24
tempat untuk merefleksikan diri dan merangsang tumbuhnya kreatifitas,
tempat yang nyaman dan mengundang inviting location kepada siapa saja untuk masuk, dan
tempat yang kondusif untuk berkontemplasimerenung contemplative
environment. Penelitian evaluasi dengan LibQual+TM ini dilakukan setiap tahun sekali
sebagai salah satu bentuk quality control untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan kepada para pengguna. Chapman dan Ragsdale 2002
mengemukakan tip-tip dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas layanan, yaitu selalu melibatkan pustakwan dari setiap level; selalu membuat perencanaan
jangka panjang; selalu menggunakan hasil survey dalam proses perencanaan; dan selalu mengkomunikasikan dengan seluruh staf perpustakaan tentang apa yang
dikerjakan serta menjelaskan mengapa hal tersebut dikerjakan.
2.9 Pengertian Skala Likert
Menurut Indriantoro dan Supomo 2002, skala Likert merupakan metode yang biasa digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Metode pengukuran ini dikembangkan oleh Rensis Likert sehingga dikenal dengan nama
Skala Likert. Nama lain dari skala ini adalah summated ratings methods. Menurut Simamora 2004, Skala Likert merupakan teknik pengukuran sikap
yang paling banyak digunakan dalam riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pertanyaan yang
diberikan adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas
25 paling rendah sampai paling tinggi. Pilihan jawaban bisa tiga, lima, tujuh, sembilan,
yang pasti ganjil. Menurut Sugiyono 2006, instrumen penelitian yang menggunakan Skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan
berganda. Beberapa peneliti menggunakan skala pengukuran yang genap dengan
menghilangkan nilai netral. Hal ini bertujuan untuk memaksa responden menentukan pilihan ke arah penilaian positif atau negatif Dutka, 1993.
2.10 Penarikan Contoh Sistematik
Penarikan contoh sistematik merupakan salah satu metode penarikan contoh berbasis peluang pemilihan secara acak, yaitu random komplek Jogiyanto, 2004.
Metode ini merupakan prosedur penarikan contoh yang memilih satu unit contoh secara acak dari k unit pertama. Untuk unit contoh berikutnya dipilih dari k unit
berikutnya sesuai dengan pengacakan pada k unit pertama. Menurut Indriantoro dan Supomo 2002, contoh yang dipilih berdasarkan
metode penarikan contoh sistematik, tergantung pada penentuan nomor contoh yang pertama dan jarak nomor antara contoh yang satu dengan yang lain. Metode ini
relatif mudah diterapkan jika telah tersedia kerangka contoh. Kelemahan metode ini adalah memungkinkan terjadinya bias sistematis, yaitu penyimpangan contoh dari
tujuannya karena sistematisasi yang digunakan oleh peneliti dalam penarikan contoh.
2.11 Statistik Deskriptif