Rekonstruksi Konsep α-Objek Redundan
memiliki kemiripan masing-masing. Definisi relasi identitas digunakan untuk
merepresentasikan relasi antar data.
Contoh 2
Tabel 2a memperlihatkan sistem informasi dari reproduksi hewan IU, A,
dengan U = {u
1
, u
2
, u
3
}, dan A = {nama hewan d, reproduksi r},
Tabel 2a Reproduksi Hewan
U Nama Hewan d
Reproduksi r
u
1
Kuda Melahirkan u
2
Mamalia Melahirkan u
3
Burung Bertelur
Definisi α-objek redundan pada
persamaan 13 dapat digunakan untuk membuktikan bahwa salah satu objek sudah
tercakup dalam objek yang lainnya, objek yang sudah tercakup itu dinamakan dengan
objek redundan.
Pada Tabel 2a akan dibuktikan bahwa u
1
adalah objek redundan karena u
1
sudah tercakup pada u
2
kuda termasuk ke dalam grup mamalia.
Andaikan derajat α ={1, 1}, dengan α
d
= 1 dan
α
r
= 1 maka akan ditentukan kemiripan dari data dengan FCPR.
Atribut “nama hewan” Pada atribut “nama hewan”, terdapat tiga
buah objek yang berbeda. Menurut teorema permutasi apabila ada tiga buah objek yang
berbeda maka banyaknya permutasi susunan berbeda dari tiga buah objek yang
berbeda tersebut jika diambil r buah objek tersebut adalah :
3 P 3 , 2
6 r e la s i , 3
2 =
= −
Relasi tersebut adalah : 1.
R
d
du
1
,du
2
= R
d
kuda, mamalia, 2.
R
d
du
2
,du
1
= R
d
mamalia, kuda, 3.
R
d
du
1
,du
3
= R
d
kuda, burung, 4.
R
d
du
3
,du
1
= R
d
burung, kuda, 5.
R
d
du
2
,du
3
= R
d
mamalia, burung, 6.
R
d
du
3
,du
2
= R
d
burung, mamalia. • R
d
du
1
,du
2
= R
d
kuda, mamalia
P 1,
m a m a lia kud a
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF mamalia adalah benar THEN kuda
adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena
mamalia bukan bagian dari kuda,
∀
mamalia hewan = kuda adalah salah. • R
d
du
2
,du
1
= R
d
mamalia, kuda
P 1,
kud a m a m alia
= →
=
Atau dengan menggunakan kondisi fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995, relasi
tersebut dapat dinyatakan sebagai: p : IF kuda adalah benar THEN mamalia
adalah benar, Ini tentunya benar karena kuda merupakan
bagian dari mamalia,
∀
kuda hewan = mamalia adalah benar. • R
d
du
1
,du
3
= R
d
kuda, burung
P 1,
b u ru n g ku d a
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF burung adalah benar THEN kuda
adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena burung
bukan bagian dari kuda,
∀
burung hewan = kuda adalah salah. • R
d
du
3
,du
1
= R
d
burung, kuda
P 1,
ku d a b u ru n g
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF kuda adalah benar THEN burung
adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena kuda
bukan bagian dari burung,
∀
kuda hewan = burung adalah salah. • R
d
du
2
,du
3
= R
d
mamalia, burung
P 1,
b u ru n g m a m a lia
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF burung adalah benar THEN
mamalia adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena burung
bukan bagian dari mamalia,
∀
burung hewan = mamalia adalah salah.
• R
d
du
3
,du
2
= R
d
burung, mamalia
P 1,
m a m a lia b u ru n g
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF mamalia adalah benar THEN
burung adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena
burung bukan bagian dari mamalia,
∀
mamalia hewan = burung adalah salah.
Atribut “reproduksi” Pada atribut “reproduksi”, terdapat dua buah
objek yang berbeda. Menurut teorema permutasi apabila ada dua buah objek yang
berbeda maka banyaknya permutasi susunan berbeda dari dua buah objek yang
berbeda tersebut jika diambil dua buah objek tersebut adalah :
2 P 2 , 2
2 re la s i, 2
2 =
= −
Relasi tersebut adalah : 1.
