1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain sehingga manusia akan terus berinteraksi dengan sesama. Dalam berinteraksi, manusia
tidak akan terlepas dari bahasa. Melalui bahasa tersebut seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, tujuan bahkan perasaannya kepada mitra tutur.
Bahasa juga digunakan sebagai media komunikasi yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi. Penyampaian informasi pada setiap proses
komunikasi menciptakan sebuah peristiwa tutur. Peristiwa tutur merupakan satu rangkaian tindak tutur dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua
pihak, yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan dalam waktu, tempat dan situasi tertentu Rohmadi, 2010: 29.
Terjadinya peristiwa tutur dalam sebuah komunikasi selalu berhubungan dengan konteksnya. Oleh karena itu, proses komunikasi selalu menghasilkan
tindak tutur. Tindak tutur dalam sebuah percakapan dapat berbentuk tulisan maupun lisan. Salah satu contoh tuturan lisan dapat ditemukan di dalam
percakapan sebuah film. Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi masa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi
dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan. Di dalam sebuah film juga terdapat dialog yang mirip dengan situasi nyata ketika berbahasa. Melalui dialog
tersebut, kita dapat mengetahui tindak tutur yang dilakukan antar tokoh. Berikut
adalah contoh 1 dialog percakapan di dalam film Samba :
Gambar 1: Samba memasuki tempat kerja Manu dan Alice
1 Manu
: Bonjour
“Selamat pagi” Samba
: Bonjour “Selamat pagi”
Manu : Asseyez-vous
“Silahkan duduk” Percakapan 1 terjadi di ruang kerja Manu dan Alice di siang hari. Pada
saat itu Manu sedang duduk dan Alice berdiri di balik jendela dan memperhatikan orang-orang yang berada di luar ruangan. Beberapa menit kemudian, ada seorang
client laki-laki Samba masuk ke dalam ruangan. Manu menyapanya dengan menuturkan kata
“Bonjour”. Tuturan tersebut berfungsi sebagai “saluer” atau
sapaan yang dilakukan Manu sebagai pemenuhan harapan sosial karena tuturannya hanya sebagai tuturan rutin. Tuturan tersebut diucapkan ketika bertemu
dengan seseorang yang sudah saling kenal atau ketika menyapa seseorang yang baru pertama kali bertemu.
Hasil penafsiran tersebut dapat diamati dari adegan yang menunjukan Manu dan Samba sebelumnya tidak saling kenal dan mereka
baru pertama kali bertemu.
Berdasarkan contoh 1 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur dalam percakapan berfungsi untuk menyampaikan maksud tertentu sesuai
dengan konteks tuturan. Oleh karena itu, sebuah tuturan harus dikaji secara pragmatik supaya makna dan fungsi dari suatu bentuk tuturan dapat dipahami
dengan baik. Contoh 2 lain dari tindak tutur yang terdapat di dalam film Samba yaitu :
Gambar 2 : Wilson dan Walid sedang bekerja sebagai pekerja cleaning service
2 Wilson
: Tu dors ou quoi?
“kamu sedang tidur atau sedang apa?” Samba :
Je crois que j’ai le vertige. “aku rasa, aku vertigo”
Percakapan 2 terjadi di siang hari. Pada saat itu, Samba dan Wilson membersihkan kaca gedung yang tinggi. Wilson bekerja dengan serius dan
menikmatinya, sedangkan Samba hanya duduk. Kemudian Wilson menghentikan pekerjaannya lalu menuturkan kalimat
“Tu dors ou quoi?” kepada Samba.
Tuturan tersebut merupakan bentuk tindak tutur tidak langsung karena tipe kalimatnya adalah kalimat tanya namun penutur tidak bermaksud untuk bertanya.
Penutur menggunakan kalimat tanya tersebut bemaksud untuk mengungkapkan perasaan marahnya dengan cara mengkritik. Kalimat
“Tu dors ou quoi?”
berfungsi sebagai suatu kritikan karena Samba hanya duduk dan tidak membersihkan kaca gedung.
Contoh percakapan 1 dan 2 merupakan tindak tutur yang terdapat di dalam film Samba. Film Samba merupakan film yang diadaptasi dari sebuah
novel yang berjudul “Samba pour la France” karya Delphine couline tahun 2011.
Film tersebut dirilis pada tahun 2014 dan menceritakan tentang seorang imigran ilegal bernama Samba. Pemilihan film Samba dalam penelitian ini dikarenakan
dalam film tersebut banyak ditemukan tuturan-tuturan yang berhubungan dengan perasaan tokohnya. Selain itu, film tersebut menghadirkan kompleksitas perasaan
yang berkaitan dengan pekerjaan, persahabatan dan percintaan. Berdasarkan alasan tersebut, maka layak adanya penelitian tentang tindak tutur ekspresif
supaya makna dan fungsi dari bentuk tuturan ekspresif tersebut dapat dijelaskan secara rinci. Penjelasan tersebut bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam
penafsiran tuturan.
B. Identifikasi Masalah