengan demikian dalam Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah ini, maka harus menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, adapun yang menjadi hirarki Peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Dasar, TAP MPR, Undang-Undang Perppu, PP, Perpres, Perda Provinsi dan Perda Kabupaten Kota. Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung maka harus didasarkan pada aturan yang lebih tinggi. Untuk mew ujudkan tujuan hukum yang 31 Bagir Manan, Dasar-Dasar Perundangan Di Indonesia, Indo Hill, Co. Jakarta, 1992, h.152. baik juga, diperlukan penyesuaian dengan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan dan asas materi muatan peraturan perundang-undangan yang telah diatur dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menentukan bahw a DPRD kabupaten kota mempunyai tugas dan w ew enang untuk membentuk Perda kabupaten kota bersama-sama dengan bupati w ali kota berdasarkan ketentuan Pasal 154 ayat 1 butir a. Ketentuan tersebut dapat menjadi rujukan untuk DPRD membentuk Perda. Disamping itu juga mendasarkan pada Undang-Undang No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme serta Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1984 tentang Pengairan, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dapat dijadikan landasan dalam pembentukan Perda Perubahan. Begitu pula Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengaw asan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegaw aian Perusahaan Daerah Air Minum, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah Air, dan ketentuan terkait lainnya juga dapat dijadikan sebagai dasar bagi pembentukan Perda Perubahan atas Perda Nomor 11 Tahun 1990 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung. Berdasarkan uraian di latar belakang, yang menunjukkan adanya kekosongan norma dalam peraturan daerah, maka perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung No. 11 Tahun 1990 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum dalam rangka menjamin kepastian hukum.

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,