Identifikasi Masalah Batasan Masalah

11 metode yang cocok digunakan untuk mengajarkan pengembangan diri bagi siswa tunanetra. c. Bagi Kepala Sekolah Kepala Sekolah ikut berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi anak. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam aksesibilitas serta penyediaan sarana prasarana yang cocok untuk pembelajaran pengembangan diri siswa tunanetra.

G. Definisi Operasional

1. Siswa Tunanetra Siswa tunanetra adalah seseorang siswa yang karena sesuatu hal memiliki ketidakmampuan baik struktur maupun fungsi penglihatan sehingga penglihatannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan mengoptimalkan fungsi indera yang lain untuk dapat melakukan aktivitasnya. 2. Peningkatan Kemampuan Pengembangan diri Peningkatan kemampuan pengembangan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ada peningkatan hasil pembelajaran yang ditunjukkan melalui kemampuan anak melalui aktivitas pengembangan diri khususnya kebersihan badan. Kemajuan hasil belajar ditunjukkan melalui skor pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh peneliti adalah 70 . 12 3. Metode Praktik Metode praktik adalah teknik pembelajaran yang digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan keterampilan di dalam kehidupan nyata dengan cara mempraktikkan kegiatan secara langsung sesuai dengan penjelasan dari guru. 4. Kebersihan Badan Materi kegiatan membersihkan badan merupakan proses membersihkan badan yang mencakup kegiatan mandi, menggosok gigi,dan mencuci rambut. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Kemampuan Pengembangan diri Anak Tunanetra

1. Pengertian dan Karakteristik Anak Tunanetra Hallahan, P. Daniel Kauffman, M. James 2009: 380 mengemukakan definisi tunanetra buta yaitu: “A person who has visual acuity of 20200 or less in the better eye even with correction or has a field of vision so narrow that its widest diameter subtends an angular distance no greater than 20 degrees ”. Dengan demikian dapat dimaknai: bahwa penyandang tunanetra buta adalah seseorang yang memiliki ketajaman penglihatan 20200 penyandang tunanetra hanya dapat melihat suatu objek dalam jarak 20 kaki atau 6 meter, sementara orang normal dapat melihat dengan jarak 200 kaki atau 60 meter atau kurang dari, mata yang lebih baik dengan dikoreksi, atau seseorang yang memiliki lapang pandang sangat sempit, jarak paling lebar berdiameter tidak lebih dari 20 derajat. Seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau dengan teknik- teknik tertentu sehingga dapat belajar tanpa penglihatan atau penglihatan terbatas Ardhi, 2013: 21. Dengan demikian siswa tunanetra membutuhkan perlakuan khusus dalam proses pembelajaran baik metode, materi, dan alat bantu. Tujuannya agar anak mampu memahami materi yang disampaikan guru dengan baik. Pengertian tunanetra oleh Barraga