R
r
ru
1
,ru
3
=R
d
melahirkan, bertelur, 2.
R
r
ru
3
,ru
1
=R
d
bertelur, melahirkan. • R
r
ru
1
,ru
3
= R
d
melahirkan, bertelur
P 1,
b ertelu r m ela h irka n
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF bertelur adalah benar THEN
melahirkan adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena
bertelur bukan bagian dari melahirkan.
∀
bertelur hewan = melahirkan adalah salah.
• R
r
ru
3
,ru
1
= R
d
bertelur, melahirkan
P 1,
m ela h irka n b ertelu r
= →
dengan menggunakan fuzzy proposition Klir dan Yuan 1995 relasi tersebut
dinyatakan sebagai berikut : p : IF melahirkan adalah benar THEN
bertelur adalah benar, Tetapi ini belum tentu benar karena
melahirkan bukan bagian dari bertelur.
∀
melahirkan hewan = bertelur adalah salah.
Relasi-relasi pada atribut “nama hewan” dan “reproduksi” dapat dilihat sebagai berikut :
R
d
du
1
,du
2
= R
d
Kuda, Mamalia = 0, R
d
du
2
,du
1
= R
d
Mamalia, Kuda =1, R
d
du
2
,du
3
= R
d
Mamalia, Burung = 0, R
d
du
3
,du
2
= R
d
Burung, Mamalia = 0, R
d
du
1
,du
3
= R
d
Kuda, Burung = 0, R
d
du
3
,du
1
= R
d
Burung, Kuda = 0, R
r
ru
1
,ru
2
= R
r
Melahirkan, Bertelur = 0,
R
r
ru
2
,ru
1
= R
r
Bertelur, Melahirkan = 0.
Relasi yang bernilai benar bernilai 1 adalah relasi pada objek yang sama, yaitu :
R
d
du
1
,du
1
= R
d
kuda, kuda= 1, R
d
du
2
,du
2
= R
d
mamalia, mamalia=1, R
d
du
3
,du
3
= R
d
burung,burung= 1, R
r
ru
1
,ru
1
= R
r
melahirkan melahirkan = 1,
R
r
ru
2
,ru
2
= R
r
melahirkan,melahirkan = 1,
R
r
ru
1
,ru
2
= R
r
melahirkan,melahirkan = 1,
R
r
ru
2
,ru
1
= R
r
melahirkan,melahirkan = 1,
R
r
ru
3
,ru
3
= R
r
bertelur, bertelur=1. Oleh karena R
d
du
2
,du
1
= 1, dapat dikatakan bahwa u
1
merupakan objek yang berlebih-lebihan objek redundan. Hal ini
sesuai dengan persamaan 13 bahwa u
1
adalah objek redundan karena mencakup u
2
kuda termasuk dalam grup mamalia, dengan
R
d
du
2
,du
1
= R
d
mamalia, kuda=1 sehingga u
1
dapat dihilangkan karena merupakan objek redundan objek yang berlebih-lebihan. Tabel
2a akan berubah menjadi Tabel 2b, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2b Reproduksi Hewan
U Nama Hewan d
Reproduksi r
u
2
Mamalia Melahirkan u
3
Burung Bertelur
4.4 Rekonstruksi Ketergantungan Atribut
berdasarkan FCPR
Konsep ketergantungan atribut adalah perluasan dari konsep ketergantungan fungsi
fuzzy FFD. Dapat dikatakan bahwa atribut dari himpunan B
A ⊆
bergantung seluruhnya
kepada
C A
⊆
jika semua data gabungan pada domain himpunan atribut B merupakan
penentuan yang khas dengan semua data gabungan pada domain himpunan atribut C,
dengan A adalah himpunan semesta dari atribut.
