mengurutkan dan mendefinisikan. Penamaan berdasarkan pengetahuan siswa saat itu, sehingga ilmu yang baru dikenal tidak asing baginya karena telak
dikoneksikan dengan pengalaman terdahulu. d demonstrasikan: memberikan peluang kepada siswa untuk mencoba membaca
ayat tanpa melihat teks Juz ‘Amma. Jika gagal atau terdapat kesalahan
membaca maka dibenarkan untuk melihat teksnya, dan begitu dilakukan berulang-ulang oleh siswa setiap hari.
e ulangi: pelaksanaan pengulangan dengan multimodalitas dan multi- kecerdasan lebih baik dengan konteks yang berbeda dengan asalnya.
35
Teks Juz
‘Amma akan dikemas berbentuk video dengan latarbelakang bunyi bacaan surah yang sedang dibaca sehingga memudahkan siswa untuk merangkai ayat
per ayat. Dengan demikian siswa mudah menghafalnya karena didukung oleh media audio-visual yang menarik perhatian siswa.
f rayakan: merayakan usaha yang sudah dilakukan yaitu mencoba untuk tidak melihat teks Juz
‘Amma atau video Juz‘Amma, semakin sedikit melihat teks maka semakin banyak materi yang telah dihafal. Bagi guru memberikan
penghargaan dengan cara mengumumkan kepada seluruh siswa tentang nama siswa yang telah menguasai materi hafalan.
2. Hasil Hafalan Alquran.
a. Pengertian Hafalan
Hafal artinya telah masuk diingatan tentang pelajaran: saya sudah mempelajari dan juga hafal isinya, dapat diucapkan di luar kepala tanpa melihat
buku atau catatan lain
36
. Menurut Sumadi Surya Brata menghafal adalah aktivitas mengecamkan dengan sengaja.
37
Jadi pengertian hasil hafalan Alquran dalam penelitian ini adalah mengucapkan di luar kepala tanpa melihat teks bacaan surah
al- Infiţār dan an-Nabā’, sesuai dengan kaidah makhraj huruf, tajwid dan madnya.
35
Ibid., h. 132-133.
36
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, edisi IV, cet.I, h. 437.
37
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2008, h. 45.
Secara teori terdapat tiga aspek fungsi hafalan yaitu: mengecamkan yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan kesan-kesan, dan memproduksi kesan-kesan.
Jadi hafalan adalah sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksikan kesan-kesan. Seseorang dikatakan memiliki hafalan baik apabila
memenuhi tiga ciri yaitu: 1 cepat atau muda mengecamkan; 2 setia, teguh, luas dalam menyimpan dan, 3 siap atau sedia dalam memperoduksi kesan-kesan.
Hafalan cepat ialah mudah dalam mengecamkan atau mengingat sesuatu hal tanpa mengalami kesulitan. Hafalan setia ialah apa yang dicamkan atau diingat
tetap akan tersimpan dengan baik serta tidak mengalami perubahan. Hafalan teguh ialah menyimpan kesan dalam waktu lama tidak mudah lupa. Hafalan luas ialah
banyak menyimpan kesan-kesan
38
.
b. Metode Menghafal
Selain itu dalam kegiatan menghafal perlu juga ditetapkan metode yang sesuai dengan kondisi diri agar proses penghafalan dapat terlaksana dengan baik.
Di antara metode menghafal yang dapat digunakan antara lain: 1 Metode keseluruhan atau metode G Ganzlern methode yaitu berulang berkali-
kali dari awal sampai akhir. 2 Metode bagian atau metode T Teillern methode yaitu menghafal sebagian,
setelah hafal maka ditambah sebagian yang lain sehingga secara perlahan seluruh materi dapat dihafal.
3 Metode campuran V Vermittelen de lern methode gabungan cara pertama dan kedua dengan menghafal bagian yang tersulit, kemudian dilanjutkan menghafal
secara keseluruhanya. Ada tiga teknik agar proses menghafal mudah dilaksanakan, yaitu:
1 Menyuarakan, maksudnya membaca dengan sekuat-kuatnya sehingga merasa bebas berekspresi ditambah dengan gerakan anggota tubuh. Atau membaca
minimal terdengar oleh dirinya. 2 Membagi waktu yang tepat sehingga tidak terjadi penumpukan materi yang
harus diselesaikan, atau kejar target. Belajar lebih baik dengan 3 x 1 dari pada
38
Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 44-45
1 x 3. Artinya tiga kali belajar dalam satu minggu dengan satu materi setiap pertemuan lebih baik daripada belajar sekali dengan tiga materi pelajaran
sekaligus. 3 Menggunakan metode yang tepat. Memilih metode yang sesuai dengan
kebiasaan yang dianggap mudah bagi siswa adalah cara yang paling baik.
39
Sementara KH. Ahsin Sakho Muhammad, Rois Majelis Ilmi Jamiyatul Qurra Wal Huffazh juga pernah memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan
oleh siswa yang berniat menghafal Alquran. KH. Ahsin Sakho Muhammad menyebutkan bahwa untuk dapat menghafal Alquran seseorang harus memiliki
beberapa sifat di antaranya ikhlas, qona’ah, ridha, tawakal, serta kondisi jiwa dan lingkungan yang baik. Jika telah memiliki sifat-sifat tersebut, KH Ahsin Sakho
mengatakan Insya Allah seseorang dapat menghafal Alquran dengan mudah.
40
c. Indikator Keberhasilan Menghafal Alquran