Hambatan motivasi Motivasi Belajar

memiliki alasan dan tujuan yang jelas. Manusia pada umumnya menyadari motivasi perbuatan yang direncanakan, tetapi tingkat kesadarannya berbeda-beda. Ada tingkah laku yang benar-benar disadari motivasinya, ada yang kurang begitu disadari. Dari hasil penelitian semakin penting tindakan seseorang baik bagi dirinya maupun bagi orang lain maka semakin tinggi kesadaran akan motivasi yang menggerakannya. Semakin rutin perbuatan dilakukan maka semakin kurang kesadaran melakukan tindakan. Namun tak selamanya tingkah laku manusia dapat disadari dan mempunyai alasan yang jelas terhadap perbuatan yang dilakukannya. Sesesorang merasa sangat takut kepada tikus, tetapi jika ditanya mengapa mesti takut kepada tikus, pada hal tikus tidak membahayakan manusia. Alasan ketakutan tak bisa diungkapkannya, yang jelas ketika bertemu dengan tikus secara tidak disadar langsung menjerit histeris. vi. biogenetis merupakan semua jenis kegiatan yang berkaitan dalam upaya memenuhi kebutuhan organisme manusia demi kelanjutan hidupnya secara biologis. Motif sosiogenesis adalah tingkah laku manusia yang bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya. Motif teogenesis adalah suatu keinginan untuk berbakti kepada Tuhan sebagai upaya merealisasikan norma agama dalam kehidupan sehari-hari. Namun motif teogenesis terkadang berbenturan dengan sosiogenesis. Hal ini menjadi peristiwa yang biasa dan selalu terjadi di dalam masyarakat 26 .

d. Hambatan motivasi

Banyak faktor penghambat motivasi untuk tumbuh dan berkembang dalam mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Hambatan itu bisa datang dari diri sendiri maupun dari luar. Hambatan dari diri sendiri atau dari lingkungan. Secara umum hambatan motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya; pengalaman masa lampau, taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya. 27 i. Pengalaman masa lampau akan mempengaruhi kadar motivasi dalam melakukan kegiatan yang diinginkan. Seorang pelajar sangat trauma terhadap peristiwa kecelakaan pesawat terbang yang menelan banyak korban serta kondisi korban 26 Ibid., h. 294. 27 Ibid., h. 268-269. yang sangat mengenaskan. Peristiwa memilukan akan tersimpan di memori jangka panjang sehingga menjadi penyebab perubahan sikap untuk membatalkan cita-cita menjadi seorang pilot. Contoh lain, penderita kanker mengalami kesulitan membiayai pengobatan dikarenakan harga obat sangat mahal. Kesulitan membiayai pengobatan memotivasi terbentuk komunitas penderita kanker yang bertujuan menggalang dana dari pihak ketiga sebagai donatur. ii. taraf inteligensi merupakan ketajaman inteligensi untuk memudahkan menangkap tujuan, prosedur, serta fungsi dari tindakan. Memahami tujuan dan manfaat tindakan akan meningkatkan motivasi. Siswa merasa bosan, mengantuk, lesu dikarenakan tidak mengerti tujuan dan manfaat tindakan. Ketika guru mengajar, siswa justru menemukan hambatan karena tidak mengerti tujuan dan manfaatnya, padahal guru telah menjelaskan di awal pembelajaran. Tetap saja siswa belum mengerti maksud dan tujuan pembelajaran tersebut karena tingkat intelengensinya sangat rendah. kesalahan prosedur akan berakibat menyia-nyiakan waktu, tenaga, serta menimbulkan kebosanan. Siswa mengganggu teman dikarenakan tidak mengerti tatacara menyelesaikan soal persamaan kuadrat yang telah dijelaskan oleh guru matematika. Siswa kebingungan cara-cara mengasosiasikan ayat demi ayat agar mudah diingat, akibatnya waktu yang tersedia tak cukup untuk menuntaskan hafalannya. Pekerja tambang berusaha terus menembus terowongan bawah tanah, padahal kawasan itu telah ditetapkan sebagai kawasan berbahaya. Pekerja tetap saja tidak menghiraukan larangan pemerintah karena mengetahui kawasan itu sangat potensial sebagai tempat penghasil emas terbesar. Ancaman kematian tidak mengurungkan niat para pekerja tambang karena mengetahui manfaat dari tindakannya. Jadi tidak memahami manfaat sebuah tindakan akan menghambat motivasi. iii. kemampuan fisik peserta didik juga menjadi hambatan bagi guru untuk meningkatkan motivasi siswa. Siswa mengidap penyakit mata rabun jauh harus ditempatkan pada tempat duduk paling depan. Memperlakukan siswa secara kusus merupakan perbuatan sulit dilakukan oleh guru terhadap siswanya. Guru selalu melakukan tatacara yang umum sehingga keterbatasan fisik menjadi kendala dalam meningkatkan motivasi siswa. iv. Situasi lingkungan di kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyerap informasi. Sebuah gambar lebih berarti dari pada seribu kata. Lingkungan yang teratur dan bersih sebagaimana kita menyambut tamu, karena siswa adalah “tamu” sebagai undangan dalam proses belajar mengajar. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengatur poster yang berkaitan dengan pelajaran diletakan di tempat strategis untuk proses pengulangan. Di lain pihak lingkungan yang ditata untuk mendukung belajar dapat berkata “belajar itu segar”, “hidup penuh semangat”. Apa yang diungkapkan Dhority dalam Bobby de Porter, “segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghabat belajar”. Posisi bangku dan meja akan mempengaruhi kenyamanan siswa, sementara alunan musik akan membuka kunci suasana belajar yang optimal serta membantu menciptakan asosiasi. 28 v. cita-cita hidup akan menjadi kendala dalam memotivasi siswa, siswa yang ingin menjadi programer komputer tidak tertarik kepada mata pelajaran bahasa Arab dan mata pelajaran yang tidak mendukung terwujudnya cita-cita yang diinginkannya. Jadi pelaksanaan proses pembelajaran dengan mendesain materi dan mengoptimalkan media pembelajaran akan mendapatkan hambatan jika tidak sesuai dengan cita-cita siswa.

e. Fungsi Motivasi