Dengan menggunakan keluarga nilai dari persamaan 15 yaitu { , |
}
i n
C B i
δ ∀ ∈` ,
maka derajat ketergantungan C menentukan B dapat didefinisikan menjadi tiga definisi
sebagai berikut : minimum
m i n
, m i n
, ,
n
i i
C B C B
δ δ
∈
=
`
37 maksimum
max
, max
, ,
n
i i
C B C B
δ δ
∈
=
`
38 rata-rata
avg
, avg
, .
n
i i
C B C B
δ δ
∈
=
`
39 Dari definisi di atas, akan diperoleh
beberapa properti seperti :
min avg
, 1 , 1
C B C B
δ δ
= ⇔ =
, 40 sama halnya dengan,
m in avg
, 1
, 1
C B C B
δ δ
⇔
. 41 Intan dan Mukaidono 2004
• Jika
a v g
, 1
C B δ
=
, dapat dikatakan bahwa B bergantung total pada C,
• Jika
a v g
, 1
C B δ
, dapat dikatakan bahwa B bergantung sebagian pada
derajat
a v g
, C B
δ pada C.
Sama halnya dengan, • jika
, 1
i
C B δ
=
dapat dikatakan bahwa B bergantung total pada C di
objek u
i
, • Jika
, 1
i
C B
δ
dapat dikatakan bahwa B bergantung sebagian pada
derajat
,
i
C B
δ
pada C di objek u
i
. Konsep ketergantungan atribut ini
berhubungan dengan konsep ketergantungan fungsi fuzzy dengan adanya fuzzy relational
database Intan dan Mukaidono 2000. Definisi fungsi ketergantungan fuzzy
FFD pada persamaan 16 ini memenuhi Aksioma Amstrong Amstrong 1974 dalam
Intan dan Mukaidono 2004 sebagai berikut:
Jika
, ,
B C E A
⊆
dengan A adalah himpunan semesta dari atribut, maka :
1. Refleksivitas :
, B
C C
B ⊆
⇒ →
42 2.
Augmentasi :
, C
B C E
B → ⇒ ∪ →
43 3.
Transivitas :
dan .
C B
B E
C E
→ → ⇒ →
44 Intan dan Mukaidono 2000
Contoh 3 Tabel 3 adalah sistem informasi fuzzy
IU, A = { c
1
, c
2
, c
3
, b
1
} dengan U = {u
1
,…,u
8
} adalah himpunan objek dan A = {c
1
, c
2
, c
3
, b
1
} adalah himpunan atribut,
, C B
A ⊂
.
Tabel 3 I U, A = {c
1
, c
2
, c
3
, b
1
}
U c
1
c
2
c
3
b
1
u
1
w
1
x
1
y
1
z
1
u
2
w
1
x
2
y
3
z
1
u
3
w
2
x
2
y
3
z
2
u
4
w
1
x
1
y
1
z
2
u
5
w
2
x
2
y
1
z
2
u
6
w
1
x
1
y
1
z
1
u
7
w
2
x
2
y
3
z
1
u
8
w
1
x
2
y
3
z
1
Dari Tabel 3 akan diketahui derajat ketergantungan C menentukan B B bergantung
pada C, dengan
1 2
3
{ , ,
} C
c c c =
dan B = {b
1
} dan
, C B
A ⊂
. •
1
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan C
menentukan B pada objek u
1
.
1
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan B
menentukan C pada objek u
1
. asumsi : c
1
=’w
1
’, c
2
=’x
1
’, c
3
=’y
1
’, dan b
1
=’z
1
’. •
2
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan C
menentukan B pada objek u
2
.
2
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan B
menentukan C pada objek u
2
. asumsi : c
1
=’w
1
’, c
2
=’x
2
’, c
3
=’y
3
’, dan b
1
=’z
1
’. •
3
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan C
menentukan B pada objek u
3
.
3
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan B
menentukan C pada objek u
3
. asumsi : c
1
=’w
2
’, c
2
=’x
2
’, c
3
=’y
3
’, dan b
1
=’z
2
’. •
4
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan C
menentukan B pada objek u
4.
