Tabel 3. Dimensi biji buru hotong Sutanto,2006 Komponen Pangkal
Tengah Atas Rata-rata
Panjang biji mm 1.59 ± 0.12
1.56 ± 0.11 1.55 ± 0.11
1.57 ± 0.11 Lebar biji mm
1.27 ± 0.07 1.26 ± 0.10
1.26 ± 0.06 1.26 ± 0.09
Tebal biji mm 0.97 ± 0.10
0.95 ± 0.07 0.95 ± 0.05
0.96 ± 0.09 Diameter biji mm
1.25 ± 0.05 1.23 ± 0.06
1.23 ± 0.05 1.24 ± 0.03
Jarak antara pisau penyosoh dengan roller penyosoh adalah 1.75 x ukuran biji hotong terbesar yaitu sebesar 2.75 mm dan ukuran diameter saringan
yaitu 0.80 mm. Jika jarak antara pisau penyosoh dengan permukaan roller penyosoh lebih kecil daripada ukuran biji hotong, maka biji hotong akan pecah
dan roller penyosoh menjadi macet. Akibatnya penyosohan tidak akan berjalan dengan sempurna, sebaliknya jika jarak tersebut terlalu jauh biji tidak akan
terkikis.
B. Mekanisme Kerja Mesin
Mesin penyosoh hotong ini bekerja dengan menggunakan prinsip tekanan dan gesekan friction type. Mesin ini meniru prinsip kerja mesin
penyosoh beras tipe engelberg. Bedanya, pada mesin ini jarak antara pisau dengan silinder penyosoh tidak dapat diatur kembali. Jarak yang ada merupakan jarak
yang tetap dan ideal untuk penyosohan biji hotong. Menurut Hall dan Davis 1978 dalam Sutanto 2006, alat penyosoh dengan tipe tekanan dan gesekan
cukup baik untuk menyosoh bahan dengan ukuran diameter biji yang kecil.
Gambar 8. Skema penyosohan
Biji hotong dimasukkan kedalam mesin melalui hopper. Biji hotong akan jatuh secara gravitasi ke dalam ruang penyosohan. Kemudian untuk
sementara, saluran pengeluaran biji hotong yang terletak dibawah ruang penyosohan ditutup sampai waktu tertentu. Ruang penyosohan adalah celah antara
saringan dengan silinder penyosoh. Biji hotong yang telah memadati ruang penyosoh, akan ditekan oleh himpitan dua permukaan. Roller penyosoh yang
berputar, menyebabkan biji-biji hotong akan bergerak. Pisau-pisau penyosoh ini akan menghambat pergerakan biji yang bergerak-gerak selama penyosohan,
sehingga kulit biji akan terkikis dan terkupas. Kulit biji hotong juga akan terkupas oleh pergesekan sesama biji hotong dan pergesekan biji hotong dengan saringan.
Kulit dan dedak akan keluar melalui lubang-lubang saringan. Kulit dan dedak kemudian jatuh ke saluran pengeluararan dan dihisap oleh blower dan
akhirnya akan dibawa ke siklon untuk ditampung. Penahan biji hotong kemudian dibuka. Biji hotong hasil sosoh akan keluar melalui saluran pengeluaran untuk
ditampung.
Gambar 9. Mesin penyosoh biji hotong
C. Disain Fugsional
Disain fungsional adalah disain yang berkenaan dengan segi fungsi atau kegunaan dari setiap elemen atau komponen penyusun alat atau mesin terhadap
komoditas yang akan diproses. Setiap komponen memiliki fungsi khusus yang saling menunjang antar komponen. Secara umum ada empat fungsi utama yang
ada pada mesin penyosoh hotong ini. Fungsi tersebut yaitu fungsi pemasukan dan pengeluaran biji hotong, fungsi penyosoh, fungsi pemisah biji hotong dengan kulit
dan fungsi tenaga dan penggerak. Modifikasi mesin dilakukan pada fungsi penyosoh dan pemisahan biji hotong dengan hasil penyosohan. Ada sembilan
komponen mesin penyosoh yang menjalankan fungsi-fungsi itu, komponen- komponen tersebut sebagai berikut:
1. Hopper Hopper
berfungsi sebagai saluran pemasukan biji hotong ke dalam rumah penyosoh.
2. Rumah penyosoh Rumah penyosoh merupkan tempat penampung elemen-elemen penyosoh
mesin. Rumah penyosoh terdiri beberapa bagian yaitu a.
Pisau penyosoh: berfungsi untuk menekan dan menggesekan biji hotong hingga kulit arinya terlepas
b. Roller penyosoh: berfungsi sebagai komponen yang akan memutar biji
hotong dan menyebabkan pergesekan biji hotong. c.
Saringan: berfungsi sebagai penutup roller penyosoh dan memisahkan dedak dari biji hotong yang tersosoh
3. Sistem transmisi dan dudukannya Sistem transmisi adalah bagian penyalur tenaga dari motor listrik.
Bagian ini berfungsi untuk melakukan pergerakan penyosoh. Bagian-bagian sistem transmisi pada mesin penyosoh hotong ini adalah
a. Poros: berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi gaya putar dan
tempat memasang puli. b.
Puli: berfungsi sebagai dudukan sabuk. Diameter puli akan mempengaruhi kecepatan putar poros.
c. V-belt: berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari motor listrik
menuju roller penyosoh d.
Bearing: berfungsi sebagai dudukan poros dan as.
4. Saluran pengeluaran biji hasil penyosohan dan dedak Saluran pengeluaran berfugsi untuk mengeluarkan hasil penyosohan dan
dedak. Saluran pengeluaran biji terletak di bawah rumah penyosohan.
5. Saluran penghisap dedak Saluran penghisap dedak berfungsi untuk menghembuskan udara
penghisap kedalam rumah penyosoh. Udara penghisap akan mempercepat pembuangan dedak sehingga hasil penyosohan lebih bersih. Saluran penghisap
dedak dihubungkan dengan saluran pengeluaran dedak.
6. Blower Blower
berfungsi untuk menghasilkan udara penghisap dan udara penghembus. Udara penghisap berguna utuk menghisap dedak, sedangkan udara
penghembus akan membuang dedak menuju ruang penampung dedak siklon.
7. Motor listrik Motor listrik merupakan sumber tenaga penggerak mesin penyosoh
hotong. Energi listrik yang dihasilkan mesin dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin penyosoh.
8. Rangka penyangga Rangka penyangga berfungsi sebagai penopang mesin penyosoh, motor
listrik, dan blower. 9. Siklon
Siklon berfungsi untuk menampung bekatul dan kulit hasil penyosohan sehingga hasil penyosohan akan bersih.
D. Disain Struktural