informasi atau materi pembelajaran. Dengan menggunakan media dimaksudkan terjadi interaksi belajar mengajar yang maksimal sehingga dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran bermanfaat karena pembeajaran akan lebih menarik, materi akan mudah dipahami, dan pengajaran lebih bervariasi.
2.1.9 KERANGKA BERFIKIR
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan hidup bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan di sekolah baik dari
jenjang pendidikan dasar sampai menengah dan lanjutan atau kejuruan.
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannyapengajaran
pendidikan jasmani belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Orientasi pembelajaran harus
disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan era globalisasi serta cara penyampaian yang menarik dan menyenangkan. Suasana pembelajaran yang
kondusif tentunya akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Dibutuhkan sebuah tindakan yang relevan yang dimaksudkan dapat menunjang
tujuan proses belajar mengajar dan juga membantu proses berfikir siswa agar dapat dengan segera memahami informasi yang dimaksud.
Untuk kepentingan pendidikan jasmani hal ini perlu dilakukan dalam penyampaian materi yang terkesan sulit dan membutuhkan pemahaman yang
mendalam. Sedangkan pada posisi lain guru juga mempunyai keterbatasan dalam memberikan tindakan, khususunya dalam pemberian contoh gerakan. Materi
senam dalam mata pelajaran penjas dipenuhi dengan rangkaian gerakan yang membutuhkan kejelian dalam mempelajarinya. Seorang guru yang kesulitan
menjadi model dalam pembelajaran handstand dapat mencari solusi dengan menggunakan alat peraga atau model lain sebagai contoh. Apabila salah dalam
memberikan contoh dapat membuat siswa menjadi mearasa takut dan canggung untuk mencoba. Selain itu minat belajar siswa juga akan menjadi berkurang. Hal
ini jelas akan menghambat tujuan proses pembelajaran. Guna menyikapi hal tersebut diatas, penggunaan tampilan gambar, audio
visual dan lain sebagainya dapat dijadikan alternatif dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran handstand menggunakan media audio visual
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar handstand siswa kelas XI SMK N 1 Pringapus tahun ajaran 20112012.
2.2 HIPOTESIS