4
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan
B menentukan C pada objek u
4.
asumsi : c
1
=’w
1
’, c
2
=’x
1
’, c
3
=’y
1
’, dan b
1
=’z
2
’. •
5
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan
C menentukan B pada objek u
5
.
5
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan
B menentukan C pada objek u
5
. asumsi c
1
=’w
2
’, c
2
=’x
2
’, c
3
=’y
1
’, dan b
1
=’z
2
’. •
6
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan
C menentukan B pada objek u
6
.
6
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan
B menentukan C pada objek u
6
. asumsi : c
1
=’w
1
’, c
2
=’x
1
’, c
3
=’y
1
’, dan b
1
=’z
1
’. •
7
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan
C menentukan B pada objek u
7
.
7
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan
B menentukan C pada objek u
7
. asumsi : c
1
=’w
2
’, c
2
=’x
2
’, c
3
=’y
3
’, dan b
1
=’z
1
’. •
8
, C B
δ yaitu derajat ketergantungan
C menentukan B pada objek u
8
.
8
, B C
δ yaitu derajat ketergantungan
B menentukan C pada objek u
8
. asumsi : c
1
=’w
1
’, c
2
=’x
2
’, c
3
=’y
3
’, dan b
1
=’z
1
’. Transformasi dari Tabel 3 ke masing-
masing objek u
1
, u
2
, u
3
, u
4
, u
5
, u
6
, u
7
, dan u
8
terdapat pada Lampiran.
Dengan menggunakan definisi derajat ketergantungan atribut pada persamaan 15,
maka akan didapatkan derajat ketergantungan C menentukan B pada objek
u
1
, u
2
, u
3
, u
4
, u
5
, u
6
, u
7
, dan u
8
sebagai berikut :
1 2
3 4
5 6
7 8
, 2 3,
, 1,
, 1 2,
, 1 3,
, 1,
, 2 3,
, 1 2,
, 1.
C B C B
C B C B
C B C B
C B C B
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
= =
= =
= =
= =
Dengan menggunakan persamaan 37, 38, dan 39 maka :
m in m ax
, 1 2,
, 1
C B C B
δ δ
= = ,
dan
avg
, 17 24
C B δ
=
. Selain itu, hasil dari derajat
ketergantungan B menentukan C adalah sebagai berikut :
1 2
3 4
5 6
7 8
, 2 5,
, 2 5,
, 1 3, , 1 3,
, 1 3, ,
2 5, , 1 5,
, 2 5.
B C B C
B C B C
B C B C
B C B C
δ δ
δ δ
δ δ
δ δ
= =
= =
= =
= =
Selanjutnya, derajat ketergantungan B menentukan C kemudian disamakan dengan
derajat ketergantungan C menentukan B, sehingga :
, ,
, .
i i
C B B C
i
δ δ
≥ ∀
Persamaan di atas memenuhi persamaan 16 sehingga dapat disimpulkan bahwa C
B →
C menentukan B yang terdapat pada Tabel 3. 4.5 Rekonstruksi Pendekatan Data Reduksi
dengan Operator Proyeksi.
Pendekatan data reduksi dengan operator proyeksi digunakan untuk menghasilkan relasi
di antara himpunan fuzzy dengan membangun tabel keputusan yang sederhana pada sistem
informasi I yang diberikan. Pengertian reduksi artinya mereduksi sistem informasi fuzzy
menjasi tabel keputusan yang lebih sederhana dan proyeksi artinya adalah proyeksi pada
himpunan fuzzy untuk menghasilkan relasi di antara dua himpunan fuzzy.
Berdasarkan pada jenis domain, atribut dapat dibagi menjadi dua kategori :
1. Atribut dengan domain himpunan fuzzy
Yaitu atribut dengan domain yang dapat diekspresikan dengan himpunan fuzzy
seperti umur, penghasilan, harga, angka mutu, dan lainnya.
2. Atribut dengan domain himpunan crisp
Yaitu atribut dengan domain yang hanya dapat diekspresikan dengan data crisp
seperti nama, kota, dan lainnya.