Proses pembentukan rasa percaya diri
dibutuhkan, selalu
gagal, tidak
pernah menyerahkan
dan membahagiakan orangtua. Ia akan merasa rendah diri di mata saudara
kandungnya yang lain atau di hadapan teman-temannya.
b. Pola pikir negatif Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai
masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru, dan sebagainya. Reaksi individu terhadap seseorang atau sebuah peristiwa amat dipengaruhi
oleh cara berfikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung memersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Ia tidak
menyadari bahwa dari dalam dirinyalah, semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri Fatimah,
2008:152-153 bercirikan antara lain : 1 Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri “ saya
harus bisa begini…saya harus bisa begitu”. Ketika gagal, ia merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur.
2 Cara berfikir totalitas dan dualisme, “ kalau saya sampai gagal, berartii saya memang jelek”.
3 Pesimistik yang futuristik : satu saja kegagalan kecil menyebabkan dirinya merasa tidak akan berhasil meraih cita-
citanya di masa depan. 4 Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka
mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik.
5 Labeling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti “ saya memang bodoh”…”
saya ditakdirkan
untuk menjadi
orang susah”,
dan sebagainya…
6 Sulit menerima pujian atau hal-hal positif dari orang lain. 7 Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri.
Menurut pendapat di atas pola pikir orang yang kurang percaya diri adalah menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri ketika gagal,
ia merasa sesuruh hidup dan masa depannya hancur, cara berfikir totalitas dan dualisme, pesimis, tidak kritis dan selektif terhadap self
criticism, labeling, sulit menerima pujian, dan suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri.